Percobaan pada hewan

penggunaan hewan sebagai objek percobaan
Revisi sejak 28 November 2019 09.00 oleh Fevrilia94 (bicara | kontrib) (Sejarah dan perkembangan uji coba hewan)
Peserta kompetisi menulis Proyek SaraswatiPengguna ini adalah peserta kompetisi Proyek Kompetisi Saraswati

Uji coba hewan merupakan kegiatan yang melibatkan fauna sebagai objek eksperimen. Beberapa istilah yang berkaitan dengan uji coba hewan diantaranya ialah animal experiment, animal research, uji coba in-vivo dan vivisection. Uji coba hewan dilakukan untuk penelitian dasar dan terapan (biomedis), pengujian obat-obatan, pengujian zat-zat biologis dan pendidikan[1]. Uji coba pada hewan juga sebuah bentuk penelitian yang di mulai sejak dahulu kala. Di pelopori oleh Galen of Pergamon. Dia adalah seorang dokter bedah Romawi dan filsuf dari etnis Yunani, dikenal sebagai ahli anatomi manusia. Namun karena pada abad ke-2 SM hukum Romawi tidak mengizinkan pembedahan tubuh manusia, dia terpaksa melakukan pembedahan pada hewan yang masih hidup maupun yang sudah mati untuk studi anatominya.

Tikus putih sering digunakan untuk animal testing

Galen menggunakan babi atau hewan primata untuk penelitiannya. Sebagian besar pengamatannya benar karena beberapa anatomi hewan tersebut menyerupai anatomi manusia. Melakukan percobaan pada hewan hidup membuat Galen mendapat julukan sebagai bapak pembedahan makhluk hidup (father of vivisection).


Pembedahan pada Hewan

Selama abad ke-12, Ibnu Zuhri seorang dokter Arab, menyeleksi hewan yang akan digunakan untuk pengujian prosedur ilmiah sebelum melakukannya pada manusia. Ibnu Zuhr adalah yang pertama kali melakukan pembedahan dan otopsi postmortem pada manusia.

Dia berlatih prosedur pembedahan dengan melakukan percobaan pada kambing. Seiring berjalannya waktu, penggunaan hewan untuk penelitian menjadi lebih umum dan mencapai puncaknya pada abad ke-18 dan ke-19. Menggunakan hewan sebagai eksperimen tetap dilakukan hingga sekarang.


Pengujian Produk pada Hewan

Sejarah pengujian produk pada hewan berawal pada tahun 1933 saat terjadi sebuah insiden dimana seorang wanita kehilangan penglihatannya setelah menggunakan maskara. Kejadian ini memaksa pemerintah AS untuk memberlakukan undang-undang Federal tentang Makanan, Obat, dan Kosmetik. Undang-undang yang disahkan oleh pemerintah federal pada tahun 1938 mewajibkan perusahaan menguji produk mereka pada hewan sebelum menjualnya di pasaran.

Dari berbagai pengujian yang digunakan pada hewan, yang paling umum adalah uji Draize dan uji LD50. Uji Draize (Draize test) adalah uji dimana setetes substansi yang harus diuji dijatuhkan ke mata hewan kemudian diamati dan dicatat. Uji LD50 merupakan prosedur dimana sekelompok hewan uji diberi makan zat tertentu yang tak jarang membuat separuh kelompok hewan tersebut mati. Kedua prosedur di atas dan beberapa prosedur lain masih digunakan hingga hari ini.

Pengujian Hewan di Bidang Lain

Seiring waktu, praktik pengujian hewan mulai menyebar dari bidang obat-obatan ke bidang lainnya:

  • Pada 1890-an, Ivan Pavlov, seorang ahli ilmu faal Rusia, menunjukkan ‘pengkondisian klasik’ pada anjing.[2]
  • Pada bulan November 1957, Laika, seekor anjing Rusia menjadi binatang pertama yang pergi ke luar angkasa.[3]
  • Pada tahun 1996, domba Dolly menjadi hewan pertama hasil kloning.[4]

Hukum & Kritik terhadap Pengujian Hewan The Cruelty to Animals Act 1876[5] merupakan hukum pertama yang khusus diarahkan pada regulasi pengujian hewan yang muncul di Eropa pada tahun 1876. Di Amerika Serikat hukum pertama tentang hak-hak hewan, Animal Welfare Act (AWA)[6], disahkan oleh pemerintah federal pada tahun 1966.

Animal Welfare Act (AWA) merupakan yang pertama dan satu-satunya hukum dalam sejarah pengujian hewan di AS yang mengatur penggunaan hewan dalam penelitian. Selain pedoman umum tentang cara memperlakukan hewan[7], undang-undang ini menyertakan juga pedoman khusus tentang cara transportasi hewan. Meskipun penggunaan hewan untuk penelitian berlanjut dalam skala besar, kritik yang dilontarkan oleh kelompok kesejahteraan hewan memaksa para ilmuwan untuk mencari alternatif pengganti. Statistik menunjukkan bahwa penggunaan hewan dalam penelitian laboratorium telah menurun selama beberapa tahun terakhir [8]

  1. ^ Popa V.I, Lascar I., Ioana Teona Sebe,, Carban B, Arina Cristiana Margina (2015). "Bioethics in animal experimentation". ARS Medica Tomitana. 4 (21): 169–177. 
  2. ^ Kompasiana.com. "Teori Stimulus-Respons". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2019-11-28. 
  3. ^ Media, Kompas Cyber. "Hari Ini Dalam Sejarah: Laika, Anjing Pertama Mengorbit di Bumi Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-28. 
  4. ^ Media, Kompas Cyber. "Kisah Domba Dolly, Hasil Kloning Mamalia Pertama di Dunia". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-11-28. 
  5. ^ "Cruelty to Animals Act, 1876". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2019-10-19. 
  6. ^ "Animal Welfare Act of 1966". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2019-09-29. 
  7. ^ "Legislative History of the Animal Welfare Act - Introduction: Animal Welfare Information Center". web.archive.org. 2013-03-27. Diakses tanggal 2019-11-28. 
  8. ^ "Animal Testing: Menelusuri Sejarah Pengujian pada Hewan". Amazine.co (dalam bahasa Inggris). 2012-11-18. Diakses tanggal 2019-11-28.