Jaran Bodhag
Jaran Bodhag merupkan salah satu kesenian tradisional dari Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Warisan budaya ini merupakan kesenian yang telah ditetapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 153992B/MPK.A/DU/2014 pada tanggal 17 Oktober 2014 sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Jaran Bodhag masih lestari dikalangan masyarakat Probolinggo hingga saat ini. Acara ini biasanya digunakan untuk mengiringi dan mengarak acara pernikahan, khitanan, hajatan, dan lain sebagainya. Jaran Bodhag dalam terminologi Bahasa Jawa atau Madura dimaknai sebagai Jaran yang berarti kuda dan Bodhag yang berarti wadah. Hal tersebut berarti bahwa sebagai suatu kuda tiruan terbuat dari kayu menyerupai kepala kuda sampai leher. Lalu leher kuda kayu itu disambung peralatan lengkap dengan berbagai aksesoris. Kesenian ini disuguhkan dalam bentuk arak-arakan dijalan atau di depan rumah dengan diiringi alunan musik tradisional gamelan yang terdiri dari Kenong, Gong, Kendang, dan Sronen. Jaran bodhag ini dibawa oleh dua orang yang disebut sebagai Janis dan penunggang jaran. Dalam penyajiannya juga ditampilkan tembang-tembang tradisi khas jaran bodhag dengan pakaian penuh gemerlapan, unik, menarik, yang didesain sendiri oleh pemiliknya dengan segala kemampuan estetiknya Sejarah Kesenian Jaran Bodhag. Sejarah kesenian Jaran Bodhag ini tidak bisa dilepaskan dari kesenian Jaran Kencak yang merupakan cikal bakal dari Jaran Bodhag. Terdapat dari beberapa sumber yang mengatakan bahwa kesenian ini muncul pada awal Kemerdekaan Indonesia.[1]
Pertunjukan ini cukup popular di Kota Probolinggo yang hampir sama dengan pertunjukan Jaran Kencak yang merupakan sebutan dalam dialeg lokal untuk menyebut “Kuda Menari”. Ini adalah sejenis pertunjukan yang menggunakan kuda yang dilatih khusus untuk menari dan dirias dengan pakaian serta aksesoris lengkap. Adapun masyarakat pinggiran atau orang-orang miskin mendambakan suatu hiburan serupa dengan seni Jaran Kencak. Oleh karena ketidak mampuan mereka untuk memiliki maupun untuk sekedar menyewa kuda. Sehingga dibuatlah sebuah tiruan kuda yang terbuat dari kayu menyerupai kepala kuda sampai leher. Leher kuda kayu itu disambung dengan peralatan atau aksesoris mirip “Kuda Kencak” asli, yang memungkinkan seseorang dapat berdiri di dalam dan dikelilingi aksesoris kuda. “Penunggang’ kuda seolah-olah naik kuda, padahal ia berdiri dan berjalan (dengan kaki sendiri). Menyangga leher kepala kuda lengkap dengan aksesorisnya sehingga dari jauh mirip orang yang naik “Jaran Kencak” dan akhirnya sekarang berkembang dengan nama Jaran Bodhag.[2]
Rujukan
- ^ "KESENIAN JARAN BODHAG Jaran Bodhag adalah salah satu kesenian tradisional asli Probolinggo Jawa Timur dan merupakan warisan buda". webcache.googleusercontent.com. Diakses tanggal 2019-03-26.
- ^ "Tari Jaran Bodhag". Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Diakses tanggal 2019-03-25.