Kabupaten Bojonegoro

kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia
Revisi sejak 31 Maret 2019 08.24 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (Membatalkan suntingan berniat baik oleh 36.77.211.202 (bicara): Tanpa sumber. (Twinkle ⛔))



Kabupaten Bojonegoro (bahasa Jawa: ꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀​ꦧꦺꦴꦗꦤꦼꦒꦫ, translit. Kabupatèn Bojanegara, Pegon: كَبُڤَتَينْ بَوْجَونٚغَر) adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dengan ibukota Bojonegoro. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan 5 Kabupaten, yaitu dibagian utara dengan Kabupaten Tuban, bagian timur dengan Kabupaten Lamongan, bagian selatan dengan Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi, serta bagian barat dengan Kabupaten Blora (Jawa Tengah). Bagian barat Bojonegoro (perbatasan dengan Jawa Tengah) merupakan bagian dari Blok Cepu, salah satu sumber deposit minyak bumi terbesar di Indonesia.

Kabupaten Bojonegoro
Daerah tingkat II
Julukan: 
Kota Migas
Motto: 
"Jer Karta Raharja Mawa Karya" (dari Bahasa Jawa yang artinya "Jika Ingin Sejahtera Harus Bekerja")
Peta
Peta
Kabupaten Bojonegoro di Jawa
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro
Peta
Kabupaten Bojonegoro di Indonesia
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro (Indonesia)
Koordinat: 7°09′S 111°53′E / 7.15°S 111.88°E / -7.15; 111.88
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
Tanggal berdiri20 Oktober 1677
Dasar hukum-
Ibu kotaKota Bojonegoro
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 28
  • Kelurahan: 11
  • Desa: 419
Pemerintahan
 • BupatiDR. Hj. Anna Muáwanah
 • Wakil BupatiDrs. H. Budi Irawanto, M.Pd
Luas
 • Total2.384,02 km2 (92,048 sq mi)
Populasi
 ((2015)[1])
 • Total1.437.210
Demografi
 • AgamaIslam 99.01%
Kristen Protestan 0.43%
Katolik 0.32%
Hindu 0.16%
Buddha 0.05%
Konghucu 0.03%[2]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3522 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0353
Kode Kemendagri35.22 Edit nilai pada Wikidata
Semboyan daerahJer Kerta Raharja Mawa Karya
Situs webwww.bojonegorokab.go.id

Geografi

Bengawan Solo mengalir dari selatan, menjadi batas alam dari Provinsi Jawa Tengah, kemudian mengalir ke arah timur, di sepanjang wilayah utara Kabupaten Bojonegoro. Bagian utara merupakan Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo yang cukup subur dengan pertanian yang ekstensif. Kawasan pertanian umumnya ditanami padi pada musim penghujan, dan tembakau pada musim kemarau. Bagian selatan adalah pegunungan kapur, bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian barat laut (berbatasan dengan Jawa Tengah) adalah bagian dari rangkaian Pegunungan Kapur Utara.

Kota Bojonegoro terletak di jalur Surabaya-Cepu-Semarang. Kota ini juga dilintasi jalur kereta api jalur Surabaya-Semarang-Jakarta.

Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh keadaan tanah yang berbukit yang berada di sebelah selatan (Pegunungan Kapur Selatan) dan sebelah utara (Pegunungan Kapur Utara) yang mengapit dataran rendah yang berada di sepanjang aliran Bengawan Solo yang merupakan daerah pertanian yang subur. Lebih jelaskondisi topografidi Kabupaten Bojonegoro. Wilayah Kabupaten Bojonegoro didominasi oleh lahan dengan kemiringan yang relatif datar. Hal tersebut dapat ditunjukkan pada tabel diatas, bahwa 91,26% wilayah Kabupaten Bojonegoro memiliki kemiringan antara 0-15%. Permukaan tanah di Kabupaten Bojonegoro rata-rata berada pada ketinggian dari permukaan laut yang relatif rendah, yaitu berada pada ketinggian antara 25 - 500 m dari permukaan laut.

Sejarah

Masa kehidupan sejarah Indonesia Kuno ditandai oleh pengaruh kuat kebudayaan Hindu yang datang dari India sejak Abad I. Hingga abad ke-16, Bojonegoro termasuk wilayah kekuasaan Majapahit. Seiring dengan berdirinya Kesultanan Demak pada abad ke-16, Bojonegoro menjadi wilayah Kerajaan Demak. Dengan berkembangnya budaya baru yaitu Islam, pengaruh budaya Hindu terdesak dan terjadilah pergeseran nilai dan tata masyarakat dari nilai lama Hindu ke nilai baru Islam dengan disertai perang dalam upaya merebut kekuasaan Majapahit (wilwatikta). Peralihan kekuasaan yang disertai pergolakan membawa Bojonegoro masuk dalam wilayah Kerajaan Pajang (1586), dan kemudian Mataram (1587).

Pada tanggal 20 Oktober 1677, status Jipang yang sebelumnya adalah kadipaten diubah menjadi kabupaten dengan Wedana Bupati Mancanegara Wetan, Mas Tumapel yang juga merangkap sebagai Bupati I yang berkedudukan di Jipang. Tanggal ini hingga sekarang diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Bojonegoro. Tahun 1725, ketika Pakubuwono II (Kasunanan Surakarta) naik tahta, pusat pemerintahan Kabupaten Jipang dipindahkan dari Jipang ke Rajekwesi, sekitar 10 km sebelah selatan kota Bojonegoro sekarang.

 
Peta Bojonegoro dari tahun 1950
Berkas:Bojonegoro regency tourism map.png
Peta Tempat Wisata di Bojonegoro
 
Kantor Pos Pusat
 
Monumen pahlawan di TMP Kota
 
Patung Lettu Soejitno di Alun-alun Bojonegoro
 
Kantor residen
 
Jembatan Kali Ketek di atas Bengawan Solo
 
Bengawan Solo dilihat dari Bojonegoro
 
Masjid Agung Bojonegoro, Sebelum direnovasi
Berkas:Al Birru Pertiwi05.jpg
Masjid Al-Birru Pertiwi di Dander
 
Klenteng Hok Swie Bio Bojonegoro
Berkas:Kayangan Api.jpg
Api Abadi Kayangan Api di Ngasem

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
1 Pangeran Mas Toemapel 1677 1705 1
2 Ki Wirosentiko
R. Tumenggung Surowidjojo
1705 1718 2
3 Ki Songko
R. Tumenggung Hario Matahun I
1718 1741 3
4 R. Tumenggung Hario Matahun II 1941 1943 4
5 R. Tumenggung Hario Matahun III 1743 1755 5
6 R. Ronggo Prawirodirjo I 1755 1756 6
7 R. Purwodidjojo 1756 1760 7
8 R. M. Guntur Wirotedjo 1760 1800 8
9 R. Ronggo Djenggot 1800 1811 9
10 R. Prawirosentiko 1811 1816 10
11 R. Tumenggung Sumonegoro 1816 1821 11
12 R. Tumenggung Sosrodiningrat 1821 1823 12
13 R. Tumenggung Purwonegoro 1823 1825 13
14 R. Adipati Djojonegoro 1825 1827 14
15 R. Tumenggung Sosrodilogo 1827 1828 15
16 R. Adipati Djojonegoro 1828 1844 16
17 R. Adipati Tirtonoto I 1844 1878 17
18 R. M. Tumenggung Tirtonoto II 1878 1888 18
19 R. M. Sosrokusumo 1888 1890 19
20 R. Adipati Aryo Reksokusumo 1890 1916 20
Selama Periode Hindia Belanda (1918–1942)
21 R. Adipati Aryo Kusumoadinegoro 1916 1936 21
22 R. Dradjat 1936 1937 22
23 R. Tumenggung Achmad Surjodiningrat 1937 1943 23
Selama Periode Penjajahan Jepang (1942–1945)
24 R. Tumenggung Oetomo 1943 1945 24
Periode Republik Indonesia (1945–)
25 R. Tumenggung Sudiman Hadiatmodjo 1945 1947 25
26 Mas Surowijono 1947 1949 26
27 R. Tumenggung Sukardi 1949 1950
28 R. Sundaru 1950 1951 28
29 Mas Kusno Suroatmodjo 1951 1955 29
30 R. Baruno Djojoadikusumo 1955 1959 30
31 R. Soejitno 1959 1960 31
32 R. Tamsi Tedjo Sasmito 1960 1968 32
33 Letkol Inf (Purn.)
Sandang
1968 1973 33
34 Kolonel Inf (Purn.)
Alim Sudarsono
1973 1978 34
35 Drs.
Soeyono
1978 1983 35
36 Drs.
Soedjito
1983 1988 36
37   Drs. H.
Imam Soepardi
1988 1993 37
1993 1998 38
38 Drs. H.
Atlan
1998 2003 39
39 Kolonel Inf (Purn.) H.
Mohammad Santoso
2003 2008 40 Talhah
40   Drs. H.
Suyoto
M.Si.
12 Maret 2008 12 Maret 2013 41 Letkol Inf (Purn.) Setyo Hartono
13 Maret 2013 13 Maret 2018 42 [3]
Dr.
Suprianto
13 Maret 2018 25 September 2018 [4][5]
41   Dr. Hj.
Anna Mu'awanah
24 September 2018 24 September 2023 43 [6] Budi Irawanto

Adriyanto, S.E., M.M., M.A., Ph.D.
24 September 2023 Penjabat [7]


Dewan Perwakilan

Komposisi anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro selama lima periode adalah sebagai berikut:

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004–2009[8] 2009–2014[8] 2014–2019[9] 2019–2024[10] 2024–2029[11]
PKB 14   5   6   10   13
Gerindra (baru) 1   5   6   8
PDI-P 8   5   5   5   6
Golkar 9   7   7   5   5
NasDem (baru) 2   3   1
PKS 1   4   4   2   2
Hanura (baru) 2   2   1   2
Garuda (baru) 1   0
PAN 5   7   6   3   3
PBB 1   0   0   0   2
Demokrat (baru) 4   6   7   6   5
Perindo (baru) 2   0
PPP 1   3   5   4   3
PKPI 0   1   1   2
PBR (baru) 1   2
Pelopor (baru) 0   1
PKNU (baru) 3
PKPB (baru) 1   1
PNBK (baru) 0   2
Jumlah Anggota 45   50   50   50   50
Jumlah Partai 10   15   11   13   11

Kecamatan

Kabupaten Bojonegoro terdiri atas 28 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 419 desa dan 11 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Bojonegoro.

Perencanaan Daerah

Pemkab Bojonegoro mempunyai beberapa rencana jangka panjang dan jangka pendek untuk membangun Kabupaten Bojonegoro, di antaranya:

  • Membangun Mega Proyek di antaranya Gedung Dinas Pendidikan, Jembatan Penghubung Padangan - Kasiman , Masjid Agung Darusalam, Alun-alun, dan Gedung Pemkab tujuh lantai, Hotel Griya Dharma Kusuma (GDK), Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Ngasem, dan Pembangunan Gedung Olah Raga (GOR)[12]. Untuk Proyek Gor yang memakan anggaran sebesar Rp.28 Miliar ini dibangun diatas lahan seluas 2,3 hektare dan akan dilengkapi berbagai fasilitas. Dalam gedung seluas 3.500 meter persegi ini akan diisi dengan Lapangan Basket, Futsal, Bulu Tangkis dan Lapangan Voli. Nantinya, gedung ini juga bisa menampung 2.500 penonton. Fasilitas lainnya yang akan disediakan untuk melengkapi GOR antara lain ruang ganti, toilet dan ruang kantor untuk Komite Olah Raga Nasional Indonesia (KONI) Cabang Bojonegoro.
  • Membangun Jalur lingkar luar (ring road) yang rencana akan dimulai dari Proliman, Kapas sampai Kalitidu, pembangunan ring road dimaksudkan untuk mengurangi kendaraan bertonase besar lewat dalam Kota Bojonegoro. Rencana pembangunan akan dimuai pada tahun 2016.[13]
  • Membangun Taman Kota Rajekwesi yang berada di selatan kota berada di Jalan Rajekwesi yang baru akan Beroperasi Tahun 2016.[14]
  • Merehap Wisata Wana Wisata Dander dan Membangun wisata air Waterboom.[15]
  • Merehab Alun-alun Bojonegoro.
  • Membangun wisata malam di Api Abadi Kayangan Api yang berada di Kecamatan Ngasem.[16]
  • Membangun Waduk Gongseng yang berada di Kecamatan Temayang, waduk gongseng memiliki daya tampung yang sama dengan air yang tertampung di Waduk Pacal saat ini yang mencapai 22 juta meter kubik.[17]

Sosial Budaya

Masyarakat Samin

Dusun Jepang, salah satu dusun dari 9 dusun di Desa Margomulyo yang berada di kawasan hutan memiliki luas 74,733 hektare. Jarak sekitar 4,5 kilometer dari ibu kota Kecamatan Margomulyo, 69 kilometer arah barat-selatan atau kurang lebih dengan jarak tempuh antara 2-2,5 jam perjalanan dengan kendaraan dari ibu kota Bojonegoro dan 259 kilometer dari ibu kota Provinsi Jawa Timur (Surabaya).

Masyarakat Samin yang tinggal di dusun tersebut, adalah figur tokoh atau orang-orang tua yang gigih berjuang menentang Kolonial Belanda dengan gerakan yang dikenal dengan Gerakan Saminisme, yang dipimpin oleh Ki Samin Surosentiko. Dalam Komunitas Samin tidak ada istilah untuk membantu Pemerintah Belanda seperti menolak membayar pajak, tidak mau kerja sama, tidak mau menjual apalagi memberi hasil bumi kepada Pemerintah Belanda. Prinsip dalam memerangi Kolonial Belanda melalui penanaman ajaran Saminisme yang artinya sami-sami amin (bersama-sama) yang dicerminkan dan dilandasi oleh kekuatan, kejujuran, kebersamaan dan kesederhanaan.

Sikap perjuangann mereka dapat dilihat dari profil orang samin yakni gaya hidup yang tidak bergelimpangan harta, tidak menjadi antek Belanda, bekerja keras, berdoa, berpuasa dan berderma kepada sesama. Ungkapan-ungkapan yang sering diajarkan, antara lain: sikap lahir yang berjalan bersama batin diungkapkan yang berbunyi sabar, nrimo, rilo dan trokal (kerja keras), tidak mau merugikan orang lain diungkapkan dalam sikap sepi ing pamrih rame ing gawe dan selalu hati-hati dalam berbicara diungkapkan ojo waton ngomong, ning ngomong kang maton. Lokasi masyarakat Samin (dusun Jepang) memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi objek Wisata Minat Khusus atau Wisata Budaya Masyarakat Samin melalui pengembangan paket Wisata Homestay bersama masyarakat Samin. Hal yang menarik dalam paket ini ialah para wisatawan dapat menikmati suasana dan gaya hidup kekhasan masyarakat Samin. Untuk rintisan tersebut, kebijakan yang telah dilakukan adalah melalui penataan kampung dan penyediaan fasilitas sosial dasar.

Tari Tayub

Tayub merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitarnya. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang Jawa yang dilantunkan oleh waranggono yang syairnya sarat dengan petuah dan ajaran.

Pertunjukan tari ini banyak dipergunakan untuk meramaikan kegiatan hajatan yang banyak dilaksanakan oleh warga Bojonegoro ataupun kegiatan kebudayaan yang lain. Biasanya dalam mengadakan kegiatannya, tarian tayub ini sudah terkoordinasi dalam suatu kelompok tertentu dengan nama khas masing-masing.

Biasanya kelompok-kelompok tari tayub ini banyak terdapat di Kecamatan Temayang dan Bubulan yang terletak sekitar 30 km dari Kecamatan Kota Bojonegoro.

Wayang Thengul

Wayang Thengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro yang dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan pelog/slendro yang kemungkinan besar mendapat pengaruh dari alat musik Ponorogo.

Walaupun wayang thengul ini jarang dipertunjukkan lagi, tetapi keberadaannya tetap dilestarikan di Kabupaten Bojonegoro, khususnya di Kecamatan Kanor yang berasalkan dari kata KANORAGAN karena pada ssat itu warok ponorogo menunjukan kekuatan kanoragaanya di sela-sela pentas reog ponorogo dan wayang thengul, daerah ini yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro.

Perkembangan Wayang Thengul saat ini hingga keluar kota Bojonegoro, Seperti di Ponorogo yang dikenal dengan Wayang YES yang mendapatkan didikan secara langsung di Bojonegoro. Namun pada Wayang Yes memiliki perbedaan pada tokoh cerita, bahkan berkaloborasi dengan dangdut, jazz, bahkan reyog.

Pariwisata

Bojonegoro memiliki banyak tempat wisata meskipun belum terkelola secara maksimal. Akan tetapi hal ini tentu saja bisa menjadi daya tarik tersendiri. Berikut adalah beberapa di antaranya:

Wisata alam

Wisata keluarga

Wisata sejarah

Wisata religi

Wisata belanja

Wisata taman kota

Produk unggulan (Potensi Bojonegoro)

  • Kerajinan mebel kayu jati

Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur. Adapun daerah-daerah yang terkenal sebagai industri mebel yaitu di antaranya sukorejo dan temayang. apa yang membedakan mebel bojonegoro dengan mebel yang lain, mebel bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur yang bisa di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil mebelnya dan ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang khas.

  • Kerajinan bubut-cukit

Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tetapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.

  • Kerajinan limbah kayu

Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.

  • Kerajinan batu onix

Bojonegoro memiliki tambang batu onix yang melimpah sehingga berbagai produk kerajinan onix dapat dihasilkan dengan kualitas sangat memuaskan. Pusat kerajinan batu onix terdapat di Kecamatan Bubulan.

Ledre adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang susu,dll. tetapi yang khas di daerah bojonegoro atau lebih optimalnya dalam membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja.

  • Rengginang Singkong

Rengginang singkong merupakan oleh-oleh yang bisa didapatkan di Bojonegoro. Jika rengginang pada umumnya berbahan dasar ketan, rengginang singkong berasal dari bahan dasar singkong yang diolah dan dijadikan rengginang. selain mengangkat nilai ekonomi dari singkong, rengginang singkong juga dikenal dengan rasanya yang renyah dan gurih. Sangat cocok untuk dijadikan oleh-oleh dan dinikmati sebagai camilan ketika berkumpul bersama keluarga. Rengginang singkong ini bisa didapatkan di desa Ngraseh, kecamatan Dander. Juga bisa didapatkan di toko oleh-oleh di Bojonegoro.

  • Salak Wedi

Salak Wedi rasanya manis, masir, renyah, segar dan besar. Dapat dijumpai di setiap pekarangan rumah penduduk di desa Wedi dan sekitarnya. Perbedaan Salak Wedi dengan salak lain, seperti Salak Pondoh, adalah kandungan air yang lebih banyak sehingga membuat Salak Wedi terasa lebih segar. Keberadaan Salak Wedi sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun silam, yang secara turun-temurun telah menjadi sumber pendapatan bagi warga Desa Wedi. Konon asal muasal bibit salak ini pertama kali dibawa oleh seorang Ulama' yang mengajarkan agama Islam di desa Wedi. Dari bibit tersebut terus berkembang hingga tidak hanya desa Wedi tetapi meliputi juga beberapa desa sekitar Wedi, yaitu Kalianyar dan Tanjungharjo.

  • Blimbing Ngringinrejo

Blimbing dengan berat 2 - 3 ons per buah dapat dijumpai di kebun buah desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro. Rasanya manis, segar dan harum, sangat tepat untuk hidangan penutup, rujak dan lain-lain.

  • Tembakau Virginia

Bojonegoro adalah penghasil tembakau virginia terbesar di Indonesia dan telah lama dikenal sebagai tembakau terbaik di dunia. Hijaunya tanaman tembakau hampir di seluruh wilayah Bojonegoro dapat dilihat antara bulan Mei - Oktober.

  • Pepaya Kalifornia Bakalan[17]

Daerah di Bojonegoro selain penghasil buah salak dan buah blimbing juga penghasil pepaya manis Kalifornia. Perkebunan pepaya ini berada di Desa Bakalan, Kecamatan Kapas, Bojonegoro.

Forum Warga Bojonegoro

Forum yang diadakan oleh masyarakat Bojonegoro dimana membahas permasalahan yang ada, baik oleh warga yang tinggal di Bojonegoro ataupun di luar daerah. Dan forum ini memperbolehkan anggota untuk mengirimkan saran dan kritik atas kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro. Sehingga Kebijakan yang diambil oleh PemKab diharapkan dapat memenuhi harapan dan kesejahteraan masyarakat.

Tokoh Terkenal

  • KH. Mohammad Sholeh Talun (Pendiri & Pengasuh Ponpes Attanwir) Talun Sumberrejo Bojonegoro Yang merupakan Guru Besar dan panutan Para Tokoh - Tokoh Bojonegoro.
  • Kyai Haji Anwar Zahid, ulama dari desa Simorejo, Kanor, Bojonegoro yang menjadi pembicara sekaligus artis lokal dengan slogan lucunya "Qulhu ae Lek !"
  • Sandirono, pelawak dari Bojonegoro berkepala botak yang menjadi duet maut bersama seniman ludruk H. Kirun di setiap acara pentas seni di JTV
  • Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc, adalah Menteri Sekretaris Negara yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Sebelumnya ia merupakan rektor Universitas Gadjah Mada yang ke 14.[13]
  • Mayjen TNI Basofi Sudirman, adalah Gubernur Jawa Timur periode 1993-1998. Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Kasdam Bukit Barisan (1986-1987) danWakil Gubernur Jakarta tahun 1987-1992.
  • Letjen TNI H. Sudirman Seorang pahlawan dari Bojonegoro yang namanya diabadikan menjadi nama Stadion sepak bola di Bojonegoro dan ayah dari mantan Gubernur Jawa Timur, Mayjen TNI Basofi Sudirman
  • DR.H.Akmal Boedianto SH., M.Si adalah Akademisi sekaligus Birokrat yang memulai karier nya di Bojonegoro, pada masa orde baru beliau merupakan Sekretaris DPD Golkar Bojonegoro, saat menjabat sebagai kepala pemdes Bojonegoro ia pernah membuat terobosan dengan merombak seluruh perangkat desa di bojonegoro yang berusia tua.

Media Massa

Terdapat beberapa media lokal di Kabupaten Bojonegoro, diantaranya:

Media Online

Media Televisi

  • B-One TV Bojonegoro
  • Jtv Bojonegoro

Media Radio

Nama Frekuensi
Radio Bass 96,6 FM
Radio Duta Swara 88,3 FM
Radio Graha 97,8 FM
Radio IBS 94,4 FM
Radio Istana 95 FM
Radio Lintas 89,9 FM
Radio Malowopati 95,8 FM
Radio Maxi 107,3 FM
Radio Menara Darus Salam 106,3 FM
Radio Nuansa 104,5 FM
Radio Pelangi 105,3 FM
Radio Permata 107,0 FM
Radio Prima 93 FM
Radio Prima Husada 107,8 FM
Radio Puspa Jaya 101,7 FM
Radio Suara madani 102,5 FM
Radio Kota 89,1 FM
Radio Swara Bojonegoro Indah 103,3 FM
Radio Voice of SMK 106,5 FM

Referensi

  1. ^ "Kabupaten Bojonegoro Dalam Angka 2016", diakses 07 Agustus 2017
  2. ^ "Kabupaten Bojonegoro Dalam Angka 2016", diakses 07 Agustus 2017
  3. ^ Adhi, Adrianus (13 Maret 2013). Pramono, Heru, ed. "Bupati Dan Wakil Bupati Bojonegoro Dilantik Gubernur". Tribun News Surabaya. Diakses tanggal 13 Maret 2013. 
  4. ^ "Suprianto Jabat Pj Bupati Bojonegoro". Kumparan. 12 Maret 2018. Diakses tanggal 12 Maret 2018. 
  5. ^ "Dr.Suprianto Dilantik sebagai Pj Bupati Bojonegoro". Situs Resmi Kabupaten Bojonegoro. 13 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-19. Diakses tanggal 13 Maret 2018. 
  6. ^ Sudarsono, Muhammad (25 September 2018). Prastika, Dwi, ed. "Resmi Dilantik, Anna Muawanah Jadi Bupati Perempuan Pertama di Kabupaten Bojonegoro". Tribun News Jatim. Diakses tanggal 25 September 2018. 
  7. ^ "Pj. Bupati Adriyanto Resmi Pimpin Bojonegoro". Bojonegoro.go.id. 24 September 2023. Diakses tanggal 24 September 2023. 
  8. ^ a b "Kabupaten Bojonegoro dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro. 13-09-2013. Diakses tanggal 27-10-2023. 
  9. ^ "Kabupaten Bojonegoro dalam Angka 2018". Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro. 16-08-2018. Diakses tanggal 27-10-2023. 
  10. ^ Berikut Ini Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro Terpilih dalam Pemilu 2019
  11. ^ blokBojonegoro.com. "Daftar 50 Anggota DPRD Bojonegoro Terpilih Periode 2024-2029". blokbojonegoro.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-06-27. 
  12. ^ "Pembangunan GOR Bojonegoro Segera Rampung" website kanalbojonegoro.com
  13. ^ a b "Profil Pratikno" website ugm.ac.id
  14. ^ "Taman Kota Rajekwesi" website blogbojonegoro.com
  15. ^ "Anggaran Pembangunan Waterboom di Dander Rp. 7 Miliyar" website blogbojonegoro.com
  16. ^ "Anggaran Perbaikan Wisata di Bojonegoro" website blogbojonegoro.com
  17. ^ a b " Pepaya Kalifornia" website blokbojonegoro.com

Pranala luar

(Indonesia) Berita Seputar Bojonegoro (Indonesia) rakyat independen Berita Daerah Bojonegoro