Kabupaten Sleman
Sleman (bahasa Jawa: ꦱ꧀ꦭꦺꦩꦤ꧀, translit. Sléman) adalah sebuah kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini adalah Sleman. Sleman dikenal sebagai asal buah salak pondoh. Berbagai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta sebenarnya secara administratif terletak di wilayah kabupaten ini, di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta.
Kabupaten Sleman | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Julukan: Kota Salak Pondoh | |
Motto: Sleman SEMBADA (Sehat, Elok, Makmur dan merata, Bersih dan berbudaya, Aman dan adil, Damai dan dinamis, Agamis) | |
Koordinat: 7°40′54″S 110°19′24″E / 7.68167°S 110.32333°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | D.I. Yogyakarta |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | UU No.15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta. |
Ibu kota | Kota Sleman |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Sri Purnomo |
Luas | |
• Total | 574,82 km2 (22,194 sq mi) |
Populasi ((2017)[1]) | |
• Total | 1.193.572 |
• Kepadatan | 2.076,32/km2 (537,760/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 89,48% Katolik 7,10% Kristen Protestan 3,06% Konghucu 0,12% Hindu 0,11% Buddha 0,08% Aliran Kepercayaan 0,05%[2] |
Zona waktu | [[UTC]] |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0274 |
Kode Kemendagri | 34.04 |
DAU | Rp. 891.589.912.000.- |
Flora resmi | Salak pondoh |
Fauna resmi | Punglor merah |
Situs web | slemankab |
Geografi
Batas Wilayah
Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah (Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten) di utara dan timur, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta di selatan, serta Kabupaten Kulon Progo di barat. Pusat pemerintahan di Kapanewon Sleman, yang berada di jalur utama antara Yogyakarta – Semarang.
Topografi
Bagian utara kabupaten ini merupakan pegunungan, dengan puncaknya Gunung Merapi di perbatasan dengan Jawa Tengah, salah satu gunung berapi aktif yang paling berbahaya di Pulau Jawa. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang subur. Di antara sungai-sungai besar yang melintasi kabupaten ini adalah Kali Progo (membatasi kabupaten Sleman dengan Kabupaten Kulon Progo), kali Code, kali Kuning, kali Opak dan Kali Tapus.
Dengan Pendapatan Asli Daerah Rp. 52.978.731.000,- (2005) Kabupaten Sleman merupakan kabupaten terkaya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sejarah
Keberadaan Kabupaten Sleman dapat dilacak pada Rijksblad no. 11 Tahun 1916 tanggal 15 Mei 1916 yang membagi wilayah Kasultanan Yogyakarta dalam 3 Kabupaten, yakni Kalasan, Bantul, dan Sulaiman (yang kemudian disebut Sleman), dengan seorang bupati sebagai kepala wilayahnya. Dalam Rijksblad tersebut juga disebutkan bahwa kabupaten Sulaiman terdiri dari 4 distrik yakni: Distrik Mlati (terdiri 5 onderdistrik dan 46 kalurahan), Distrik Klegoeng (terdiri 6 onderdistrik dan 52 kalurahan), Distrik Joemeneng (terdiri 6 onderdistrik dan 58 kalurahan), Distrik Godean (terdiri 8 onderdistrik dan 55 kalurahan). Berdasarkan Perda no.12 Tahun 1998, tanggal 15 Mei tahun 1916 akhirnya ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Sleman. Menurut Almanak, hari tersebut tepat pada Hari Senin Kliwon, Tanggal 12 Rejeb Tahun Je 1846 Wuku Wayang.
Berdasar pada perhitungan tahun Masehi, Hari Jadi Kabupaten Sleman ditandai dengan surya sengkala "Rasa Manunggal Hanggatra Negara" yang memiliki sifat bilangan Rasa= 6, Manunggal=1, Hanggatra=9, Negara=1, sehingga terbaca tahun 1916. Sengkalan tersebut, walaupun melambangkan tahun, memiliki makna yang jelas bagi masyarakat Jawa, yakni dengan rasa persatuan membentuk negara. Sedangkan dari perhitungan tahun Jawa diperoleh candra sengkala "Anggana Catur Salira Tunggal". Anggana=6, Catur=4, Salira=8, Tunggal=1. Dengan demikian dari candra sengkala tersebut terbaca tahun 1846.
Beberapa tahun kemudian Kabupaten Sleman sempat diturunkan statusnya menjadi distrik di bawah wilayah Kabupaten Yogyakarta. Dan baru pada tanggal 8 April 1945, Sri Sultan Hamengkubuwono IX melakukan penataan kembali wilayah Kasultanan Yogyakarta melalui Jogjakarta Koorei angka 2 (dua). Penataan ini menempatkan Sleman pada status semula, sebagai wilayah Kabupaten dengan Kanjeng Raden T umenggung Pringgodiningrat sebagai bupati. Pada masa itu, wilayah Sleman membawahi 17 Kapenewon/Kecamatan (Son) yang terdiri dari 258 Kalurahan (Ku). Ibu kota kabupaten berada di wilayah utara, yang saat ini dikenal sebagai desa Triharjo. Melalui Maklumat Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 5 tahun 1948 tentang perubahan daerah-daerah Kelurahan, maka 258 Kelurahan di Kabupaten Sleman saling menggabungkan diri hingga menjadi 86 kelurahan/desa. Kelurahan/Desa tersebut membawahi 1.212 padukuhan.
Pusaka dan Identitas Daerah
Kyai Turunsih
Kabupaten Sleman memiliki tombak "Kyai Turunsih Tangguh Ngayogyakarto", pemberian dari Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Sabtu Kliwon 15 Mei 1999 (Tanggal Jawa, 29 Sapar 1932 Ehe). Penyerahan Pusaka tersebut kepada Bupati Sleman, dikawal 2 bergada prajurit Kraton Yogyakarta yakni Bregada Ketanggung berbendera Cakraswandana dan Bregada Mantrijero berbendera Purnamasidi. Pusaka itu dibawa seorang abdi Keraton Yogyakarta, KRT Pringgohadi Seputra.
Tombak Kyai Turunsih memiliki dhapur (pangkal) cekel beluluk Ngayogyakarta dan pamor beras wutah (wos wutah) wengkon. Pamor pusaka itu sesuai kondisi Sleman sebagai gudang berasnya Daerah Istimewa Yogyakarta. Tombak tersebut memiliki panjang sepanjang kurang lebih 270 cm dan pangkal sepanjang 49 cm.
Menurut Sri Sultan Hamengku Buwono X, Tombak Kyai Turunsih mengisyaratkan laku ambeg paramarta, dijiwai olah rasa kasih sayang, yang mencakup wilayah se Kabupaten Sleman sebagaimana sebuah keluarga besar yang harmonis, mulat sarira sesuai hari jadinya 'Anggana Catur Sarira Tunggal' yang terbaca tahun 1846 Jawa. Candra Sengkala tersebut mengemukakan sikap kearifan tradisional di empat penjuru yang manunggal pada jiwa kesatuan, yang menjadi unsur kasepuhannya.
Pemerintahan
Daftar Bupati
No. | Wali kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Wakil | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Pringgodiningrat | 1945 | 1947 | 2 tahun | ||||
2 | Prodjodiningrat |
1947 | 1950 | 3 tahun | ||||
3 | Dipodiningrat | 1950 | 1955 | 5 tahun | ||||
4 | Prawirodiningrat | 1955 | 1957 | 3 tahun | ||||
5 | Buchori S. Pranotohadi | 1957 | 1959 | 2 tahun | ||||
6 | Murdodiningrat | 1959 | 1974 | 5 tahun | ||||
7 | Tedjo Hadiningrat | 1974 | 1974 | 3 bulan | ||||
8 | Prodjosuyoto | 1974 | 1985 | 11 tahun | ||||
9 | Samirin | 1985 | 1990 | 5 tahun | ||||
10 | Arifin Ilyas | 1990 | 2000 | 10 tahun | ||||
11 | Ibnu Subiyanto (lahir 1950) |
PDI-P | 2000 | 2005 | 5 tahun | Zaelani 2000-2005 | ||
20 Desember 2006 | 20 Desember 2011 | 5 tahun | Sri Purnomo 2005-2009 | |||||
Sri Purnomo (Pelaksana Tugas) |
2009 | 2010 | 1 tahun | Jabatan kosong | ||||
12 | Sri Purnomo (lahir 1961) |
PAN | 2010 | 10 Agustus 2015 | 5 tahun | Yuni Satia Rahayu 2010-2015 | ||
Gatot Saptadi (Penjabat) |
10 Agustus 2015 | 17 Februari 2016 | 160 hari | Jabatan kosong | ||||
(12) | Sri Purnomo (lahir 1961) |
PAN | 17 Februari 2016 | 17 Februari 2021 | 5 tahun, 0 hari | Sri Muslimatun 2016-2021 | ||
Harda Kiswaya (Pelaksana Harian) |
17 Februari 2021 | 26 Februari 2021 | 9 hari | Jabatan kosong | ||||
13 | Kustini Sri Purnomo (lahir 1961) |
PAN | 26 Februari 2021 | 24 September 2024 | 3 tahun, 220 hari | Danang Maharsa 2021-sekarang | ||
Kusno Wibowo (Penjabat sementara) |
24 September 2024 | Petahana | 67 hari | Jabatan kosong |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sleman dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[3] | 2014–2019[4] | 2019–2024[5] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 5 | 6 | 7 | |
Gerindra | (baru) 1 | 7 | 6 | 6 | |
PDI-P | 10 | 12 | 15 | 13 | |
Golkar | 6 | 4 | 5 | 6 | |
NasDem | (baru) 5 | 3 | 3 | ||
PKS | 6 | 6 | 6 | 6 | |
Hanura | (baru) 1 | 0 | 0 | 0 | |
PAN | 6 | 6 | 6 | 6 | |
Demokrat | 8 | 1 | 0 | 0 | |
PPP | 4 | 4 | 3 | 3 | |
PDP | (baru) 1 | ||||
PKNU | (baru) 1 | ||||
PKPB | 1 | ||||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 12 | 9 | 8 | 8 |
Kapanewon
Pariwisata
Tempat Wisata
Flora dan Fauna
Salak Pondoh
Salak pondoh (Sallaca edulis Reinw cv Pondoh) dalam kajian ilmiah termasuk divisi Spermatophyta (tumbuhan berbiji) dengan sub divisi Angiospermae (berbiji tertutup). Sedangkan klasifikasi kelasnya adalah Monocotyledoneae (biji berkeping satu), yang termasuk bangsa Arecales, suku Arecaceae Palmae (keluarga Palem) dan marga Salacca jenis Salacca edulis Reinw dengan anak jenis Salacca edulis Reinw cv Pondoh.
Tanaman ini dipilih menjadi flora identitas Kabupaten Sleman karena merupakan jenis tanaman Salak khas di wilayah Sleman dan telah menjadi kebanggaan masyarakat Sleman. Awalnya, Partodiredjo, seorang Jogoboyo desa pada Kapanewon Tempel, pada tahun 1917 menerima kenang-kenangan empat butir biji salak dari seorang warga negara Belanda yang akan kembali ke negerinya karena masa tugasnya telah berakhir. Biji Salak yang kemudian ditanam dan dibudidayakannya dengan baik ternyata menghasilkan buah yang manis dan tidak sepat, tidak seperti buah Salak yang selama itu dikenalnya. Pada tahun 1948-an tanaman Salak tersebut kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Muhadiwinarto (putra Partodiredjo) warga Sokobinangun, Merdikorejo, Tempel. Karena kelebihannya dalam hal rasa, tanaman salak tersebut cepat berkembang pesat penyebarannya.
Burung punglor
Burung Punglor (Zootheria Citrina) yang tergolong Vertebrata marga Zootheria, bangsa passeriformes, suku Turdidae, dan kelas Aves ini memiliki bulu yang indah. Habitat Punglor adalah hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 M di atas permukaan air laut.
Di wilayah Sleman, burung yang bersuara merdu ini berhabitat kebun Salak Pondoh. Dengan makanan utama cacing tanah dan kumbang (uret), Punglor merupakan predator bagi hama tanaman Salak Pondoh.
Pendidikan
Pendidikan Tinggi
Universitas
- Universitas Gajah Mada
- Universitas Negeri Yogyakarta
- Universitas Atma Jaya Yogyakarta
- Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
- Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta
- Universitas Islam Indonesia
- Universitas Sanata Dharma
- Universitas Jendral Achmad Yani Yogyakarta
- Universitas Proklamasi 45
- Universitas Kristen Immanuel
- Universitas Respati Yogyakarta
- Universitas Teknologi Yogyakarta
- Universitas AMIKOM Yogyakarta
Institut
Sekolah Tinggi
- Sekolah Tinggi Bahasa Asing Lembaga Indonesia-Amerika
- Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (Akademi Administrasi Notokusumo)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bank
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mitra Indonesia
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API (Akademi Pariwisata Indonesia)
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Solusi Bisnis Indonesia
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (Yayasan Keluarga Pahlawan Negara)
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Guna Bangsa
- Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Husada
- Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
- Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA
- Sekolah Tinggi MultiMedia "MMTC"
Tokoh Terkenal
- Seto Nurdiantoro, Pesepak Bola Nasional
- Mbah Maridjan, Juru Kunci Merapi
- Mubyarto, Ekonom Indonesia
- Doni Tata Pradita, Pembalap Indonesia
- Muchdi Purwoprandjono, Komandan Jendral Kopassus
- Wifqi Windarto, Pebulu Tangkis Nasional
- Wahidin Soedirohoesodo, Pahlawan Nasional Indonesia
- Ja'far Umar Thalib, Panglima Laskar Jihad
- M. Arief Budiman, Ilmuwan
- Sayuti Melik, Pengetik Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI
- Eross Candra, Musisi, Personil Sheila On 7
- Akhdiyat Duta Modjo, Musisi, Personil Sheila On 7
- Muhammad Awal Purbani, Musisi, Personil Seventeen
- Affandi, Maestro Seni Lukis Indonesia
- Amien Rais, Politikus Senior
- Shani Indira Natio, Musisi, Personil JKT48
Referensi
- ^ "Provinsi D.I Yogyakarta Dalam Angka 2018". BPS D.I Yogyakarta. Diakses tanggal 16 Agustus 2019.
- ^ "Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di D.I Yogyakarta 2014". Pemprov D.I Yogyakarta. Diakses tanggal 16 Februari 2019.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2009-2014
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Sleman 2019-2024