Maburkuk

Revisi sejak 7 Maret 2020 06.35 oleh AABot (bicara | kontrib) (Bot: Perubahan kosmetika)

Permainan Maburkuk dalam bahasa Siladang, berasal dari Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara. Permainan Maburkuk adalah bermain kokok-kokokan seperti suara ayam jantan. Dilaksanakan pada sore hari di mana anak-anak telah selesai membantu orang tuanya, dimainkan oleh anak laki-laki umur sekotar 10 sampai 15 tahun. Bagi masyarakat Siladang, ayam jago akrab dengan kalangan luas di dalam masyarakat baik sebagai binatang ternak yang dipelihara setiap rumah maupun sebagai jago aduan yang biasa menjadi binatang permainan di kalangan masyarakat.

Cara bermain : Jumlah pemain 10 orang yang dibagi atas 2 (Kelompok A dan Kelompok B) kelompok. setiap kelompok akan memilih masing-masing ketua kelompok. para ketua akan melakukan suit untuk menentukan pihak/kelompok penebak dan yang ditebak. Jika kelompok A yang menang, maka anggota kelompok yang mewakili kelompok berhak menjadi pihak penebak dan yang kalah dengan sendirinya menjadi yang ditebak. kedua kelompok ini saling berhadapan dengan jarak sekitar 5 meter, ketika permainan akan dimulai, serta memutar posisinya sehingga kedua kelompok saling bertolak belakang. saat inilah ketua kelompok menetapkan siapa diantara anggotanya yang pertama akan bermain dan menutup kepala serta matanya, kemudian para anggota kembali saling berhadapan.

Ketua kelompok akan menuntun yang berperan sebagai ayamnya masing-masing sampai keduanya saling berdekatan. yang kalah suit harus berkokok dan yang menang menebak siapa yang berkokok tersebut, bila dapat ditebak dengan tepat maka akan berganti penebak akan berkokok kemudian yang ditebak akan berperan sebagai penebak, Bila hal ini berhasil maka permainan memperoleh nilai yang sama. Bila tidak berhasil menebak kemudian minta untuk digantikan oleh temannya untuk menebak. Bila hal ini juga tidak berhasil maka pihak penebak akan kembali ke posisi semula (kelompok penebak). Jika dalam babak ini ia berhasil menebak suara koko temannya maka mereka akan mendapat tambahan anggota satu orang yaitu orang yang tidak dapat menebak tadi.[1]

Referensi

  1. ^ Hamzuri, Hamzuri (1998). Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Direktorat Permuseuman Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 40–41.