Baju Koje adalah sebutan untuk baju tradisional laki-laki suku Kaili yang ada di Sulawesi Tengah.[1] Baju Koje berbentuk kemeja dengan lengan panjang, biasanya penggunaan baju ini dikombinasikan dengan celana yang panjangnya hingga lutut.[2] Suku Kaili mewakili 20% penduduk provinsi Sulawesi Tengah, banyak diantaranya tinggal di kota Palu dan Kabupaten Donggala.

Baju Adat

Indonesia yang dikenal dengan keberagaman budaya dan adat istiadatnya, yang berdampak pada beragamnya jenis baju tradisional dari setiap suku. Suku Kaili di Sulawesi Tengah, sebagai suku asli dengan persentase terbanyak atau mewakili 20% penduduk di Sulawesi Tengah dari suku asli Sulawesi Tengah. Suku Kaili sama seperti suku lainnya di Indonesia, juga memiliki baju tradisionalnya sendiri. Baju untuk kaum perempuan disebut Baju Nggembe sedangkan untuk kaum pria disebut baju Koje.[2]

Baju Koje atau yang biasa juga disebut dengan baju Ceki berbentuk kemeja dengan lengan panjang. Kerah baju Koje agak tegak dan ukurannya pas jika ada dileher. Pada adat Kaili sendiri, untuk menggunakan baju ini umumnya akan dipadukan dengan setelan celana atau bawahan yang disebut dengan Puruka Pajana.[3]

Celana Puruka Pajana adalah celana yang ketat dengan panjang sebatas dari linggang hingga ke lutut. Namun ukuran killnya tetap agak lebar, supaya pemakai celana ini merasa nyaman serta bisa memberikan sedikit ruang gerak khususnya saat dikenaan untuk berjalan ataupun juga saat duduk.[2]

Untuk berbagai acara adat, pemakaian baju Koje selalu dikombinasikan dengan beebagai aksesoris, supaya penampilan pemakai terlihat lebih sempurna.[3] Penambahan atribut lainnya bisa berupa adanya penggunaan sarung tambahan yang dinekana pada pinggang. Selain itu, aksesoris lainnya yang jangan sampai ketinggalan ialah keris, dan juga aksesoris berupa Siga atau destar sebagai penutup bagian kepala.[2] Siga adalah berupa topi penutup kepala yang kerap dipakai bersamaan dengan baju Koje dan celana Puruka Pajana.

Untuk penggunaan baju Koje dan celana Puruka Pajana tidak selalu bersamaa. Terkadang pemakaian Puruka Pajana bisa dikenakan dengan bertelanjang dada. Kaum pria suku Kaili sering menjadikan sarung sebagai pakaian pelengkap untuk menutupi badan. Sarung ini juga biasanya hanya disampirkan dibahu untuk menghangatkan badan. Selain kain sarung, mereka juga akan memakai ikat kepala Siga, dan membawa kampuh. Warna untuk Ikat kepala ini memiliki beragam warna. Warna yang dipakai berdasarkan status sosial pemakainya dimasyarakat. Sedangkan Kampuh, berisi pinang dan sirih, serta berisi berbagai benda. Beberapa orang suku Kaili menggunakaannya sebagai bahan untuk meramal dan akan yang dapat digunakan untuk meramal oleh pemiliknya dan dikalungkan pada leher mereka.

Baju Kebanggaan Sulawesi Tengah

Sama halnya seperti Baju Nggembe baju kaum perempuan suku Kaili, baju Koje menjadi ikon baju tradisional Sulawesi Tengah. Kerap sekali baju ini mewakili Sulawesi Tengah dalam berbagai acara atau pagelaran budaya di Indonesia. Berbagai tokoh masyarakat atau aparat pemerintah dari pusat (Jakarta) sering mengenakan baju Koje ketika mengunjungi provinsi ini.[4] Dengan demikian, hal ini menjadi kebanggan tersendiri bagi suku Kaili, karena dengan demikian, masyarakat luas khususnya di Indonesia lebih mengenal akan baju tersebut.

Warna Baju

Baju Koje layaknya baju yang cukup sederhana dan memiliki warna dasar yang berbeda-beda. Warna baju Koje yang sering digunakan ialah warna putih, merah, kuning dan hitam.[1]

Referensi

  1. ^ a b "Inilah 4 Pakaian Adat Dari Sulawesi Tengah". www.kamerabudaya.com. Diakses tanggal 8 April 2019. 
  2. ^ a b c d "Pakaian Adat Pria Kaili Bernama Baju Koje Sulawesi Tengah". www.budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 9 April 2019. 
  3. ^ a b "Pakaian Adat Sulawesi". www.wacana.co. Diakses tanggal 15 April 2019. 
  4. ^ "Cak Imin Kenakan Siga". www.m.radarbangsa.com. Diakses tanggal 15 April 2019.