Eko Yanche Edrie
Eko Yanche Edrie (lahir 5 Juli 1963) adalah seorang wartawan Indonesia yang saat ini menjabat sebagai pemimpin redaksi Harian Khazanah. Harian Khazanah merupakan surat kabar yang didirikannya pada 2013, yang semula bernama Metro Andalas. Ia aktif dalam organisasi profesi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan saat ini menjadi Wakil Ketua PWI Sumbar periode 2018–2022.
Eko Yanche Edrie | |
---|---|
Lahir | Aia Angek, Padang Panjang, Sumatra Barat, Indonesia | 5 Juli 1963
Pekerjaan | Jurnalis |
Tahun aktif | 1982–sekarang |
Eko mengawali karier jurnalistiknya pada 1982 di Harian Haluan. Pada 1984, ia bergabung dengan Singgalang dan menjadi wartawan hingga tahun 1998. Setelah itu, ia sempat menjadi redaktur pelaksana untuk Harian Mimbar Minang dan Harian Haluan. Pada 2013, ia mendirikan Harian Metro Andalas yang kini berganti nama menjadi Harian Khazanah.[1]
Eko menjadi penulis dan editor sejumlah buku. Selain itu, ia telah memenangkan beberapa penghargaan dalam lomba penulisan di tingkat nasional.[2]
Kehidupan awal
Eko lahir dengan nama Edri Yunifta di Nagari Aia Angek, dekat Padang Panjang, Sumatra Barat. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar di kampungnya, ia mengambil Sekolah Teknik (ST) di Padang Panjang dan Sekolah Teknologi Menengah (STM) di Bukittinggi. Saat bersekolah di STM, ia sudah berkenalan dengan dunia tulis-menulis. Ia bersama Hasril Chaniago menjadi pengasuh majalah sekolah Gesit (Gema Siswa Teknologi).[2]
Tamat pada 1982, Eko mendapatkan undangan untuk kuliah di Fakultas Keguruan Teknik (FKT) IKIP Padang karena prestasinya sebagai juara kelas. Namun, Eko memilih menekuni minatnya dalam jurnalistik. Eko mengirimkan novelnya yang dimuat sebagai cerita bersambung di Harian Haluan, sembari menjadi penyiar Radio El-Em Bahana di Padang Panjang.[2]
Wartawan
Pada 1984, Eko bergabung sebagai wartawan Singgalang, menyusul Hasril Chaniago yang telah menjadi Wakil Redaktur Pelaksana Singgalang. Di Singgalang, Eko semula ditugaskan di Padang Panjang sebelum ditugaskan di Solok. Pada 1990, ia ditarik Singgalang ke Padang dan memegang posisi sebagai redaktur.
Ia menjadi wartawan Singgalang hingga 1998. Setelah itu, Eko bersama 17 wartawan lainnya mengundurkan diri dan mendirikan koperasi bersama ICMI. Lewat koperasi, Eko dan rekan-rekan menerbitkan Harian Mimbar Minang. Eko memegang posisi sebagai redaktur pelaksana. Harian Mimbar Minang merupakan koran pertama di Indonesia yang pemiliknya 100 persen koperasi. Namun, Harian Mimbar Minang tidak bertahan lama.
Pada 2004, Eko menjadi redaktur pelaksan untuk Harian Haluan sampai 2008. Ia sempat menjadi pemimpin redaksi untuk koran digital Padangmedia.com pada 2009 dan wakil pemimpin redaksi Haluan pada 2013.
Pada 2013, Eko bersama Kepala Biro ANTARA Sumbar Herman Nasir mendirikan Harian Metro Andalas. Eko memegang posisi sebagai pemimpin redaksi. Pada 2019, koran tersebut berganti nama menjadi Harian Khazanah.[1]
Karya
Sebagai editor dan penulis:
- Gerbang Emas Solok (1990 bersama Hasril Chaniago)
- Memoar Brigjen Ikasuma Hamid (1993 bersama Hasril Chaniago & Dirwan A. Darwis)
- Sumatra Barat Today (1993 bersama Hasril Chaniago)
- Otobiografi Hasan Basri Durin (2011 bersama Hasril Chaniago)
- Otobiografi Rani Ismael (2014 bersama Hasril Chaniago)
- PLN, Menghalau Gelap Pascagempa (2011 bersama Basril Basyar)
- SBY & Ranah Minang (2009 bersama Basril Basyar)
- Otobiografi Prof. Marlis Rahman (2017 bersama Nita Indrawati Arifin)
- Otobiografi Herman Darnel Ibrahim (bersama Khairul Jasmi)
- Buku Setengah Abad Bank Nagari (2012 sebagai editor)
Referensi
- ^ a b Andalas, Metro. "Pemberitaan Bergemuruh, Harian Khazanah Hadir Menebar Kebaikan". Metro Andalas (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2019-03-14.
- ^ a b c Chaniago, Hasril (2018). 121 Wartawan Hebat dari Ranah Minang. Padang: Biro Humas Setda Sumatra Barat. hlm. 137–139. ISBN 978-602-51382-0-1.