Amien Rais
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Prof. Dr. H. Muhammad Amien Rais (lahir 26 April 1944) adalah politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999—2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.
Amien Rais | |
---|---|
Berkas:Amien rais.jpg | |
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia 11 | |
Masa jabatan 1999–2004 | |
Presiden | Abdurrahman Wahid Megawati Soekarnoputri |
Ketua Umum Partai Amanat Nasional 1 | |
Masa jabatan 1998–2005 | |
Pendahulu tidak ada; jabatan baru | |
Daftar Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah 12 | |
Masa jabatan 1995–1998 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 April 1944 Surakarta, Jawa Tengah |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | PAN |
Suami/istri | Kusnasriyati Sri Rahayu |
Anak | Ahmad Hanafi Rais Hanum Salsabiela Rais Ahmad Mumtaz Rais Tasnim Fauzia Ahmad Baihaqi |
Pekerjaan | Politikus |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.
Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai King Maker. Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999.
Awal karier
Lahir di Solo pada 26 April 1944, Amien dibesarkan dalam keluarga aktivis Muhammadiyah. Orangtuanya, aktif di Muhammadiyah cabang Surakarta. Masa belajar Amien banyak dihabiskan di luar negeri. Sejak lulus sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada 1968 dan lulus Sarjana Muda Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta (1969), ia melanglang ke berbagai negara dan baru kembali tahun 1984 dengan menggenggam gelar master (1974) dari Universitas Notre Dame, Indiana, dan gelar doktor ilmu politik dari Universitas Chicago, Illinois, Amerika Serikat.
Kembali ke tanah air, Amien kembali ke kampusnya, Universitas Gadjah Mada sebagai dosen. Ia bergiat pula dalam Muhammadiyah, ICMI, BPPT, dan beberapa organisasi lain. Pada era menjelang keruntuhan Orde Baru, Amien adalah cendekiawan yang berdiri paling depan. Tak heran ia kerap dijuluki Lokomotif Reformasi.
Terjun ke politik
Akhirnya setelah terlibat langsung dalam proses reformasi, Amien membentuk Partai Amanat Nasional (PAN) pada 1998 dengan platform nasionalis terbuka. Ketika hasil pemilu 1999 tak memuaskan bagi PAN, Amien masih mampu bermain cantik dengan berhasil menjadi ketua MPR.
Posisinya tersebut membuat peran Amien begitu besar dalam perjalanan politik Indonesia saat ini. Tahun 1999, Amien urung maju dalam pemilihan presiden. Tahun 2004 ini, ia maju sebagai calon presiden tetapi kalah dan hanya meraih kurang dari 15% suara nasional.
Pada 2006 Amien turut mendukung evaluasi kontrak karya terhadap PT. Freeport Indonesia. Setelah terjadi Peristiwa Abepura, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar secara tidak langsung menuding Amien Rais dan LSM terlibat dibalik peristiwa ini. Tapi hal ini kemudian dibantah kembali oleh Syamsir Siregar.[1]
Pada Mei 2007, Amien Rais mengakui bahwa semasa kampanye pemilihan umum presiden pada tahun 2004, ia menerima dana non bujeter Departemen Kelautan dan Perikanan dari Menteri Perikanan dan Kelautan, Rokhmin Dahuri sebesar Rp 200 juta. Ia sekaligus menuduh bahwa pasangan calon presiden dan wakil presiden lainnya turut menerima dana dari departemen tersebut, termasuk pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang kemudian terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.[2][3]
Kehidupan pribadi
Amien Rais menikah dengan Kusnasriyati Sri Rahayu. Dari pernikahannya, Amien dikaruniai lima orang anak, yaitu Ahmad Hanafi Rais, Hanum Salsabiela Rais, Ahmad Mumtaz Rais, Tasnim Fauzia, dan Ahmad Baihaqi.
Tanggal 8 Oktober 2011 putera Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, menikah dengan Futri Zulya Safitri, puteri dari Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan.[4]
Penembakan di rumah Amien Rais
Pada bulan November tahun 2014, rumah Amien Rais ditembak oleh pelaku tak dikenal. Anak Amien Rais menerangkan, kronologi penembakan mobil ayahnya melalui akun Twitter miliknya, @hanumrais :[5].
- Dini hari sekitar pukul 01.00 WIB, sebuah motor melewati depan rumah Amien Rais. Pengemudi kemudian berhenti di depan pagar lalu menembakkan satu peluru ke mobil Toyota Harrier hitam berplat AB 264 AR.
- Satpam penjaga yang sedikit tertidur terhenyak. Petugas keamanan itu lalu melihat seorang berkelebat cepat meninggalkan rumah Amien di Jalan Pandeansari blok 2 nomor 5, Condong Catur, Sleman, Yogyakarta ke arah selatan.
- Satpam mengira tembakan keras tadi berasal dari ban mobil bocor. Penjaga kemudian melihat pria berhelm tutup kembali melewati Pandeansari.
- Jalan Pandeansari memang diportal jika akan ke arah selatan. Sehingga pengemudi motor tersebut harus berbalik arah. Lagi-lagi satpam mengira itu hanyalah anak kos.
- Pagi harinya, sopir Amien yang akan mencuci mobil kaget lantaran ada sebuah bekas bolong besar di dekat kaca mobil. Tapi tidak ditemukan selongsong.
- Sopir curiga bahwa tembakan pistol ke mobil Amien bukan senjata rakitan atau karet. Musababnya, ditemukannya sebuah selongsong di dalam jok mobil.
- Sekretarisnya kemudian mengkonfirmasi ke Amien. Amien terdiam sejenak dan menganggukkan kepala pelan. "Ya, ini sebuah teror serius," kata Amien.
- Mengapa penembak menembak mobil? Dari lokasi penembakan, pelaku mungkin ingin membidik tangki bensin.
- Pimpinan Partai Amanat Nasional DI Yogyakarta kemudian diberitahu sekretaris Amien. Pengurus PAN DIY mengatakan, "Kejadian ini hrs dilaporkan polisi." Kepolisian DI Yogyakarta kemudian datang setelah pukul 8.00 WIB mendapatkan laporan.
- Peluru dan selongsongnya sekarang dibawa polisi untuk diteliti di Puslabfor di Semarang.
- Saat kejadian Amien sedang beristirahat dan tidak mendengar suara apapun.
- Satpam juga mengatakan bahwa akhir-akhir ini memang ada sebuah motor yang sering lalu-lalang saat dini hari.
- Namun satpam menilai beberapa orang yang sering mondar-mandir itu biasa karena sebelah rumah Amien adalah kos pria
Kontroversi
Bulan Juni 2017 nama Amien Rais disebut oleh jaksa KPK dalam persidangan tindak pidana korupsi dengan terdakwa Siti Fadilah Supari. Dalam surat tuntutan jaksa, sejumlah uang yang diterima sebagai keuntungan pihak swasta juga mengalir ke rekening Amien Rais. Awalnya, pada September 2005, Siti beberapa kali bertemu dengan Direktur Utama PT Indofarma Global Medika dan Nuki Syahrun, selaku Ketua Soetrisno Bachir Foundation (SBF). Nuki merupakan adik ipar Soetrisno Bachir. Menurut jaksa, berdasarkan fakta persidangan, penunjukan langsung yang dilakukan Siti terhadap PT Indofarma merupakan bentuk bantuan Siti terhadap Partai Amanat Nasional (PAN). Pengangkatan Siti sebagai Menteri Kesehatan merupakan hasil rekomendasi Muhammadiyah.[6] Tak lama kemudian, Soetrisno Bachir memberikan klarifikasi bahwa Amien Rais tidak ada hubungannya dengan kasus korupsi yang sedang ditangani KPK, sehingga diduga menjadi alasan mengapa Amien Rais tidak pernah dipanggil KPK.[7][8]
Referensi
- ^ BIN Tak Sepatutnya Cari Kambing Hitam, Suara Merdeka CyberNews, Rabu, 22 Maret 2006. Diakses 31 maret 2010.
- ^ [1]
- ^ [2]
- ^ http://www.detiknews.com/read/2011/10/08/094330/1739507/10/sby-jadi-saksi-pernikahan-putri-menhut-zulkifli-hasan
- ^ Kronologi Penembakan di Rumah Amien Rais
- ^ Nasional Kompas: Disebut Terima Aliran Dana Kasus Alkes, Amien Rais Mengaku Terima dari Soetrisno Bachir, diakses 7 Juni 2017
- ^ TribunNews: Tanggapi Pengakuan Amien Rais, Soetrisno Bachir Beber Fakta 'Mengejutkan' , diakses 7 Juni 2017
- ^ Tribun News: Pengakuan Amien Rais soal Aliran Dana dari Soetrisno Bachir sebesar Rp 600 Juta, diakses 7 Juni 2017
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Harmoko |
Ketua MPR 1999—2004 |
Diteruskan oleh: Hidayat Nur Wahid |
Didahului oleh: tidak ada ; jabatan baru |
Ketua Umum PAN 1998—2005 |
Diteruskan oleh: Soetrisno Bachir |
Jabatan organisasi Islam | ||
Didahului oleh: K.H.A. Azhar Basyir, M.A. |
Ketua Umum Muhammadiyah 1995—1998 |
Diteruskan oleh: Prof Dr H Ahmad Syafi'i Ma'arif |