Kota Palembang

ibu kota Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia
Revisi sejak 14 Maret 2020 02.12 oleh Myifn (bicara | kontrib) (←Suntingan 115.178.220.166 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Lord Yeager)

Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota dengan luas wilayah 400,61 km²[3] ini dihuni oleh lebih dari 1,6 juta penduduk pada 2018. Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang. Pembangunan LRT (kereta api layang), dan rencana pembangunan sirkuit motor GP di kawasan Jakabaring dan sirkuit F1 di kawasan Tanjung Api-Api, merupakan proyek pengembangan Kota Palembang terkini.[4]

Kota Palembang
Daerah tingkat II
Jembatan Ampera
Lambang resmi Kota Palembang
Motto: 
Palembang EMAS
Julukan: "Bumi Sriwijaya"
Peta
Peta
Kota Palembang di Indonesia
Kota Palembang
Kota Palembang
Peta
Kota Palembang di Indonesia
Kota Palembang
Kota Palembang
Kota Palembang (Indonesia)
Koordinat: 2°59′27.32″S 104°45′23.68″E / 2.9909222°S 104.7565778°E / -2.9909222; 104.7565778
Negara Indonesia
ProvinsiSumatra Selatan
Tanggal berdiri17 Juni 683; 1341 tahun lalu (683-06-17)
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 18
  • Kelurahan: 107
Pemerintahan
 • BupatiH. Harnojoyo, S.Sos
 • Wakil BupatiFitrianti Agustina
Luas
 • Total400,61 km2 (15,468 sq mi)
Ketinggian
3 m (10 ft)
Populasi
 • Total1.643.488
 • Kepadatan4.102/km2 (10,620/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 91,74%
Kristen 4,55%
Protestan 3,00%
Katolik 1,55%
Buddha 3,63%
Hindu 0,08%[2]
 • BahasaMelayu Palembang, Bahasa Musi, Indonesia, Jawa, Sunda, Batak
Zona waktu[[UTC]] (WIB)
Kode BPS
1671 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 711
Kode Kemendagri16.71 Edit nilai pada Wikidata
Kode SNI 7657:2023PLG
DAURp1.125.008.229.000.-
Situs webwww.palembang.go.id

Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Bukit Siguntang sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal 16 Juni 688 Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di Indonesia. Di dunia Barat, kota Palembang juga dijuluki Venice of the East ("Venesia dari Timur"). Saat ini Wali Kota Palembang dijabat oleh H. Harnojoyo, S.Sos. [5]

Sejarah

 
Lambang Palembang pada zaman penjajahan Belanda

Asal usul nama Palembang mempunyai beberapa versi. Salah satu versi mengaitkan Palembang dengan kata dalam bahasa Jawa, "limbang", yang berarti membersihkan biji atau logam dari tanah atau benda-benda luar lain. Pemisahan dilakukan dengan bantuan alat berupa keranjang kecil untuk mengayak tanah berkandungan logam atau biji di aliran sungai. "Pa" adalah kata depan yang dipakai orang Jawa untuk menunjuk suatu tempat berlangsungnya usaha atau keadaan. Versi ini terkait erat dengan peran Palembang pada masa lalu sebagai tempat mencuci emas dan biji timah. Versi lain menghubungkan Palembang dengan kata "lemba", yang berarti tanah yang dihanyutkan air ke tepi.[6]

Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari kerajaan Sriwijaya,[7] Serangan Rajendra Chola dari Kerajaan Chola pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.[7]

Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.[8][9]

Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan Babad Arya Tabanan disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama Arya Damar sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan Bali bersama dengan Gajah Mada Mahapatih Majapahit pada tahun 1343.[10]

Pada awal abad ke-15, kota Palembang diduduki perompak Chen Zuyi yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana Cheng Ho pada tahun 1407.[11]

Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang apoteker Portugis menyebutkan Palembang,[12] telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada kesultanan Demak serta turut serta menyerang Malaka yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.

Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya.[13] Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah Hindia Belanda.[14] Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.

 
Jembatan Ampera, ikon Kota Palembang.
 
Gambar Palembang pada tahun 1659

Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai "Kota Wisata Air" seperti Bangkok di Thailand dan Phnom Penh di Kamboja. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008".

Palembang menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu SEA Games XXVII Tahun 2011.

Pada tahun 2018, Palembang dan Jakarta menjadi tuan rumah olimpiade se-Asia yaitu Asian Games 2018

Keadaan geografis

Letak geografis

Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61 km², dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatra. Palembang sendiri dapat dicapai melalui penerbangan dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bandar Lampung, Bengkulu, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (via Pangkal Pinang), Jambi, Lubuk Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan Denpasar-Bali. Serta dari luar negeri yaitu Singapura, Kuala Lumpur, serta Jeddah (musim haji) Selain itu di Palembang juga terdapat Sungai Musi yang dilintasi Jembatan Ampera dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.

Iklim dan topografi

Data iklim Palembang
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.8
(87.4)
31.2
(88.2)
31.5
(88.7)
32.1
(89.8)
32.4
(90.3)
31.9
(89.4)
31.8
(89.2)
32.1
(89.8)
32.5
(90.5)
32.6
(90.7)
31.9
(89.4)
31.1
(88)
31.83
(89.28)
Rata-rata harian °C (°F) 26.8
(80.2)
27.1
(80.8)
27.2
(81)
27.7
(81.9)
28.0
(82.4)
27.4
(81.3)
27.0
(80.6)
27.2
(81)
27.5
(81.5)
27.7
(81.9)
27.4
(81.3)
27.0
(80.6)
27.33
(81.21)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.9
(73.2)
23.0
(73.4)
23.0
(73.4)
23.4
(74.1)
23.6
(74.5)
22.9
(73.2)
22.3
(72.1)
22.4
(72.3)
22.5
(72.5)
22.9
(73.2)
23.0
(73.4)
23.0
(73.4)
22.91
(73.22)
Presipitasi mm (inci) 277
(10.91)
262
(10.31)
329
(12.95)
263
(10.35)
213
(8.39)
122
(4.8)
104
(4.09)
107
(4.21)
120
(4.72)
186
(7.32)
274
(10.79)
366
(14.41)
2.623
(103,25)
Rata-rata sinar matahari bulanan 169 118 130 150 174 127 130 149 118 160 132 120 1.677
Sumber #1: Climate-Data.org[15]
Sumber #2: Deutscher Wetterdienst[16][17]

Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembap nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3 km/jam - 4,5 km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4 - 31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000 mm - 3.000 mm. Kelembaban udara berkisar antara 75 - 89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 – 20 m dpl.

Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan Sepetember 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.

 
Toko di atas rakit di Palembang pada masa Hindia Belanda.

Tropis lembap nisbi, suhu antara 220-320 celcius, curah hujan 22–428 mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang - Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.

Batas wilayah

Arti lambang Kota Palembang

Bangunan Sirah yaitu rumah Palembang warna asli merah tua coklat dengan pinggiran keemasan berikut 2x (4+5) = 18 tanduk lembaran daun teratai. Ditengah atasan terdapat kembang melati yang belum mekar, berikut simbar yang melambangkan kerukunan kekeluargaan dan kesejahteraan Kota Palembang disegala zaman.

Puncak rebung warna kuning keemasan, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8 buah, melambangkan kemuliaan dan keagungan. Jumlah 8 buah, melambungkan bulan Agustus yang bersejarah, bulan Proklamasi yang mengingatkan perjuangan Kemerdekaan RI. Segi tiga ialah sebuah Bukit yang termasyur di Palembang dengan nama BUKIT SIGUNTANG berwarna hijau berikut sinar keemasan, melambangkan tanggal 17 hari Proklamsi Kemerdekaan RI. Bukit Siguntang adalah tempat kesucian dimasa zaman purbakala yaitu diabad ke VII s/d XII terdapat kumpulan candi-candi, kuil-kuil dan Perguruan Tinggi dikunjungi oleh Pendeta-pendeta dan pelajar-pelajar di seluruh Asia.[18]

Pemerintahan

Wali Kota

Dewan Perwakilan

Kecamatan

Berkas:Kantor Wali kota Palembang.jpg
Gedung kantor Wali Kota Palembang.

Kota Palembang dibagi ke dalam 18 kecamatan dan 107 kelurahan[19], kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:

Demografi

Penduduk

 
Gadis Palembang

Penduduk Palembang merupakan etnis Melayu dan menggunakan Bahasa Melayu yang telah disesuaikan dengan dialek setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti bahasa Komering, Rawas, Musi, Pasemah, dan Semendo. Pendatang dari luar Sumatra Selatan kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura, Bugis dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah Tionghoa, Arab dan India. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.

Agama

Agama di Kota Palembang tahun 2018
Agama Persen
Islam
  
91,74%
Buddha
  
3,63%
Kristen Protestan
  
3,00%
Katolik
  
1,55%
Hindu
  
0,08%

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik provinsi Sumatera Selatan tahun 2019, mencatat bahwa persentase penduduk Kota Palembang beragama Islam sebanyak 91,74%, kemudian Buddha 3,63%, Kristen Protestan 3,00%, Katolik 1,55%, Hindu 0,08% dan Konghucu kurang dari 0,01%.[2] Agama mayoritas di Palembang adalah Islam. Di dalam catatan sejarahnya, Palembang pernah menerapkan undang-undang tertulis berlandaskan Syariat Islam, yang bersumber dari kitab Simbur Cahaya. Selain itu terdapat pula penganut Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan Konghucu.[butuh rujukan]

Bahasa

Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari kota Palembang adalah bahasa Palembang sehari-hari yang diucapkan hampir keseluruhan masyarakatnya.[butuh rujukan] Selain hal tersebut, masyarakat pendatang juga sering menggunakan bahasa daerah masing-masing jika mereka berkomunikasi dengan sesama komunitas. Bahasa Palembang adalah dialek lokal dari bahasa Melayu yang sekaligus juga merupakan lingua franca atau bahasa pemersatu provinsi Sumatra Selatan. Penutur bahasa Palembang diperkirakan 3.1 juta jiwa populasi yang tersebar di kota Palembang dan provinsi terdekat.[20]

Pariwisata

Objek wisata

 
Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
 
Sorot laser Gedung Kantor Wali kota di latar belakang Benteng Kuto Besak.
 
Air mancur di Kambang Iwak.
Berkas:Industri pupuk nasional Pupuk Sriwijaya.jpg
Industri pupuk nasional Pupuk Sriwijaya.
  • Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatra Selatan.[21] Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
  • Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
  • Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatra Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah[22].
  • Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.[23]
  • Gedung Kantor Wali kota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Wali kota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari.
  • Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal wali kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
  • Hutan Wisata Punti Kayu, sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7 km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Di dalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
  • Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah site peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
  • Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kerajaan Sriwijaya.
  • Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
  • Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda - benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
  • Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang Darussalam. Di dalamnya terdapat banyak benda - benda bersejarah Kota Palembang.
  • Museum Tekstil, terletak di Jl. Merdeka museum ini menyimpan benda - benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatra Selatan.
  • Kawah Tengkurep
  • Masjid Cheng Ho Palembang
  • Klenteng Soei Goeat Kiong (Klenteng tertua di Palembang)
  • Kampung Kapitan
  • Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu
  • Fantasy Island
  • Bagus Kuning
  • Pusat Kerajinan Songket
  • Pulau Kemaro
  • Kilang Minyak Pertamina
  • Pabrik Pupuk Pusri
  • Sungai Gerong
  • Jakabaring Sport City (JSC)
  • Waterboom OPI Jakabaring
  • The Amanzi Waterpark CitraGrand City
  • Rumah Mak Bani Montok
  • Lorong Asia

Seni dan budaya

 
Festival perahu hias dan lomba bidar di Sungai Musi.

Sejarah tua Palembang serta masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)", adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.

Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:

  • Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)[24]
  • Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
  • Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
  • Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
  • Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit

Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kerajaan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.

Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang tampak lebih ceria karena menggunakan warna - warna terang dan masih mempertahankan motif - motif tradisional setempat.

Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru Masehi.

Makanan khas

 
Pempek merupakan makanan khas Palembang.

Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti pempek atau tekwan yang terbuat dari ikan mengesankan "Chinese taste" yang kental pada masyarakat Palembang.

  • Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).
  • Tekwan, makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
 
Model, salah satu olahan pempek.
 
Pindang ikan patin khas Palembang, rasanya pedas, asam, dan gurih.
  • Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
  • Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.
  • Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.
  • Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
  • Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
  • Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
  • Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
  • Pindang Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
  • Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat.
  • Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
  • Tempoyak, makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang difermentasi setelah itu ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
  • Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
  • Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.
  • Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng.
  • Kue Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
  • Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
  • Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.

Olahraga

 
Stadion Gelora Sriwijaya

Stadion Gelora Sriwijaya dibangun dalam rangka penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XVI pada tahun 2004. Stadion ini terletak di daerah Jakabaring, di bagian selatan Palembang. Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada masa lampau. Di stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua pertandingan dalam lanjutan Piala Asia AFC 2007, yaitu babak penyisihan grup D antara Arab Saudi dan Bahrain serta perebutan tempat ke-tiga antara Korea Selatan dengan Jepang. Palembang bersama Jakarta menjadi tuan rumah SEA Games 2011, yang diselenggarakan pada 11-22 November 2011. Dengan merehabilitasi venue eks Pekan Olahraga Nasional XVI dan membangun Wisma Atlet, Venue tambahan seperti lapangan Atletik, Aquatic Center, Volley Beach, Ski Air, Panjat Tebing dan Lapangan Tembak terbesar se-Asia yang digunakan untuk SEA Games 2011.

Selain itu, stadion ini merupakan homebase bagi klub sepak bola Palembang, Sriwijaya Football Club Sriwijaya FC yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Palembang.

Kota Palembang juga memiliki sebuah klub bola voli bernama Palembang Bank SUMSELBABEL, yang mewakili Indonesia dalam Men's Club Asian Volleyball Championship 2011 di GOR PSCC Palembang.

Pusat-pusat perbelanjaan

Berkas:Pasar16ilir.JPG
Keramaian Pasar 16 Ilir Palembang pada pagi hari.
  • Palembang Icon, merupakan life style mall pertama di Palembang. Terdapat anchor tenant seperti Foodmart, Electronic City, Cinemaxx, Celebrity Fitness, Amazing Icon, Books And Beyond, dll
  • Palembang Indah Mall, merupakan salah satu mall terbesar di Palembang. Terdapat anchor tenant seperti Hypermart, Ace Hardware, Index Furnishings, XXI dll.
  • Palembang Square, merupakan mall teramai di Palembang. Terdapat anchor tenant seperti Carrefour, Grand JM, Gramedia, XXI (2013) dan lain-lain.
  • Palembang Trade Center Mall merupakan mall terluas di kota palembang yang dibangun diatas lahan seluas 21 hektar. Terdapat anchor tenant seperti Diamond Department Store & Supermarket, Electronic & Home Solution, Funworld dan lain-lain.
  • Internasional Plaza, merupakan mall pertama dan tertua di Palembang. Juga merupakan pusat handphone terbesar di Sumatra Bagian Selatan. Terdapat anchor tenant seperti Matahari Department Store, Superindo, 21 Cineplex dan lain-lain.
  • Rajawali Village
  • MDP IT Store (IT Mall), merupakan pusat perbelanjaan barang barang elektronik yang terletak di simpang empat polda dengan gedung baru tinggi 8 lantai
  • Bandung Pasaraya
  • JM Pasaraya
  • JM Kenten
  • JM Sukarame
  • JM Plaju
  • Gramedia Kol. Atmo
  • Gramedia World Palembang
  • Palembang Square Extension
  • Lippo Plaza Jakabaring
  • OPI Mall
  • Giant Extra Kenten
  • Giant Extra Plaju
  • Giant Express Soekarno Hatta
  • Dermaga Point Palembang
  • Ramayana Department Store
  • Sumatra Department Store
  • Megahria Shopping Center Store
  • Dika Shopping Center
  • Marathon Department Store
  • Lotte Mart
  • Ilir Barat Permai (Songket, Lemari Palembang, Pelaminan Palembang, Ukiran Palembang dan lain-lain)
  • Pasar Tradisional seperti Pasar 16 Ilir, Pasar Induk Jakabaring, Pasar Cinde, Pasar Kuto, Pasar Plaju, Pasar 26 Ilir, Pasar Gubah, Pasar Perumnas dan sebagainya.
Berkas:Hotelaryadutapalembang.jpg
Hotel Aryaduta Palembang

Hotel

Hotel-hotel berbintang di Palembang antara lain:

  • Aryaduta Hotel and Convention Center *****
  • Novotel Hotel & Residence *****
  • The Arista Hotel Palembang*****
  • Horison Hotel Optima Palembang *****
  • Aston International & Conferrence Hotel ****
  • Hotel Sandjaja ****
  • Hotel Batiqa ****
  • Hotel Sintesa Peninsula ****
  • The Jayakarta Daira Hotel ****
  • Hotel Swarna Dwipa ****
  • Hotel Grand Zuri ***
  • Rio City Hotel ***
  • Hotel Royal Asia ***
  • SwisBelin Hotel ***
  • Hotel Lembang ***
  • Hotel Princess ***
  • Hotel King's (habis terbakar dan akan di buka kembali) ***
  • Hotel Amaris ***
  • Grand Duta Syariah Hotel ***
  • Fave Hotel ***
  • Hotel Emilia ***
  • Hotel Zuri Express **
  • Hotel Duta **
  • Maxone Hotel **
  • Hotel Wisata **
  • Sriwijaya Hotel **
  • Hotel Budi **
  • Hotel Paradise **
  • Hotel Bumi Asih **
  • Hotel Arjuna **
  • Hotel Anugerah **
  • Hotel Safa Marwah
  • Home Inn Hotel Palembang
  • Hotel Alam Sutra

Pendidikan

Perguruan Tinggi

Kota Palembang memiliki beberapa perguruan tinggi di antaranya Universitas Sriwijaya di Bukit Besar, walaupun kampus utamanya yang memiliki luas 712 ha berada pada kawasan Inderalaya, Ogan Ilir, Sumatra Selatan.[25] saat ini menempati urutan ke-15 Universitas Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2010. Peringkat Universitas Sriwijaya dalam pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Juli 2009 (peringkat ke-29) dan edisi Juli 2010 (peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universitas Sriwijaya menempati peringkat ke-1 yang kemudian diikuti oleh Universitas Andalas (Unand), Universitas Sumatra Utara (USU) dan Universitas Riau (Unri).

Sekolah Menengah Lanjutan Atas

Sejumlah sekolah menengah atas (SMA) terkemuka di Palembang di antaranya ialah:

Sekolah Menengah Kejuruan

Sejumlah sekolah menengah kejuruan (SMK) terkemuka di Palembang di antaranya ialah:

Sekolah Menengah Pertama

Sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) terkemuka di Palembang di antaranya ialah:

Sekolah Dasar

Sejumlah sekolah dasar (SD) terkemuka di Palembang di antaranya ialah:

Transportasi

 
Armada bus Trans Musi

Warga Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi taksi juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi dan angkutan kota di Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, di mana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. Baru-baru ini telah dibuka jalur kereta komuter yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya. Selain itu, pada awal tahun 2010 rute angkutan kota dan bus kota di beberapa bagian kota akan digantikan oleh kendaraan umum baru berupa bus Trans Musi yang serupa dengan bus Trans Jakarta di Jakarta. Hal ini akan terus dilakukan secara bertahap di bagian kota lainnya dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan umum di Palembang yang semakin banyak dan tidak terkendali jumlahnya serta mengurangi kemacetan karena kendaraan ini memiliki jalur laju khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya.

Sejak Desember 2015, Palembang sedang membangun kereta api ringan dari Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II ke Jakabaring sebagai persiapan menyambut Asian Games 2018.

Palembang memiliki sebuah Bandar Udara Internasional yaitu Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II). Bandara ini terletak di barat laut Palembang, melayani baik penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga menjadi embarkasi haji bagi warga Sumatra Selatan. Penerbangan domestik melayani jalur Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang dan kota-kota lainnya, sedangkan penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka, Hongkong, China dan Thailand.

Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir dan Pelabuhan Tanjung Api Api. Ketiga pelabuhan ini melayani pengangkutan penumpang menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan Tanjung Api Api yang melayani pengangkutan penumpang dan barang masuk serta keluar Sumatra Selatan.

Selain itu Palembang juga memiliki Stasiun Kertapati yang terletak di tepi sungai Ogan, Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan Bandar Lampung, Tanjung Enim, Lahat, dan Lubuklinggau

Media

Televisi

Di Kota Palembang bersiaran sekitar 20 buah stasiun televisi nasional dan lokal.

Kanal Signal Nama Status Nama Perusahaan Jaringan Pemilik
22 UHF 479.25 MHz Trans 7 Nasional PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Trans Media
24 UHF 495.25 MHz RCTI PT Rajawali Citra Televisi Indonesia Media Nusantara Citra
26 UHF 511.25 MHz antv PT Cakrawala Andalas Televisi Visi Media Asia
28 UHF 527.25 MHz Indosiar PT Indosiar Visual Mandiri Surya Citra Media
30 UHF 543.25 MHz Trans TV PT Televisi Transformasi Indonesia Trans Media
32 UHF 559.25 MHz SCTV PT Surya Citra Televisi Surya Citra Media
34 UHF 575.25 MHz Metro TV PT Media Televisi Indonesia Media Group
36 UHF 591.25 MHz GTV PT Global Informasi Bermutu Media Nusantara Citra
38 UHF 607.25 MHz MNCTV PT Media Nusantara Citra Televisi
40 UHF 623.25 MHz tvOne PT Lativi Mediakarya Visi Media Asia
42 UHF 639.25 MHz PAL TV Lokal PT Sumeks Tivi Palembang Jawa Pos TV Jawa Pos Group
44 UHF 655.25 MHz iNews Nasional PT Televisi Panji Gemilang Persada Palembang Media Nusantara Citra
46 UHF 671.25 MHz TVRI Indonesia Lembaga Penyiaran Publik TVRI Pemerintah Indonesia
TVRI Sumatera Selatan Lokal Pemerintah Sumatra Selatan
47 UHF 679.25 MHz MAP TV Alnur Yayasan Masjid Agung Palembang
48 UHF 687.25 MHz Sriwijaya TV PT Sriwijaya Palembang Televisi Indonesia Network Kelompok Media Bali Post
55 UHF 743.25 Mhz NET. Nasional PT Mitra Televisi Palembang Net Visi Media
56 UHF 759.25 Mhz MYTV Lokal berjaringan PT Banten Media Global Televisi Mayapada Group
58 UHF 767.25 MHz RTV Nasional PT Inspirasi Anda Palembang[26] Rajawali Corpora
60 UHF 783.25 Mhz Kompas TV PT Pratama Cipta Digital Kompas Gramedia
62 UHF 799.25 MHz Musi TV Lokal STTV Siantar Top Group

Surat kabar

Beberapa tediri dari 16 surat kabar yang terbit di kota ini antara lain:

Nasional (8 surat kabar)

  1. The Jakarta Post
  2. Harian Seputar Indonesia
  3. Media Indonesia
  4. Kompas
  5. Suara Pembaruan
  6. Republika
  7. Koran Tempo
  8. Bisnis Indonesia

Lokal (9 surat kabar)

  1. Sumatera Ekspres
  2. Sriwijaya Post
  3. Tribun
  4. Sumsel Post
  5. Palembang Post
  6. Palembang Express
  7. Radar Palembang
  8. Jembatan Sriwijaya
  9. Rakyat Palembang

Radio

Kota Palembang juga memiliki beberapa terdiri dari 20-buah stasiun radio bersiaran lokal seperti:

Frekuensi Stasiun Radio Jaringan
AM (Amplitude Modulation)
954 Radio Islam Palembang
1062 Radio Suara Palembang
1328 Radio Republik Indonesia Palembang Programma 4 Radio Republik Indonesia
FM (Frequency Modulation)
87.6 Sindo Trijaya FM Sindo Trijaya FM
88.4 Radio Republik Indonesia Palembang Programma 4 Radio Republik Indonesia
88.8 Radio Ismoyo (107.8) FM
89.2 Radio Republik Indonesia Palembang RM Melayu Dangdut Channel Radio Republik Indonesia
90.0 Radio Female FM
90.8 Radio Rama Nian FM
91.6 Radio Republik Indonesia Palembang Programma 2 Radio Republik Indonesia
92.4 Radio Republik Indonesia Palembang Programma 1
94.3 Radio Sriwijaya Etnikom
95.1 Radio Trax FM Palembang Trax FM
95.9 Radio El John
96.7 Radio Musi
97.5 Radio Play
98.3 Radio Elita
99.1 Radio Pesona Indah
101.0 Radio Global
101.8 Radio Smart
102.6 Radio Sonora Radio Sonora
102.9 Radio Dangdut Indonesia Radio Dangdut Indonesia
103.4 Radio LCBS
103.7 Radio Elshinta Elshinta
104.2 Radio Momea
105.0 Radio La Nugraha
105.8 Radio Ramona
106.7 Hary Radio Palembang
107.0 MTA/PERSADA
107.5 Bazz Radio
107.7 B- Radio
107.8 Radio Ismoyo
107.9 ACMY Radio Palembang

Prestasi

Beberapa prestasi Kota Palembang:

  • Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2007 (Adipura Award).
  • Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2008 (Adipura Award).
  • Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2009 (Adipura Award).
  • Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2010 (Adipura Award).
  • Peringkat I Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2011 (Adipura Award).
  • Peringkat III Kota Metropolitan Terbersih se-Indonesia 2012 (Adipura Award).
  • Taman Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Kambang Iwak (KI Family Park).
  • Asean Environment Sustainable City 2008, sebagai Kota Terbersih se-Asean.
  • Terminal Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Terminal Alang-Alang Lebar 2011.
  • Terminal Kota Terbaik se-Indonesia, atas nama Terminal Sako 2013.

Kota kembar

Sebagai kota metropolitan di Indonesia, Pemerintah Kota Palembang juga bekerjasama dengan kota-kota lainnya di dunia sehingga terjalinnya hubungan budaya dan kontak sosial antarpenduduk. Berikut ini kota-kota kembar yang menjalin kerjasama dengan Palembang.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ . 2013-06-15 2013 http://kota.palembang.go.id/?nmodul=halaman&judul=keadaaan-geografis&bhsnyo=id 2013 Periksa nilai |url= (bantuan). Diakses tanggal 2013-06-15.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  2. ^ a b c "Provinsi Sumatra Selatan Dalam Angka 2019". www.sumsel.bps.go.id. Diakses tanggal 7 Februari 2020. 
  3. ^ Hasil Sensus Penduduk 2010 Kota Palembang
  4. ^ Rahmat, Arby. "Palembang Fokus Persiapan Sirkuit MotoGP Usai Asian Games". www.cnnindonesia.com/olahraga. Diakses tanggal 2020-01-20. 
  5. ^ Romi Herton resmi jadi Wali kota Palembang
  6. ^ Kesultanan Palembang Darussalam : Sejarah dan Warisan Budayanya. Jember: Jember University Press dan Penerbit Tarutama Nusantara. 2016. ISBN 978-602-9030-26-6. 
  7. ^ a b Munoz, Paul Michel (2006). Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Singapore: Editions Didier Millet. ISBN 981-4155-67-5. 
  8. ^ Hirth, F. (1911). Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi. St Petersburg
  9. ^ Soekmono, R. (2002). Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2. Kanisius. ISBN 979-413-290-X.
  10. ^ Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan, Denpasar: Upada Sastra
  11. ^ Pradjoko, Didik (2013). Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 137. 
  12. ^ Cortesão, Armando, (1944), The Suma Oriental of Tomé Pires, London: Hakluyt Society, 2 vols.
  13. ^ Bruun, M.C. (1822). Universal geography, or A description of all the parts of the world. hlm. 441.
  14. ^ Ricklefs, M.C. (1993). A history of modern Indonesia since c. 1300. California: Stanford University Press. ISBN 0-8047-2194-7.
  15. ^ http://en.climate-data.org/location/764268/
  16. ^ ftp://ftp-cdc.dwd.de/pub/CDC/observations_global/CLIMAT/multi_annual/sunshine_duration/1961_1990.txt
  17. ^ ftp://ftp-cdc.dwd.de/pub/CDC/help/stations_list_CLIMAT_data.txt
  18. ^ Lambang Kota Palembang
  19. ^ Situs web resmi kota Palembang
  20. ^ "A Language of Indonesia: Musi". Ethnologue: Languages of the World. Diakses tanggal 11/27/2018. Penggunaan bahasa Palembang digunakan dikalangan masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari dan juga bahasa Palembang dipelajari oleh suku lainnya di provinsi Sumatra Selatan yang memiliki ragam dialek bahasa sehingga menjadikan bahasa Palembang sebagai bahasa Perdagangan. Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa asing juga meluas khususnya dalam dunia pendidikan. Bahasa Palembang juga dituturkan di timur laut Lampung, sebagian kecil di Jambi dan Bengkulu. 
  21. ^ Portal Nasional Republik Indonesia
  22. ^ ePalembang
  23. ^ Situs web resmi Pemerintahan Provinsi Sumatra Selatan
  24. ^ Dunia Melayu Sedunia
  25. ^ Situs web resmi Universitas Sriwijaya
  26. ^ https://e-penyiaran.kominfo.go.id/uploads/informasi/0cbaa5f1f556655a73af21555256731d.pdf
  27. ^ "Domo frente a la Terminal de transportes de Neiva es símbolo de la unión con Indonesia" (dalam bahasa Spanyol). El Tiempo. 17 May 2010. Diakses tanggal 22 August 2017. 
  28. ^ "The Indonesian twin sister of Venice: Palembang" (dalam bahasa Italia). Facciunsalto.it. 20 Juni 2016. Diakses tanggal 04 Februari 2019. 

Pranala luar

  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191  
Kota Palembang
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.