Partai Keadilan Sejahtera
Partai Keadilan Sejahtera (disingkat PKS atau PK Sejahtera) adalah salah satu partai politik berbasis Islam di Indonesia. PKS didirikan di Jakarta pada hari Sabtu, tanggal 9 Jumadil 'Ula 1423 H bertepatan dengan 20 April 2002. PKS merupakan kelanjutan dari Partai Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta pada hari Senin tanggal 26 Rabi'ul Awwal 1419 H bertepatan dengan 20 Juli 1998[1].
Partai Keadilan Sejahtera | |
---|---|
Berkas:PKS.gif |
Tujuan
Tujuan didirikannya partai ini adalah[2]:
- Terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; dan
- Terwujudnya masyarakat madani yang adil dan sejahtera yang diridhai Allah SWT, dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sasaran
Untuk mencapai tujuannya itu, PKS merumuskan sasarannya sebagai berikut[3]:
- Terwujudnya masyarakat yang mandiri, bermartabat, bertanggung jawab, peduli, sejahtera, dan bahagia di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
- Terwujudnya pemerintahan yang jujur, bersih, transparan, berwibawa, dan bertanggung jawab berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, hukum, perundang-undangan serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan yang menjamin hak-hak rakyat dan bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia.
Sejarah
- Pada 20 Juli 1998 PKS berdiri dengan nama awal Partai Keadilan (disingkat PK) [4] dalam sebuah konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden (ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.
- Pada 30 Mei 1999 delapan partai politik berasaskan Islam (PPP, Partai Keadilan, Partai Kebangkitan Ummat, Partai Ummat Islam, PPII Masyumi, PNU, PBB, dan PSII 1905) menyepakati penggabungan sisa suara (stembus accoord) hasil Pemilu 1999.
- 20 Oktober 1999 PK menerima tawaran kursi kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dalam kabinet pemerintahan KH Abdurrahman Wahid, dan menunjuk Nurmahmudi Isma'il (saat itu presiden partai) sebagai calon menteri. Nurmahmudi kemudian mengundurkan diri sebagai presiden partai dan digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih pada 21 Mei 2000.
- 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara sarasehan dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.
- 8 Juni 2002 PKS menjadi salah satu partai yang menandatangani dokumen bersama dengan 15 pimpinan parpol lainnya yang menolak UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat berlakunya batas minimum keikut sertaan parpol pada pemilu selanjutnya (electoral threshold) dua persen di Hotel Sahid, Jakarta. Dokumen bersama ini juga menuntut agar semua parpol peserta Pemilu 1999 diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun ada parpol yang sama sekali tidak mempunyai perolehan kursi di DPR/DPRD.
- Pada bulan Maret hingga Juni 2003 tercatat aksi-aksi PK yang mendukung aksi-aksi PKS.
- 2 Juli 2003 Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) telah menyelesaikan seluruh proses verifikasi Departemen Kehakiman dan HAM (Depkehham) di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah (setingkat Propinsi) dan Dewan Pimpinan Daerah (setingkat Kabupaten/Kota).
- 3 Juli 2003 PK bergabung dengan PKS dan dengan penggabungan ini, seluruh hak milik PK menjadi milik PKS, termasuk anggota dewan dan para kadernya. Dengan penggabungan ini maka PK (Partai Keadilan) resmi berubah nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
- Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sebanyak 7,34% (8.325.020) dari jumlah total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari total 550 kursi di DPR. Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS yang sedang menjabat) kemudian terpilih sebagai ketua MPR masa bakti 2004-2009 dan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera.
- Pada Sidang Majelis Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera periode 2005-2010.
- Pada bencana tsunami di Aceh pada tahun 2004 bersamaan dengan sukarelawan lainnya PKS pun ikut mengirimkan banyak sukarelawan untuk membantu penanganan bencana alam dan rekonstruksi ke Aceh [5].
- 26 Maret 2007 PKS secara resmi mencalonkan Adang Daradjatun dan Dani Anwar sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta untuk pilkada 2007
- 9 Juli 2008 Melalui Pengundian Nomor Urut Partai yang diadakan secara resmi oleh KPU, alhamdulillah PKS memperoleh nomor urut 8 dalam Perjuangan PEMILU 2009
Kritikan terhadap PKS
Di tengah banyaknya sorotan media terhadap PKS, beberapa orang yang mengaku turut peduli dengan perkembangan PKS membuat suatu blog bernama PKSWatch [7] [8] yang mengkritik kebijakan-kebijakan PKS. Keberadaan PKS Watch ini kemudian menimbulkan kontroversi dan penentangan dari simpatisan PKS, yang kemudian mendorong terbentuknya blog PKSWatch Watch [9]. Kedua situs ini bukanlah situs resmi PKS.
Referensi
- ^ (Indonesia)AD/ART PKS
- ^ (Indonesia)AD/ART PKS
- ^ (Indonesia)AD/ART PKS
- ^ (Indonesia) Sejarah PKS dari situs resmi PKS DPD Jambi
- ^ (Inggris) Indonesian Islamic party reaps rewards of goodwill Laporan The Washington Post oleh Ellen Nakashima. January 14, 2005.
- ^ (Indonesia)Situs resmi PKS
- ^ (Indonesia) PKS Watch sebuah blog
- ^ (Indonesia) Berita terkait sumber detik.com
- ^ (Indonesia) Blog penanding PKS Watch
Pranala luar
- (Indonesia) DPP PKS
- (Indonesia) Fraksi PKS DPR RI
- (Indonesia) PKS Bojonegoro