Servasius Bambang Pranoto
Servasius Bambang Pranoto lahir 13 Mei 1955adalah penemu ramuan minyak Kutus Kutus dan pemilik perusahaan Tamba Waras yang memproduksi minyak Kutus Kutus. Ramuan minyak Kutus Kutus terbuat dari campuran 49 jenis rempah-rempahan.[1] Per Oktober 2018, produksi minyak Kutus Kutus telah mencapai satu juta botol per bulan dengan pemasaran di seluruh Indonesia hingga Australia, Eropa, dan negara-negara lainnya, dengan perkiraan omzet atau pendapatan kotor di atas Rp 230 miliar per bulan.[2]
Nama Kutus Kutus berasal dari Bahasa Bali, yang berarti delapan delapan. Angka delapan dinilai sebagai bentuk angka yang unik, sempurna, dan menyerupai simbol infiniti.[3]
Ramuan minyak Kutus Kutus ditemukan Servasius Bambang Pranoto pada tahun 2011, ketika kedua kakinya lumpuh akibat terjatuh di pematang sawah saat memikul kentang seberat 10 kilogram.[4] Meski sudah berobat ke dokter, kedua kaki Servasius tak kunjung sembuh, sehingga dia nyaris putus asa. Inspirasi membuat ramuan dari berbagai tanaman herbal dan rempah-rempah kemudian muncul saat dirinya bermeditasi. Servasius lalu membuat minyak balur atau gosok berdasarkan resep leluhur.[3] Servasius menyebut resep leluhur yang digunakannya sebagai konsep pohon kehidupan, yang terdiri atas tujuh unsur dari tujuh tanaman.[5]
Seluruh bahan rempah-rempahan yang jumlahnya 49 tersebut diperoleh Servasius Bambang Pranoto di bukit yang terletak di belakang rumahnya di Desa Bona, Gianyar, Bali, yang ditempatinya sejak tahun 2002, setelah pindah dari DKI Jakarta.
Pada tahun 2008, Servasius Bambang Pranoto kemudian mendirikan pabrik Kutus Kutus, melalui perusahaan Tamba Waras, di Jalan Darmagiri No 88, Desa Bitra, Gianyar, Bali. Lokasi pabrik adalah bekas restoran Mango Lango dan Studio Music Banjar Teratai Capung, yang digunakan Servasius selama 12 tahun sebelum memproduksi Kutus Kutus.[6] Pabrik berdiri di atas area lahan seluas 2.800 meter persegi dengan jumlah karyawan mencapai 90.
Setelah lulus kuliah Teknik Elektro di Universitas Satya Wacana, Salatiga, Servasius Bambang Pranoto kemudian bekerja di Philip Jakarta dengan jabatan terakhir executive staff. Servasius kemudian berhenti kerja dan memutuskan untuk menggeluti dunia seni musik. Pada tahun 2002, dia pindah ke Desa Bona, Gianyar, Bali.[7]
Filosofi
Servasius Bambang Pranoto memiliki filosofi bahwa manusia sebagai bagian dari alam memiliki energi, yakni kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Minyak Kutus Kutus membangkitkan kekuatan tersembunyi tersebut.[3] Dalam pemasarannya, Kutus Kutus juga harus dilakukan dengan Integritas dan Kejujuran. Manusia perlu melakukan harmonisasi dengan kebaikan alam.[4]
Pendidikan
Servasius Bambang Pranoto lulus dari SMA Debritto, Yogyakarta, kemudian melanjutkan memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Satya Wacana Salatiga.[3]
Strategi Penjualan
Servasius Bambang Pranoto memasarkan minyak Kutus Kutus melalui Facebook pada Desember 2013 dan mampu menjual hingga 2.000 botol per bulan. Tahun berikutnya angka penjualan minyak Kutus Kutus meningkat menjadi 5.000 botol per bulan hingga Desember 2018 penjualan telah mencapai 24 ribu per botol.
Daftar Referensi
- ^ Media, Kompas Cyber. "Pencipta Minyak Kutus Kutus Tak Mau Produknya Dianggap Obat Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ "Kisah di Balik Minyak Kutus Kutus, Baru Berdiri 5 Tahun, Tapi Omzetnya Capai Rp230 Miliar per Bulan - Semua Halaman - Intisari". intisari.grid.id. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ a b c d "Cerita Bambang Pranoto Hadirkan Minyak Kutus-Kutus, Ternyata Berawal Kaki Terkilir Usai Kecelakaan". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ a b "Frequently asked questions". Kutus Kutus Tamba Waras. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ Andriani, Dewi (7 Maret 2020). "Bisnis Subur Minyak Balur". Bisnis Indonesia, edisi 7 Maret 2020, hal 3.
- ^ "Hubungi Kami". Kutus Kutus Tamba Waras. Diakses tanggal 2020-03-07.
- ^ "Mengenal Servasius Bambang Pranoto, Sosok di Balik Minyak Kutus Kutus - Semua Halaman - Nova". nova.grid.id. Diakses tanggal 2020-03-07.