Cermai

spesies tumbuhan

Nama  : AfdiLLah BP  : 05112005 Nama Tanaman  : Meniran (Phyllanthus niruri)

SUMBER...

Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia jilid II, 1138-1139, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta Mooryati S., 1998, Alam SumberKesehatan, 262-264, Balai Pustaka, Jakarta Sastroamidjojo,seno,1997,Obat Asli Indonesia,182,Dian Rakyat,Jakarta

Phyllanthus niruri




Ciri morfologi Nama lokal :

Child pick a back ( Inggris ) Kilanelli ( India ) Meniran ( Jawa ) Zhen chu cao, Ye xia zhu ( Cina ) Gasau madungi ( Ternate )

Klasifikasi : Divisi  : Spermatophyta Subdivisi  : Angiospermae Kelas  : Dicotyledonae Bangsa  : Geraniales Suku  : Euphorbiaceae Marga  : Phylianthus Jenis  : Phyllanthus niruri L.


Morfologi :

Meniran adalah tanaman semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang, dan tingginya antara 30 cm-50 cm


Batang :

Berbentuk bulat berbatang basah dengan tinggi kurang dari 50 cm, tidak berambut, hijau, diameternya  3 mm.

Daun :

Majemuk, berseling, anak daun 15-24, bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, panjang  1,5 cm, lebar  7 mm, tepi rata, hijau.

Bunga :

Bunga tunggal, terdapat pada ketiak daun menghadap ke arah bawah, menggantung, berwarna putih, daun kelopak bentuk bintang, benang sari dan putik tidak nampak jelas, mahkota bunga kecil, berwarna putih.

Buah :

Buahnya kotak, bulat pipih, licin, diameter  2mm, berwarna hijau keunguan.

Biji :

Biinya kecil, keras, berbentuk ginjal dan berwarna coklat.

Akar :

Merupakan akar tunggang, berwarna putih.

Syarat tumbuh :

Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang tumbuh liar di hutan-hutan, ladang ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada umumnya tidak dipelihara, karena dianggap tumbuhan rumput biasa. Meniran tumbuh subur di tempat yag lembab pada dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Seperti juga di sepanjang saluran air, semak-semak, dan tanah terlantar di permukaan.

ANATOMI.......

DAUN :

Epidermis atas terdiri dari 1 lapis sel dan agak menonjol keluar, epidermis bawah lebih menonjol dari epidermis atas, pada penampang tangensial sel epidermis atas dan bawah mempunyai dinding samping yang bergelombang, kutikula jelas dan berbintik. Stomata tipe anisositik, terdapat pada kedua permukaan, pada permukaan bawah lebih banyak. Jaringan palisade terdiri dari 1 lapis sel berbentuk silindrik, tebal jaringan hampir setengah tebal mesofil daun. Pada jaringan palisade dari varietas  genuinus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk prisma berukuran 10 m sampai 15 m; pada jaringan palisade dari varietas  javanicus terdapat hablur kalsium oksalat berbentuk roset berukuran lebih kurang 20 m. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel. Berkas pembuluh tipe kolateral, tulang daun di dalam mesofil disertai hablur kalsium oksalat berbentuk roset, umumnya berukuran lebih kecil dari hablur di jaringan palisade.


BATANG :

Epidermis terdiri dari 1 lapis sel dengan bentuk memanjang. Korteks terdiri dari jaringan kolenkim dan parenkim yang berisi butir hijau daun atau berisi hablur kalsium oksalat berbentu roset besar; kelompok serabut perisikel, berlignin dan tersusun dalam lingkaran yang terputus-putus. Floem sedikit. Xilem sekunder tersusun radial. Jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 2 deret sel yang agak terentang radial. Dalam parenkim empulur terdapat hablur serupa hablur di korteks.

BUAH :

Kulit buah terdiri dari 1 lapis sel epidermis, bentuk pipih dengan dinding luar cembung, kutikula berbintik; di bawahnya terdapat berturut-turut 1 lapis sel parenkim jernih; 2 lapis sel-sel kecil dengan dinding radial agak menebal, selapis sel serupa jaringan palisade yang jernih dengan dinding tangensial dalam dan luar lebih tebal dan berlignin.

BIJI :

Di dalam kulit biji terdapat 1 lapis sklerenkim yang terdiri dari sel batu berbentuk segi empat atau segi panjang, dinding luar dan dinding radial lebih tebal dari dinding dalam, berlignin, lumen berbentuk segi tiga, saluran noktah bercabang-cabang. Endosperm terdiri dari sel-sel kecil.

SERBUK :

Warna hijau kelabu. Fragmen pengenal adalah fragmen epidermis atas dan bawah serta hablur kalsium oksalat berbentuk prisma atau berbentuk roset yang berasal dari jaringan palisade atau parenkim di sekitar berkas pembuluh; fragmen mesofil; fragmen kulit buah dengan dinding tangensial serupa serabut sklerenkim; fragmen kulit biji tampak tengensial.

KANDUNGAN KIMIA

Filantina, hipofilantina, dan garam kalsium.

KHASIAT Diuretik, ekspektoran, dan emenagog.

KEGUNAAN 1. air seni berdarah 2. batu ginjal 3. haid tidak teratur 4. mencret 5. melancarkan air seni 6. mulas 7. sakit kuning 8. timbilen ( obat luar )

RAMUAN DAN TAKARAN

AIR SENI BERDARAH Ramuan : Herba meniran segar 9 tanaman Rimpang temu lawak 3 keping Daun bludru segar 6 helai Air 110 ml Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Diminum 1 kali sehari 100 ml Lama pengobatan : Diulang selama 3 hari

BISUL MATA ( TIMBILEN )

Ramuan : Herba meniran segar 9 tanaman Air 100 ml Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Beningan yang diperoleh, selagi hangat, digunakan untuk mencuci mata.n ramuan harus dibuat baru dan diperhatikan kebersihan bahan dan peralatan yang dipakai.

MELANCARKAN AIR SENI Ramuan : Herba meniran segar 5 tanaman Daun kumis kucing segar 15 helai Air 110 ml Cara pembuatan : Dibuat infus Cara pemakaian : Diminum 1 kali sehari 100 ml.


BEBERAPA PENELITIAN TENTANG PHYLLANTHUS NIRURI 1. Jazanul Anwar, Asmin Lubis, Sudarmi ( bagian Farmakologi, FK USU ) Telah melakukan penelitian efek antipiretik infus meniran pada burung merpati, dibandingkan dengan efek antipiretik parasetamol dan asetilosalisilat. Suhu tubuh dinaikkan dengan suntikan natrium dinitrofenol secara intramuskuler.

2. Elva Annisa, 1991 ( Fakultas Farmasi, UGM ) Telah melakukan penelitian efek antibakteri infus herba meniran terhadap Stahylococcus aureus dan Escherichia Coli serta Skrining fitokimia. Hasil penelitian sebagai berikut : o Infus herba meniran 2% b/v dapat menghambat pertumbuhan bakteri Sthylococcus aureus. o Herba meniran mengandung senyawa golongan minyak atsiri, flavonoid, zat pahit arbutin, glikosida antrakuinon, senyawa golongan fenol, dan tanin.

3. Nanik Isnaini, 1991 ( Fakultas farmasi, Ubaya ) Telahmelakukan penelitian daya hambat infus herba Meniran terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli, Shigella dysentriae, dan Staphylo-coccus aureus. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus herba Meniran dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Infus 20% setara dengan tetrasiklina HCl 0,2218 g/ml. Infus 30% setara dengan 0,5005 g/ml, infus 40% setara dengan 0,8008 g/ml, dan infus 50% setara dengan 0,8318 g/ml.

4. Lilik Sugiharti, 1992 ( Fakultas Farmasi, UNAIR ) Telah melakukan skrining fitokimia dan studi efek antidiare dari infus herba Meniran. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : o Herba Meniran mengandung senyawa alkoloid, triterpen, atau steroid. o Pada dosis 1 g dan 2 g/kg bb infus Meniran dapat menghambat diare akibat induksi oleum recini. o Pada dosis 0,5 g/kg bb dapat menurunkan produksi tinja dan frekuensi defekasi, tetapi belum dapat memperbaiki konsistensi tinja secara berarti.


SUMBER...

Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia jilid II, 1138-1139, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta Mooryati S., 1998, Alam SumberKesehatan, 262-264, Balai Pustaka, Jakarta Sastroamidjojo,seno,1997,Obat Asli Indonesia,182,Dian Rakyat,Jakarta




Cerme, cereme atau ceremai adalah nama sejenis pohon dengan buahnya sekali. Buah yang masam ini dikenal pula dengan nama-nama lain seperti ceremoi (Aceh), chermai (Mal.), karmay (Ilokano, Fil.), mayom (Thai.) dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dinamai Otaheite gooseberry, Malay gooseberry dan beberapa sebutan yang lain. Nama ilmiahnya adalah Phyllanthus acidus.

Pemerian

 
Buah di pohonnya

Perdu atau pohon kecil dengan ketinggian sampai 9 m, bercabang rendah dan renggang. Sepintas, pohon cerme bukan tidak mirip dengan pohon belimbing wuluh.

Daun tunggal, bundar telur dengan ujung runcing, panjang 2-7 cm, tersusun di rantingnya seperti daun majemuk menyirip.

 
Buah

Bunga-bunganya berkelamin tunggal atau ganda, merah, berbilangan 4, tersusun dalam malai hingga 12 cm. Buah batu, bulat dengan 6-8 rusuk, kuning keputihan menyerupai lilin, berdiameter hingga 2,5 cm, bergantungan sendiri atau dalam untaian. Daging buah keputihan, masam dan banyak berair, di tengahnya terdapat inti yang keras dengan 4-6 butir biji.

Manfaat

 
Lukisan menurut Blanco

Buah cerme sering dimakan segar dengan dicampur gula, garam atau dirujak. Cerme juga kerap dibuat manisan, direbus (disetup) atau dibuat minuman penyegar. Daun mudanya digunakan sebagai lalap.

Rebusan akar cerme digunakan untuk meringankan asma dan mengobati penyakit kulit. Bahan penyamak juga dihasilkan dari kulit akarnya.

Pohon cerme kerap ditanam sebagai peneduh atau penghias halaman dan taman. Pohon ini dapat tumbuh di daerah tropik dan subtropik, menyukai tempat yang lembab sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Cerme dapat dibiakkan melalui biji atau stek.

Penyebaran

Cerme diperkirakan memiliki asal-usul dari Madagaskar. Kini cerme telah menyebar ke berbagai wilayah tropis seperti di Asia Tenggara (Vietnam selatan, Laos, Indonesia dan Malaya bagian utara), kepulauan-kepulauan Mauritius, Réunion dan Rodrigues di Samudra Hindia, serta di Guam, Hawaii dan beberapa kepulauan lain di Samudra Pasifik.

Di tahun 1793, tanaman ini dibawa ke Jamaika dari Timor; dan semenjak itu menyebar luas ke seluruh kepulauan Karibia, diikuti kemudian dengan masuknya ke Amerika Tengah dan Selatan.

Jenis berkerabat

Cerme berkerabat dekat dengan pohon malaka (Phyllanthus emblica) dan meniran (P. niruri); keduanya adalah tumbuhan yang berkhasiat obat.



SUMBER...

Heyne, 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia jilid II, 1138-1139, Badan Litbang Kehutanan, Jakarta Mooryati S., 1998, Alam SumberKesehatan, 262-264, Balai Pustaka, Jakarta Sastroamidjojo,seno,1997,Obat Asli Indonesia,182,Dian Rakyat,Jakarta(125.162.88.196 12:58, 11 Juni 2008 (UTC))afdillah