Topan Fitow atau dikenal di Filipina dengan nama topan Quedan adalah angin topan yang namanya diambil dari bahasa Mikronesia yang berarti "bunga harum yang indah". Topan ke-23 yang terjadi di Tiongkok pada tahun 2013 ini datang hanya berselang dua pekan setelah topan Usagi menewaskan 25 orang di wilayah selatan Provinsi Guangdong.

Topan Fitow.

Penamaan

Berdasarkan penelitian bersama yang dilakukan oleh Azuma, nama topan Fitow diambil dari bahasa Mikronesia yang berarti "bunga harum yang indah".[1][2][3][4] Bunga tersebut ditemukan di Pulau Yap, salah satu empat pulau utama di Mikronesia.[a][5] Adapun nama-nama badai lain yang terjadi di Samudra Pasifik dikelola oleh Observatorium Hong Kong dengan mengacu pada bahasa-bahasa Asia.[6]

Pusat Meteorologi Tiongkok menyebutkan bahwa topan ini membawa angin dengan kecepatan mencapai 150 kilometer/jam, kemudian bergerak perlahan sebelum melemah menjadai badai tropis. Topan tersebut juga mencurahkan hujan dengan intensitas 200 milimeter.[7] Beberapa peramal cuaca menambahkan bahwa topan Fitow terus bergerak ke barat laut,[3] tetapi diperkirakan akan kehilangan kekuatannya sedikit demi sedikit saat pergerakan itu.[8]

Kejadian

Sebelum terjadinya topan Fitow, topan Usagi terjadi di Hong Kong dan pantai bagian selatan Tiongkok pada akhir bulan September 2013, yang mengakibatkan 20 orang meninggal dunia.[8] Topan Fitow yang membawa angin berkecepatan 150 kilometer/jam ini lantas tiba di wilayah timur Tiongkok, tepatnya di Provinsi Fujian pada tanggal 7 Oktober 2013 sekitar pukul 01.15 dini hari waktu setempat.[9] Topan tersebut menyebabkan hujan lebat dan memaksa pihak berwenang memadamkan aliran listrik di beberapa daerah provinsi itu.[10]




Topan yang mengakibatkan banjir dan membawa angin berkecepatan tinggi ini terjadi di Fujian dengan arah angin bergerak ke timur laut. Kekuatan angin itu akan semakin melemah di atas tanah dengan sendirinya secara perlahan-lahan dan menghilang karena kekuatan dari topan ini tidak dapat bertahan lama.


yang terjadi di Fudjian dengan angin yang bergerak ke arah timur laut dan kekuatan angin akan semakin melemah di atas tanah dengan sendirinya secara perlahan-lahan dan kemudian menghilang, karena topan ini kekuatannya tidak tahan lama. Angin topan yang telah menghancurkan banyak rumah dan bangunan-bangunan, mengacaukan tidak sedikit transportasi yang ada baik itu transportasi yang ada di air, transportasi darat maupun udara, serta memaksakan pihak PLN untuk melakukan pemadaman listrik di beberapa daerah di sana, agar tidak terjadinya konsleting listrik.


Tidak hanya itu, tetapi angin topan ini juga telah menjadikan perjalanan kereta peluru melakukan perberhentian layanan untuk umum, membatalkan puluhan maskapai penerbangan yang akan melakukan penerbangannya, baik dari bandara yang sangat penting di sana, yaitu bandara di Zhejiang, maupun akan dilakukannya penerbangan ke Whenzou di Zhejiang, Beijing, Guangzhou, Sanghai, dan Kunming, serta banyak jasa angkutan kendaraan lain yaitu ikut melaksanakan pemberian layanan untuk umum juga. kendaraan bus juga melakukan pemberhentian operasionalnya, dikarenakan akses jalan yang terhadang oleh air. Pelatihan-pelatihan apapun dan oleh siapapun yang dilakukan di kota itu menjadi terhambat bahkan terhenti secara mendadak walaupun hanya sementara, karena setelah redanya bencana angin topan ini aktivitasnya di negara ini akan kembali normal dengan sendirinya [3]

Topan yang disertai dengan angin yang sangat kencang, berkecepatan sekitar 150 kilo meter per jamnya ini menjadi angin topan yang paling dahsyat. Angin yang telah melanda China secara cepat akan melemah kekuatannya secara perlahan-lahan di atas tanah ini, akhirnya berangsur-angsur meningkat menjadi sebuah badai tropis, yang sebelumnya angin ini telah bergerak ke arah barat laut. Sebelum terjadinya angin topan ini, sudah terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi pada daerah itu, yaitu sebesar 200 mili meter curah hujannya. [4]

Dengan terjadinya hujan sangat lebat berhari-hari, disertai angin, atau bahkan bisa saja banjir ini, yang akhirnya menjadi sebuah angin topan, yaitu angin topan fitow. Topan fitow tidak hanya mengakibatkan kerusakan dan kekacauan di China, tepatnya pada provinsi Fudjian saja, tetapi juga berdampak parah di daerah lain, yaitu pada Yuyao. Walaupm angin topan ini pertama kalinya menghampiri Fudjian terlebih dahulu. Di Yuyao bencana angin topan ini diawali dengan hujan deras selama empat hari berturut-turut dengan curah hujan yang diperkirakan rata-rata sekitar 717 milimeter. Dengan curah hujan yang tinggi berlangsung selama beberapa hari tersebut, juga mengakibatkan tingginya permukaan air di sungai. Sungai di daerah Yuyao yang bernama sungai yaojiang dengan airnya diperkirakan mencapai kurang lebih 5,3 meter. Merupakan air sungai yang tinggi airnya menjadi pemecah rekor di Yuyao, karena pertamakalinya sungai di sana memiki ketinggian air yang begitu tinggi, dan sejak dulu belum pernah terjadi ketinggian air sungai sampai segitu. Jika di daerah Yuyao ini diterjang oleh angin topan fitow secara terus-menerus ataupun berulang-ulang, maka akan mengakibatkan banjir di negara itu. Banjir yang mungkin akan terjadi telah dapat diperkiraan dengan ketinggian sekitar 3 meter, juga akan mengakibatkan lumpuhnya lalu lintas dan matinya aktivitas kehidupan secara sementara.[5] Terlepas dengan banyaknya jumlah korban yang sudah terjadi sebelumnya, maka mengakibatkan berbagai hiburan di air, atau di daerah pantai juga mengalami penutupan wisata dikarenakan untuk mengantisipasi terjadinya angin topan fitow susulan, ataupun munculnya bencana lain baru lagi yang nantinya akan memungkinkan memakan lebih banyak korban jiwa lagi.[6]

Dampak

Topan ke-23 yang menerjang Tiongkok pada tahun 2013 ini menyebabkan kerugian ekonomi lebih dari 21 miliar yuan.[11] Berdasarkan catatan bersama yang ditulis oleh Huang, setidaknya ada 177.000 orang di Fujian dievakuasi sebelum terjadinya topan tersebut, sedangkan 574.000 orang di Zhejiang harus meninggalkan rumah mereka.[12] Selain itu, sekitar 35.000 kapal di Zhejiang dan 30.000 kapal di Fujian diperintahkan kembali ke pelabuhan untuk berlindung. Topan ini juga menyebabkan terhambatnya jalur kereta api cepat yang melintasi Fujian dan Zhejiang serta puluhan penerbangan dari dan ke bandara Kota Wenzhou.[3][9] Beberapa rumah di Zhejiang dikabarkan runtuh dan dua pekerja hilang di Wenzhou akibat topan ini.[10] Media pemerintah turut melaporkan bahwa tambak udang dan rumput laut rusak karena badai dan angin kencang.[11]



5.    https://internasional.kompas.com/read/2013/10/10/1301255/Topan.Fitow.Masih.Bercokol.di.Timur.China.


6.    https://www.antaranews.com/berita/399302/topan-fitow-terjang-china-timur

https://books.google.co.id/books?id=uS6RDwAAQBAJ&pg=PA74&dq=Typhoon+Fitow&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiS6pP4tMfmAhUz73MBHdy5BeUQ6AEISDAD#v=onepage&q=Typhoon%20Fitow&f=false


Lihat pula

Keterangan

  1. ^ Terdapat empat pulau utama di Mikronesia, yaitu Yap, Chuuk, Pohnpei, dan Kosrae. Setiap pulau tersebut dipimpin oleh seorang gubernur.

Rujukan

  1. ^ Azuma, Junichi, dkk (2008). Taurine 7: Advances in Experimental Medicine and Biology. Berlin: Springer Science and Business Media. hlm. v. ISBN 978-038-7756-81-3. 
  2. ^ Wong, Stephanie (2014). The Travel Diary of Amos Lee: Lost in Taipei. Singapura: Epigram Books. hlm. 54. ISBN 978-981-0778-73-6. 
  3. ^ a b c VOA Indonesia (07 Oktober 2013). "Topan Fitow Hantam Daratan China". VOA Indonesia. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  4. ^ Daily News (6 Oktober 2013). "China Issues Highest Alert for Typhoon Fitow". Daily News. Diakses tanggal 21 Desember 2019. 
  5. ^ Kislow, Paul V. (2008). Hurricanes: Background, History, and Bibliography. New York: Nova Science Publishers. hlm. 21. ISBN 978-159-4547-27-0. 
  6. ^ Earth Observatory (6 September 2007). "Typhoon Fitow". NASA Goddard Space Flight Center. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  7. ^ Aini, Nur (7 Oktober 2013). "Topan Fitow Hantam Wilayah Timur Cina". Republika. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  8. ^ a b Yulianingsih, Tanti (7 Oktober 2013). "Bahaya! Topan Fitow Terjang China". Liputan 6. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  9. ^ a b Hardoko, Ervan (7 Oktober 2013). "Topan Fitow Porak-Porandakan Pesisir Timur China". Kompas. Diakses tanggal 19 Desember 2019. 
  10. ^ a b BBC Indonesia (7 Oktober 2013). "Topan Fitow Menghantam China". BBC Indonesia. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  11. ^ a b Aini, Nur (8 Oktober 2013). "Topan Fitow Tewaskan Lima Orang di China". Republika. Diakses tanggal 22 Desember 2019. 
  12. ^ Huang, Chongfu, dkk (2015). Emerging Economies, Risk and Development, and Intelligent Technology: Proceedings of the 5th International Conference on Risk Analysis and Crisis Response. Shanghai: CRC Press. hlm. 134–135. ISBN 978-131-5687-59-9. 

Pranala luar