SILN Riyadh
SILN Riyadh merupakan satu-satunya lembaga pendidikan formal yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh, dan pengelolaannya merupakan kerjasama Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Komite Sekolah. SIR berlokasi di daerah yang berdekatan dengan KBRI yang beralamat di Prince Nawaf Ibn Abdul Aziz Street, Um-Al Hamam Gharby Po.Box. 94343 Riyadh 11693, melayani pendidikan bagi masyarakat Indonesia di Riyadh mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA).[1]
Sekolah Indonesia Riyadh | |
---|---|
Berkas:SIR5 resize2.png | |
Informasi | |
Didirikan | 1 Januari 1964 |
Jenis | Negeri |
Akreditasi | A |
Nomor Pokok Sekolah Nasional | SD 90101007 , SMP 90101008 , SMA 90101009 |
Kepala Sekolah | H. Abdulloh Syifa, M.Ed. |
Moderator | H. Ira Irawan, S.IP., M.Si. |
Jumlah kelas | 14 kelas |
Jurusan atau peminatan | MIPA |
Kurikulum | Kurikulum 2013 |
Jumlah siswa | 256 2019 |
Status | Aktif |
Alamat | |
Lokasi | Amer Nawaf Ibn Abdul Aziz st, Um Al Hamam Gharby, Riyadh, Luar Negeri, Arab Saudi |
Tel./Faks. | 011-4824814 |
Koordinat | 24°41′11″N 46°38′23″E / 24.6864454°N 46.6396517°E |
Situs web | http://siln-riyadh.kemdikbud.go.id/ |
Institusi | KBRI Riyadh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan |
Afiliasi | Sekolah Indonesia Luar Negeri |
Moto |
Sejarah Sekolah
Sekolah Indonesia di Arab Saudi, pertama kali didirikan di Jeddah tepatnya pada tanggal, 01 Januari 1964. Sekolah ini berupa Taman Kanak-Kanak dengan nama "Taman Kanak-Kanak TRIKORA". Nama TRIKORA ini dipakai karena Rapat I Panitia Pendiri Sekolah, bertepatan dengan pernyataan TRIKORA (Tri Komando Rakyat), yaitu tanggal 19 Desember 1963.
Selanjutnya pada tanggal 01 Maret 1964, secara resmi "Sekolah Dasar TRIKORA" dibuka. Sejalan dengan pertumbuhan sekolah ini, munculnya masalah-masalah di seputar sekolah tidak terelakkan. Untuk itu Kepala Perwakilan RI di Jeddah, membentuk suatu badan yang kemudian disebut "Komisi Sekolah". Atas usulan Bp. Abdul Haris Nasution, Komisi Sekolah mengubah nama "TRIKORA" menjadi Sekolah Indonesia Pancasila.
Pada tanggal 06 Januari 1968 Komisi Sekolah berhasil membuka jenjang SMP dan tiga tahun kemudian tepatnya pada tanggal 10 Pebruari 1971 dibuka pula jenjang SMA. Dengan demikian Sekolah Indonesia Pancasila terdiri atas TK, SD, SMP dan SMA.
Pada perkembangan selanjutnya, karena adanya perpindahan KBRI dari Jeddah ke Riyadh, tepatnya pada tanggal 24 September 1985, Sekolah Indonesia Pancasila terbagi menjadi dua yaitu Sekolah Indonesia Pancasila Riyadh dan Sekolah Indonesia Pancasila Jeddah.
Sekolah Indonesia Pancasila atau lebih dikenal dengan sebutan SIP Riyadh dibuka secara resmi pada tanggal 02 Oktober 1985, berlokasi di Malaz. Untuk melaksanakan proses belajar mengajar di SIP Riyadh, maka kepala sekolah disertai dengan empat orang guru, satu pegawai Tata Usaha, satu sopir dan satu penjaga sekolah yang semula bertugas di Jeddah, terpaksa harus pindah ke Riyadh, yaitu ;
R. Wasis Joedoprawiro (selaku Kepala Sekolah), Abdul Hakim Muchtar (guru IPS), Winarto (guru IPA-Fisika), Tri Pamuji (guru Kimia), Nazifah Affan (guru Bahasa Indonesia), Bapak Amrul Khoiri M. (Tata Usaha), Muhammad Kosim (Sopir sekolah), Mohammad Hasyim (Penjaga Sekolah)
Sebagai sekolah yang baru berdiri, SIP Riyadh yang terdiri atas jenjang TK, SD, SMP dan SMA dengan jumlah tenaga pengajar dan pegawai yang sedikit, tentu jauh dari memadai. Untuk melengkapi kebutuhan tenaga pengajar SIP Riyadh dibantu oleh Ibu-ibu Dharma Wanita Sub Unit KBRI Riyadh. Secara berangsur-angsur tenaga pengajar SIP Riyadh terus bertambah, sehingga tenaga Pengajar Suka Rela dapat digantikan.
Pada tanggal 17 Juli 1988, SIP Riyadh yang semula bertempat di Malaz pindah ke Um Al Hamam yang gedungnya menjadi Ruko di samping Warung MONAS sekarang, kemudian Juli 1993 pindah lagi ke gedung yang di tempati hingga sekarang ini.
Pada tahun 1996 Sekolah Indonesia Pancasila mendapat izin operasional dari Pemerintah Kerajaan Saudi Arabia dengan nama "International Indonesian School" disingkat (IIS), dan oleh karena nama ini berbau asing di mata Depdikdud kala itu, maka nama IIS disesuaikan dengan sebutan Sekolah Indonesia saja karena keberadaannya di kota Riyadh, maka namanya menjadi Sekolah Indonesia Riyadh atau lebih dikenal dengan sebutan SI Riyadh atau SIR.
Visi Sekolah
Terbentuknya peserta didik yang berakhlaqul karimah, memiliki kecerdasan spiritual, intelektual dan emosional dalam menguasai ilmu pengetahuan, keterampilan dan teknologi.
Misi Sekolah
Ada 2 (dua) misi yang diemban oleh Sekolah Indonesia Riyadh
1. Menjalankan Misi Teknis Edukatif Artinya sekolah sebagai wawasan wiyata mandala, tempat anak belajar dan guru mengajar, mendidik dan melatih untuk meraih kecerdasan; Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, Kinestetis, secara berimbang sehingga menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
2. Menjalankan Misi Soft Power Diplomacy Artinya sekolah mampu memperkenalkan Indonesia, dengan keindahan dan keanekaragaman budaya, bangsa dan bahasa yang dimiliki kepada bangsa-bangsa lain di dunia.
Tujuan Sekolah
1. Melakukan pembinaan mental spiritual untuk membentuk insan yang berakhlak mulia.
2. Melakukan pembelajaran untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi secara intensif
3. Melakukan pembinaan siswa sesuai dengan minat, bakat yang dimilikinya untuk meraih prestasi
4. Ikut serta dalam kegiatan lomba-lomba baik akademik maupun non akademik
5. Melakukan inovasi pendidikan untuk meraih prestasi dan reputasi sekolah
6. Menanamkan cinta tanah air sehingga tumbuh menjadi pribadi yang santun dan unggul tidak kehilangan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Riwayat Kepala Sekolah
No | Photo | Nama | Masa Tugas | Asal | Periode | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Awal | Akhir | Sekolah | Kabupaten/Kota | Provinsi | ||||
1 | R.Wasis Judoprawiro, BA | 1983 | 1987 | SMA Negeri 1 Gresik | Gresik | Jawa Timur | Pertama | |
2 | Mochamad Woeridin | 1987 | 1992 | SMA Negeri 2 Pontianak | Pontianak | Kalimantan Barat | Ke-2 | |
3 | Berkas:Ahmad rohadi.jpg | Achmad Rohadi | 1992 | 1995 | SMA Negeri 5 Surabaya | Surabaya | Jawa Timur | Ke-3 |
4 | Berkas:Hartono.jpg | R. Hartono | 1995 | 1999 | SMA Muhammadiyah Semarang | Semarang | Jawa Tengah | Ke-4 |
5 | Berkas:PaBustan.jpg | Drs. Bustan Djauharin | 2000 | 2004 | SMA Negeri 1 Karang Anom | Surakarta | Jawa Tengah | Ke-5 |
6 | Berkas:P.Dasuki.jpg | Drs. Dasuki, MM | 2004 | 2007 | SMP Negeri 11 Malang | Malang | Jawa Timur | Ke-6 |
7 | Berkas:Maskur.jpg | Drs. M.Masykur Hasan, M.Si. | 2007 | 2010 | SMA Negeri 20 Surabaya | Surabaya | Jawa Timur | Ke-7 |
8 | Berkas:Burhanudin.jpg | Burhanudin, S.Pd.,M.M. | Februari 2011 | Maret 2014 | SMP Negeri 1 Banjarnegara | Banjarnegara | Jawa Tengah | Ke-8 |
9 | Berkas:Ramli.jpg | Drs. Ramli, M.Pd. | 14 Maret 2014 | 31 Januari 2018 | SMK Negeri 1 Barru | Barru | Sulawesi Selatan | Ke-9 |
10 | Berkas:Abd.Syifa.jpg | Abdulloh Syifa, M.Ed. | 1 Maret 2018 | SMP Negeri 1 Mojoagung | Jombang | Jawa Timur | Ke-10 |
Sarana dan Prasarana
Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) belum memiliki gedung milik sendiri, tetapi masih sewa. Gedung SIR terdiri dari: ruang Kepala Sekolah, ruang tenaga administrasi, ruang guru, ruang computer, ruang perpustakaan, ruang-ruang kelas dan ruang Taman Kanak-Kanak (TK).
Personalia
Sampai Desember 2019, SIR memiliki 17 guru dengan status 13 guru tetap (termasuk kepala sekolah), 4 guru honorer, dan 1 tenaga pembantu sekolah. Karena keterbatasan jumlah guru, guru SIR dituntut untuk mampu mengajar multi-pelajaran pada multi-level. Ini yang membedakan karateristik guru SIB dengan sekolah-sekolah lain di Indonesia. Konsekuensinya menjadi guru SIR harus mampu menguasai beberapa mata pelajaran di beberapa kelas, tidak terbatas satu kelas saja. Seorang guru SMP, bahkan diharapkan mampu mengajar di tingkat SD atau SMA. Dalam prakteknya hal ini sama sekali tidak menimbulkan masalah karena sebenarnya menjadi guru SIR lebih dituntut kemauan dan pengabdian serta kemampuan mengajar di multi level dan multi subjek. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran memerlukan update yang terus menerus sesuai dengan perkembangan pendidikan, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Peserta Didik
Jumlah siswa yang belajar di SIR dari tahun ke tahun sangat variatif, terkadang jumlahnya meningkat dan terkadang jumlahnya menurun. Kedinamisan ini disebabkan karena orang tua siswa merupakan staff KBRI, staff perusahaan internasional, dan anak dari mahasiswa Indonesia yang sedang tugas belajar di Riyadh, yang tidak menetap lama di Arab Saudi. Oleh karena itu, jumlah siswa baik atas dasar kelas maupun atas dasar keseluruhan sangat tegantung pada jumlah masyarakat Indonesia atau keluarga Indonesia yang bekerja di Riyadh. Tetapi rata-rata cenderung menurun, hal ini disebabkan setelah Pemerintah Saudi menaikkan tarif pajak bagi expatriat, sehingga banyak siswa atau anak usia sekolah, justru pulang ke Indonesia dan lebih memilih sekolah di tanah air.
Layanan Pendidikan
Layanan pendidikan yang diselenggarakan di SILN Riyadh adalah sebagai berikut :
1. Sekolah Indonesia Riyadh Tingkat TK
2. Sekolah Indonesia Riyadh Tingkat SD
3. Sekolah Indonesia Riyadh Tingkat SMP
4. Sekolah Indonesia Riyadh Tingkat SMA
5. Kursus BIPA
6. PKBM Riyadh melayani Kejar Paket A dan C
7. UPBJJ UT
Referensi
- ^ Riyadh, Atdikbud (03-02-2020). "Layanan Pendidikan". SILN. Diakses tanggal 03-02-2020.