Pulau Papua

pulau di Samudra Pasifik
Revisi sejak 3 Februari 2020 17.29 oleh Argo Carpathians (bicara | kontrib) (←Suntingan NiCoLeDeVrIeS (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh RXerself)

Pulau Papua atau Guinea Baru (bahasa Inggris: New Guinea, bahasa Indonesia: Nugini) atau yang dulu disebut dengan Pulau Irian, adalah pulau terbesar kedua (setelah Tanah Hijau) di dunia yang terletak di sebelah utara Australia. Pulau ini dibagi menjadi dua wilayah yang bagian baratnya dikuasai oleh Indonesia dan bagian timurnya merupakan negara Papua Nugini. Di pulau yang bentuknya menyerupai burung cendrawasih ini terletak gunung tertinggi di Indonesia, yaitu Puncak Jaya (4.884 m).

Papua
Topografi Papua
Geografi
LokasiMelanesia
Koordinat5°20′S 141°36′E / 5.333°S 141.600°E / -5.333; 141.600
KepulauanKepulauan Melayu
Luas785,753 km2
Peringkat luaske-2
Titik tertinggiPuncak Jaya (4.884 m)
Pemerintahan
Negara
ProvinsiPapua
Papua Barat
Negara
ProvinsiSimbu
Tengah
Dataran Tinggi Timur
Britania Baru Timur
Sepik Timur
Enga
Teluk
Madang
Manus
Teluk Milne
Morobe
Irlandia Baru
Oro (Utara)
Dataran Tinggi Selatan
Barat
Dataran Tinggi Barat
Britania Baru Barat
Sepik Barat
Kependudukan
Penduduk11.306.940 jiwa (2014)
Kepadatan14 jiwa/km2
Kelompok etnikOrang Melanesia, Orang Austronesia
Peta

Nama Irian digunakan dalam Bahasa Indonesia untuk mengacu terhadap pulau ini juga terhadap provinsi, sebagaimana "Provinsi Irian Jaya". Nama ini diusulkan pada tahun 1945 oleh Marcus Kaisiepo,[1] saudara dari Gubernur yang akan datang Frans Kaisiepo. Nama ini diambil dari Bahasa Biak yang berarti beruap, atau semangat untuk bangkit. Nama ini juga digunakan dalam bahasa pribumi lain seperti Bahasa Serui, Bahasa Merauke dan Bahasa Waropen.[1] Nama ini digunakan sampai tahun 2001 di mana pulau beserta provinsinya kembali dinamakan Papua. Nama Irian yang awalnya disukai oleh penduduk asli Papua, sekarang dianggap sebagai nama yang diberikan oleh Jakarta.[1]

"Nugini" berasal dari kata New Guinea, nama yang diberikan oleh orang Barat, yang di-Indonesiakan. Mereka dahulu berpendapat bahwa tanah Papua mirip Guinea, sebuah wilayah di Afrika dan akhirnya pulau ini disebut Guinea baru.

Istilah "Papua" digunakan untuk merujuk kepada pulau ini secara keseluruhan. Istilah "Papua" sekarang juga digunakan untuk merujuk kepada dua provinsi di Papua bagian barat yang termasuk dalam wilayah pemerintahan negara Indonesia, yaitu Papua dan Papua Barat. Namun beberapa publikasi (lihat misalnya Kartikasari et al. 2007[2]) membatasi penggunaan nama "Papua" untuk bagian barat Pulau Nugini.

Geografi

Tektonisme

Apabila dilihat secara kasat mata pulau Papua terlihat membentuk seperti burung, di mana bagian kepala merupakan Provinsi Papua barat, badan merupakan Provinsi Papua, dan ekor merupakan Papua Nugini. Tektonik Papua dipengaruhi oleh pergerakan 2 lempeng besar yaitu lempeng Pasifik ke arah barat dan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara. Tumbukan tersebut membentuk suatu tatanan struktur kompleks terhadap papua yag sebagian besar dilandasi kerak benua Indo-Australia. Pertemuan lempeng ini juga menghasilkan zona subduksi oblique yang merupakan zona pertemuan busur vulkanik (pasifik) dan kontinen (IndoAustralia). Pulau Papua memiliki tektonical setting yang sangat komplek, di mana hasilnya membawa material dari mantel dan terakumulasi di Pulau Papua,sehingga Papua memiliki SDA yang menarik. Karena akibat dari tektonical setting berupa patahan dan lipatan tersebut, sehingga menghasilkan material-material yang berada dari dalam mantel terekspos sehingga menghasilkan banyak sumber daya alam berupa bahan tambang seperti emas, tembaga, dll.

Subduksi yang terjadi tadi berubah menjadi kolisi, sebagai hasilnya salah satunya berupa pegunungan Jaya Wijaya yang merupakan pegunungan non-vulkanik dengan puncak tertinggi di Indonesia, memiliki puncak dengan ketinggian 4.884 m dengan panjang pegunungan kurang lebih 1300 km dan merupakan pegunungan tertinggi di Asia Tenggara. Diketahui bahwa pegunungan Jaya Wijaya ini terbentuk akibat adanya proses patahan dan lipatan yang terjadi akibat kolisi antar lempeng-lempeng tersebut yaitu lempang Pasifik dan lempeng Indo-Australia.

Referensi

  1. ^ a b c Pickell, David (2002). Between the tides: a fascinating journey among the Kamoro of New Guinea. Tuttle Publishing. hlm. 153. ISBN 9780794600723. 
  2. ^ Kartikasari, S.N., A.J. Marshall, & B.M. Beehler. 2007. Ekologi Papua, Seri ekologi Indonesia jilid VI: 3. Jakarta: Pustaka Obor & Conservation International. ISBN 978-979-461-796-0