Fobia

gangguan kecemasan yang didefinisikan oleh ketakutan yang terus-menerus dan berlebihan terhadap suatu objek atau situasi
Revisi sejak 1 Maret 2020 16.03 oleh Liapanigoro (bicara | kontrib) (Membuat halamam baru)

A. Fobia: Ketakutan dan Kecemasan

Fobia merupakan kondisi keterbatasan karena dorongan kecemasan dan ketakutan akan sesuatu. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Fobia dapat membatasi keberadaan ruang gerak seseorang melalu rasa cemas dan takut. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya.

Apa yang menyebabkan kemunculan fobia? Ketakutan dan Kecemasan manusia menjadi sumber utama yang mendorong kemunculan fobia akan suatu objek. Fobia ketakutan dapat berupa objek nyata. Misalnya seperti takut pada seekor kecoak. Sebaliknya fobia kecemasan dapat berwujud perasaan tak terjelaskan, pikiran yang mengerikan atas suatu objek, sehingga memunculkan reaksi panik tanpa hadirnya objek maupun situasi tertentu. Fobia dapat menimbulkan rasa kekhawatiran terjadinya keadaan buruk yang tidak menyenangkan bagi seseorang.


Riset membuktikan bahwa ketakutan dan kecemasan sebagai salah satu efek fobia dapat muncul kapan saja dalam kurun waktu tertentu. Penderita fobia yang mengalami atau merasa takut atau cemas dapat merasa tidak terhubung dengan kenyataan. Efek kognitif dari fobia termasuk pikiran tentang suatu yang berbahaya adalah ancaman yang ia rasakan. Contohnya fobia terhadap ulat bulu, fobia ketinggian dan lain-lain. Ketika ia tidak mampu lagi memikirkan tentang hal diluar itu sekalipun ingin memikirkan hal lain. Orang yang memiliki fobia terlalu memusatkan pikiran pada ketakutan akan suatu objek, sehingga pikirannya akan terbayang pada hal yang membuatnya merasa tidak nyaman akan hal tersebut. Selain itu, penyebab timbulnya fobia pada diri seseorang berasal dari pengalaman buruk yang pernah ia alami sebelumnya. Sehingga menimbulkan rasa ketakutan atau kecemasan diluar kendalinya akan suatu objek. Sehingga fobia tidak disebabkan karena suatu objek. Melainkan fobia timbul dari dalam diri atau pikiran akan hal-hal buruk yang akan terjadi, dan bisa menyebabkan rasa takut dan cemas pada jiwa seseorang.

Referensi

[1] https://m.wiki-indonesia.club/wiki/Fobia




Penyebab Fobia Spesifik

Fobia spesifik tidak memiliki penyebab tunggal tetapi sejumlah faktor yang berpotensi berkontribusi telah diidentifikasi:

1. Pengalaman traumatis - Individu yang memiliki pengalaman traumatis di masa kanak-kanak dapat mulai membuat asosiasi dengan situasi atau benda terkait di masa dewasa. Misalnya, seseorang yang digigit anjing pada usia muda dapat mengembangkan rasa takut anjing di kemudian hari.

2. Perilaku yang dipelajari - Lingkungan keluarga mungkin menjadi penyebab fobia spesifik - berada di sekitar saudara yang memiliki ketakutan khusus, atau berurusan dengan kecemasan dengan cara tertentu, dianggap mempengaruhi anak-anak dan dapat berkontribusi pada timbulnya fobia.

3. Genetika - Beberapa individu mungkin secara genetis cenderung memiliki kepribadian yang cemas, membuat mereka lebih rentan terhadap fobia.

4. Takut respons - Memiliki serangan panik atau respons yang diucapkan lainnya takut atau panik dalam situasi tertentu dapat menyebabkan perasaan malu atau takut akan mengulang episode, yang dari waktu ke waktu dapat berkembang menjadi fobia.

Stres yang sedang berlangsung - dalam jangka panjang, stres dapat menyebabkan perasaan cemas, depresi dan ketidakmampuan untuk mengatasi situasi tertentu, yang dapat berkembang menjadi fobia


Istilah

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia:

  • Achluophobia - ketakutan terhadap kegelapan.
  • Acrophobia - takut akan ketinggian.
  • Afrophobia - ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
  • Agoraphobia - takut pada lapangan.
  • Androphobia - ketakutan kepada laki-laki.
  • Antlophobia - takut akan banjir.
  • Arachnophobia - ketakutan pada laba-laba.
  • Arithmophobia - takut akan angka.
  • Bibliophobia - takut pada buku.
  • Caucasophobia - ketakutan akan orang dari ras Kaukasus.
  • Cenophobia - takut akan ruangan yang kosong.
  • Claustrophobia - takut akan ruang sempit seperti lift.
  • Dendrophobia - takut pada pohon.
  • Ecclesiophobia - takut pada gereja.
  • Felinophobia - takut akan kucing.
  • Genuphobia - takut akan lutut.
  • Hydrophobia - ketakutan akan air.
  • Hexakosioihexekontahexafobia - ketakutan akan angka 666 (Bilangan setan).
  • Iatrophobia - takut akan dokter.
  • Japanophobia - ketakutan akan orang Jepang.
  • Lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran.
  • Lygopobia - ketakutan akan kegelapan.
  • Necrophobia - takut akan kematian.
  • Panophobia - takut akan segalanya.
  • Photophobia - ketakutan akan cahaya.
  • Ranidaphobia - takut pada katak.
  • Schlionophobia - takut pada sekolah.
  • Tripofobia - ketakutan akan lubang yang banyak.
  • Uranophobia - ketakutan akan surga.
  • Xanthophobia - ketakutan pada warna kuning.
  • Nomofobia - takut/gelisah ketika tidak memegang smartphone.
  • Astrafobia - ketakutan pada petir.

Referensi

  1. ^ Maramis, Willy F. (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press.