Penyakit

kondisi abnormal yang berpengaruh negatif terhadap makhluk hidup

Penyakit adalah kondisi abnormal tertentu yang secara negatif memengaruhi struktur atau fungsi sebagian atau seluruh tubuh suatu makhluk hidup, dan bukan diakibatkan oleh cedera eksternal apa pun.[1][2] Penyakit juga dikenal sebagai kondisi medis yang berhubungan dengan gejala dan tanda klinis tertentu.[1] Suatu penyakit dapat disebabkan oleh faktor-faktor eksternal seperti patogen atau oleh disfungsi internal. Sebagai contoh, disfungsi internal sistem imun dapat menghasilkan berbagai penyakit yang berbeda, di antaranya berbagai bentuk defisiensi imun, hipersensitivitas, alergi, dan penyakit autoimun.

Penyakit
Papirus Edwin Smith, dokumen pembedahan tertua di dunia. Papirus ini ditulis dalam skrip hieratik di Mesir kuno sekitar tahun 1600 SM. Teks di dalamnya menggambarkan pengamatan anatomi serta pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis 48 jenis permasalahan medis dengan sangat rinci. Perawatan yang dijelaskan di antaranya menutup luka dengan jahitan, mencegah dan menyembuhkan infeksi dengan madu dan roti berjamur, menghentikan pendarahan dengan daging mentah, dan imobilisasi cedera kepala dan sumsum tulang belakang. Teks yang diterjemahkan pada tahun 1930 ini mengungkapkan kecanggihan dan kepraktisan pengobatan Mesir kuno. Rekto kolom 6 (kanan) dan 7 (kiri) dari papirus yang digambarkan di sini membahas tentang trauma wajah. (Kasus 12-20).
Informasi umum

Pada manusia, penyakit sering digunakan secara lebih luas untuk merujuk pada kondisi apa pun yang menyebabkan rasa nyeri, disfungsi, distres, masalah sosial, atau kematian bagi penderitanya, atau masalah serupa bagi mereka yang berhubungan dengan orang tersebut. Dalam pengertian yang lebih luas ini, penyakit kadang-kadang termasuk cedera, difabel, kelainan, sindrom, infeksi, gejala terisolasi, perilaku menyimpang, serta variasi struktur dan fungsi yang atipikal (tidak umum), sementara dalam konteks lain dan untuk tujuan lain, hal-hal ini dianggap kategori yang dapat dibedakan. Penyakit dapat memengaruhi seseorang tidak hanya secara fisik, tetapi juga secara mental, karena mengidap dan hidup dengan suatu penyakit dapat mengubah pandangan hidup seseorang.

Kematian karena penyakit disebut kematian oleh sebab alami. Secara umum, ada empat jenis penyakit utama: penyakit menular, penyakit defisiensi, penyakit keturunan (termasuk penyakit genetik dan penyakit keturunan non-genetik), dan penyakit fisiologis. Penyakit juga dapat diklasifikasikan dengan cara lain, seperti penyakit menular versus tidak menular. Penyakit paling mematikan pada manusia adalah penyakit arteri koroner (penyumbatan aliran darah), diikuti oleh penyakit serebrovaskular dan infeksi saluran pernapasan bawah.[3] Di negara maju, penyakit yang paling banyak ditemui secara keseluruhan adalah kondisi neuropsikiatri, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Studi penyakit disebut patologi, yang mencakup studi etiologi atau penyebab penyakit.

Taimlain

Matinya

  • 2000 SM 100
  • 1000 SM 3041
  • 500 SM 8097
  • 1 Masehi 10,249
  • 500 23,840
  • 1000 45,801
  • 1500 26,284,333
  • 1600 26,324,800
  • 1700 26,846,312
  • 1800 27,204,339
  • 1900 27,366,898
  • 1950 504,234,978
  • 1960 505,333,397
  • 1970 505,356,180
  • 1980 506,887,209
  • 1990 507,008,327
  • 2000 507,051,369
  • 2005 508,345,909
  • 2010 508,398,945
  • 2015 508,400,612
  • 2020 508,462,982

Terminologi

Konsep

Dalam banyak kasus, istilah-istilah seperti sakit, penyakit, gangguan, kelainan, dan morbiditas, digunakan secara bergantian; namun, ada situasi ketika istilah tertentu dianggap lebih sesuai.[4]

Penyakit
Istilah penyakit secara luas mengacu pada segala kondisi yang mengganggu fungsi normal tubuh. Karena alasan ini, penyakit diasosiasikan dengan disfungsi proses homeostasis normal tubuh.[5] Umumnya, istilah ini digunakan secara khusus pada penyakit menular, yang merupakan penyakit yang terbukti secara klinis diakibatkan oleh keberadaan agen mikroba patogenik, termasuk virus, bakteri, jamur, protozoa, organisme multiseluler, dan protein menyimpang yang dikenal sebagai prion. Infeksi atau kolonisasi yang tidak dan tidak akan berujung pada penyimpangan fungsi normal yang secara klinis terbukti, seperti keberadaan bakteri dan khamir normal dalam usus, atau virus penumpang, tidak dianggap sebagai penyakit. Sebaliknya, infeksi yang tidak menunjukkan gejala selama masa inkubasinya, tetapi diperkirakan akan menimbulkan gejala di kemudian hari, biasanya dianggap sebagai penyakit. Penyakit noninfeksi adalah semua penyakit lain, termasuk sebagian besar kanker, penyakit jantung, dan penyakit genetik.
Penyakit dapatan/perolehan
Penyakit yang didapat atau diperoleh (bahasa Inggris: acquired diseases) adalah penyakit yang dimulai pada titik tertentu selama hidup seseorang, dan berkebalikan dengan penyakit yang sudah ada sejak lahir, yaitu penyakit bawaan. Penyakit perolehan tidak berarti penyakit tersebut "diperoleh melalui penularan", tetapi diperoleh setelah seseorang lahir. Penyakit perolehan juga dapat berupa penyakit primer maupun penyakit sekunder.
Penyakit kongenital atau penyakit bawaan
Penyakit bawaan atau kelainan bawaan adalah penyakit yang telah ada saat seseorang dilahirkan. Penyakit ini sering kali merupakan penyakit genetik dan dapat diwariskan. Penyakit jenis ini juga bisa dihasilkan dari infeksi yang ditularkan secara vertikal dari ibu pada anak yang dikandungnya, seperti HIV/AIDS.
Penyakit genetik
Penyakit genetik atau kelainan genetik disebabkan oleh satu atau beberapa mutasi genetik. Penyakit ini sering kali diwariskan, tetapi beberapa mutasi bersifat acak dan de novo.
Penyakit keturunan atau turunan
Penyakit keturunan adalah jenis penyakit genetik yang disebabkan oleh mutasi genetik yang bersifat turun-temurun (dan ditemukan dalam suatu keluarga).
Penyakit akut
Penyakit akut adalah penyakit yang bersifat jangka pendek (akut); istilah ini terkadang juga merujuk pada penyakit yang terjadi secara mendadak atau tiba-tiba.
Kondisi kronis atau penyakit kronis
Penyakit kronis adalah penyakit yang berlanjut dari waktu ke waktu, sering kali berlangsung setidaknya selama enam bulan tetapi mungkin juga meliputi penyakit yang diperkirakan akan diderita seumur hidup.
Penyakit iatrogenik
Penyakit atau kondisi iatrogenik adalah penyakit yang diakibatkan oleh intervensi medis, baik sebagai efek samping dari pengobatan atau sebagai hasil yang tidak disengaja.
Penyakit idiopatik
Penyakit idiopatik memiliki penyebab atau sumber yang tidak diketahui. Karena ilmu kedokteran telah maju, banyak penyakit yang sebelumnya tidak diketahui sama sekali penyebabnya, telah berhasil dipahami beberapa aspek penyebabnya sehingga tidak lagi berstatus idiopatik. Sebagai contoh, ketika kuman ditemukan, diketahui bahwa mereka adalah penyebab infeksi, tetapi kuman tertentu dan penyakit tertentu belum dihubungkan sebagai sebab-akibat. Pada contoh lain, diketahui bahwa autoimunitas merupakan penyebab beberapa bentuk diabetes melitus tipe 1, meskipun jalur molekuler tertentu yang melatarbelakanginya belum dipahami. Secara umum, telah diketahi bahwa faktor-faktor tertentu berkorelasi dengan penyakit tertentu; akan tetapi, korelasi dan kausalitas adalah dua fenomena yang sangat berbeda, karena penyebab ketiga mungkin saja menghasilkan penyakit, serta fenomena terkait.
Penyakit primer
Penyakit primer adalah penyakit yang dihasilkan oleh akar penyebab penyakit, berbeda dengan penyakit sekunder, yang merupakan lanjutan (sekuela), atau komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit primer. Sebagai contoh, pilek adalah penyakit primer, sedangkan rhinitis adalah penyakit sekunder yang mungkin mengikutinya. Seorang dokter perlu menentukan jenis penyakit, apakah pilek atau infeksi bakteri, yang mengakibatkan rhinitis sekunder pada seseorang ketika memutuskan apakah akan meresepkan antibiotika atau tidak.
Penyakit sekunder
Penyakit sekunder adalah penyakit yang merupakan lanjutan atau komplikasi dari penyakit kausal sebelumnya, yang disebut sebagai penyakit primer atau sekadar penyebab utama yang mendasarinya. Misalnya, infeksi bakteri dapat bersifat primer ketika orang yang sehat terpapar oleh bakteri dan menjadi terinfeksi, atau dapat menjadi penyakit sekunder akibat penyebab utama, yang menjadi predisposisi tubuh terhadap infeksi. Sebagai contoh, infeksi virus primer yang melemahkan sistem imun dapat mengakibatkan infeksi bakteri sekunder. Demikian pula dengan luka bakar primer yang menciptakan luka terbuka dapat memberikan titik masuk bagi bakteri, dan menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
Penyakit yang tidak bisa disembuhkan
Penyakit yang tidak bisa disembuhkan belum tentu merupakan penyakit mematikan atau terminal, dan terkadang gejala penyakit dapat diobati secara memadai agar penyakit tersebut hanya memiliki sedikit dampak atau bahkan tidak berdampak pada kualitas hidup.
Penyakit terminal
Penyakit terminal atau penyakit mematikan adalah penyakit yang diperkirakan mengakibatkan kematian yang tak terhindarkan. Sebelumnya, AIDS adalah penyakit terminal; sekarang meskipun tidak dapat disembuhkan, AIDS dapat dikelola tanpa batas menggunakan obat-obatan.
Gangguan
Gangguan adalah kelainan atau kekacauan fungsional. Gangguan medis dapat dikategorikan menjadi gangguan mental, gangguan fisik, gangguan genetik, gangguan emosi dan perilaku, dan gangguan fungsional. Istilah gangguan sering dianggap lebih netral terhadap nilai dan kurang mendapat stigma dibandingkan dengan penyakit, sehingga lebih disukai dalam beberapa keadaan.[6] Dalam kesehatan mental, istilah gangguan mental digunakan sebagai cara untuk mengakui adanya interaksi kompleks antara faktor biologis, sosial, dan psikologis dalam kondisi kejiwaan; akan tetapi, istilah gangguan juga digunakan dalam banyak bidang kedokteran lainnya, terutama untuk mengidentifikasi gangguan fisik yang tidak disebabkan oleh organisme menular, seperti gangguan metabolisme.
Kondisi medis
Kondisi medis adalah istilah luas yang mencakup semua penyakit, lesi, gangguan, atau kondisi nonpatologis yang biasanya mendapatkan perawatan medis, seperti kehamilan atau persalinan. Walaupun istilah kondisi medis umumnya juga mencakup penyakit mental, dalam beberapa konteks, istilah ini digunakan secara khusus untuk menunjukkan penyakit, cedera, atau penyakit apa pun selain untuk penyakit mental. Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), manual psikiatri yang digunakan secara luas yang berisi penjelasan semua gangguan mental, menggunakan istilah kondisi medis umum untuk merujuk pada semua penyakit dan cedera selain gangguan mental.[7] Penggunaan ini juga umum ditemukan dalam literatur psikiatris. Beberapa polis asuransi kesehatan juga mendefinisikan kondisi medis sebagai segala penyakit atau cedera, kecuali penyakit kejiwaan.[8]
Karena lebih netral terhadap nilai dibandingkan istilah seperti penyakit, istilah kondisi medis terkadang lebih disukai oleh orang-orang dengan masalah kesehatan yang mereka anggap tidak merugikan. Di sisi lain, dengan menekankan sifat medis dari kondisi ini, istilah ini kadang-kadang ditolak, seperti oleh para pendukung gerakan hak autisme.
Istilah kondisi medis juga merupakan sinonim untuk keadaan medis, yang menggambarkan keadaan pasien saat ini dari sudut pandang medis. Contoh penggunaan istilah keadaan medis misalnya pernyataan bahwa pasien dalam keadaan kritis.
Morbiditas
Morbiditas (dari bahasa Latin morbidus, artinya 'sakit, tidak sehat') adalah keadaan sakit, difabel, atau kesehatan buruk karena sebab apa pun. Istilah ini dapat digunakan untuk merujuk pada keberadaan segala bentuk penyakit, atau pada tingkat kondisi kesehatan yang memengaruhi seseorang. Di kalangan pasien yang sakit parah, tingkat morbiditas sering diukur dengan sistem penilaian ICU. Komorbiditas adalah kehadiran dua kondisi medis atau lebih secara bersamaan, seperti skizofrenia dan penyalahgunaan zat.
Dalam ilmu epidemiologi dan aktuaria, istilah "angka morbiditas" dapat merujuk pada insiden atau prevalensi suatu penyakit atau kondisi medis. Ukuran ini berbeda dengan mortalitas suatu kondisi, yang merupakan proporsi orang yang meninggal selama interval waktu tertentu. Angka morbiditas digunakan dalam profesi aktuaria, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi perawatan jangka panjang, untuk menentukan premi yang tepat untuk dibebankan kepada pelanggan. Angka morbiditas membantu perusahaan asuransi memperkirakan kemungkinan seseorang akan terjangkit atau mengembangkan sejumlah penyakit tertentu.
Sindrom
Sindrom adalah asosiasi dari beberapa tanda medis, gejala, atau karakteristik lain yang sering terjadi secara bersamaan. Beberapa sindrom, seperti sindrom Down, hanya memiliki satu penyebab. Sindrom lainnya, seperti sindrom Parkinson, memiliki beberapa kemungkinan penyebab. Sebagai contoh, sindrom koroner akut bukanlah penyakit tunggal, tetapi lebih merupakan manifestasi dari beberapa penyakit, seperti infark miokard sekunder akibat penyakit arteri koroner. Pada sindrom lain, penyebabnya tidak diketahui. Nama sindrom yang familier sering kali tetap digunakan bahkan setelah penyebab yang mendasarinya ditemukan, atau ketika diakibatkan oleh sejumlah penyebab primer yang berbeda. Contohnya sindrom Turner dan sindrom DiGeorge yang masih sering disebut dengan nama "sindrom" meskipun keduanya dapat dilihat sebagai entitas penyakit dan tidak hanya sebagai sekumpulan tanda dan gejala.
Prapenyakit
Prapenyakit adalah fase awal sebelum terjadinya penyakit (prodom) atau fase subklinis sebelum gejala penyakit muncul. Pradiabetes dan prahipertensi adalah contoh umum prapenyakit. Namun, nosologi atau epistemologi prapenyakit masih diperdebatkan karena jarang ditemui batasan jelas yang membedakan antara kepedulian untuk status subklinis/prodromal/tanda awal penyakit (pada satu sisi) dan konflik kepentingan yang diakibatkan oleh menjual ketakutan akan penyakit atau medikalisasi penyakit (pada sisi lainnya). Mengidentifikasi prapenyakit secara tepat dapat menghasilkan tindakan pencegahan yang bermanfaat, seperti memotivasi seseorang untuk mengerjakan latihan fisik yang sehat,[9] tetapi memberi label prapenyakit pada orang yang sehat dengan dugaan yang tidak berdasar dapat mengakibatkan perawatan yang berlebihan, seperti menggunakan obat yang hanya membantu orang dengan penyakit berat atau membayar resep obat dengan rasio manfaat-biaya sangat kecil. Sebuah studi menyimpulkan bahwa ada tiga persyaratan untuk keabsahan konsep prapenyakit ini, yaitu kondisi yang berisiko sangat tinggi untuk berkembang menjadi penyakit, dapat ditindaklanjuti untuk mengurangi risiko, dan memiliki manfaat yang jauh lebih besar dibandingkan bahaya dalam setiap intervensi yang diambil.[10]

Jenis berdasarkan sistem tubuh

Mental
Gangguan mental merupakan label umum untuk kategori penyakit yang meliputi ketidakstabilan afektif atau emosional, disregulasi perilaku, serta disfungsi atau gangguan kognitif. Penyakit spesifik yang dikenal sebagai penyakit mental termasuk depresi berat, gangguan kecemasan umum, skizofrenia, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Gangguan mental dapat berasal dari faktor biologis (misalnya anatomis, kimiawi, atau genetik) atau psikologis (misalnya trauma atau konflik). Penyakit mental dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk bekerja atau belajar dan dapat membahayakan hubungan interpersonal. Istilah gila digunakan secara teknis sebagai istilah hukum.
Organik
Penyakit organik adalah penyakit yang diakibatkan oleh perubahan fisik atau fisiologis pada beberapa jaringan atau organ tubuh. Istilah ini terkadang tidak meliputi infeksi. Penyakit organik biasanya digunakan untuk membedakannya dengan gangguan mental. Gangguan emosi dan perilaku digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh perubahan pada struktur fisik atau fungsi tubuh, seperti setelah strok atau cedera otak traumatis, tetapi tidak digolongkan dalam penyakit organik jika disebabkan oleh masalah psikososial.

Tahapan

Pada penyakit menular, masa inkubasi adalah periode waktu antara infeksi dan munculnya gejala. Periode latensi adalah periode waktu antara infeksi dan kemampuan agen penyakit untuk menyebar ke orang lain, yang kejadiannya dapat mendahului, mengikuti, atau secara bersamaan dengan munculnya gejala. Beberapa virus juga menunjukkan fase dorman, yang disebut latensi virus, yaitu ketika virus bersembunyi di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif. Sebagai contoh, virus varicella-zoster yang menyebabkan cacar air pada fase akut; setelah sembuh dari cacar air, virus dapat tetap dorman dalam sel saraf selama bertahun-tahun, dan kemudian menyebabkan herpes zoster.

Penyakit akut
Penyakit akut adalah penyakit yang berumur pendek, seperti pilek.
Penyakit kronis
Penyakit kronis adalah penyakit yang berlangsung lama, biasanya minimum enam bulan. Selama periode tersebut, penyakit mungkin terus-menerus ada, atau mungkin mengalami remisi dan kambuh secara berkala. Penyakit kronis mungkin bersifat stabil (tidak memburuk) atau mungkin progresif (semakin buruk dari waktu ke waktu). Beberapa penyakit kronis dapat disembuhkan secara permanen. Sebagian besar penyakit kronis dapat diobati, meskipun tidak dapat disembuhkan secara permanen.
Penyakit klinis
Penyakit yang memiliki konsekuensi klinis; dengan kata lain, stadium penyakit yang menghasilkan tanda dan gejala khas penyakit tersebut.[11] AIDS adalah tahap penyakit klinis infeksi HIV.
Kesembuhan
Kesembuhan adalah akhir dari suatu kondisi medis atau suatu perawatan yang sangat mungkin mengakhiri kondisi medis, sementara remisi mengacu pada hilangnya gejala. Remisi lengkap merupakan hasil terbaik untuk penyakit yang tak tersembuhkan.
Kambuh
Kambuh (bahasa Inggris: flare-up) dapat merujuk pada kembalinya gejala atau timbulnya gejala yang lebih parah.[12]
Penyakit progresif
Penyakit progresif adalah penyakit secara alami memburuk hingga terjadi kematian, kelemahan serius, atau kegagalan organ. Penyakit progresif yang lambat juga merupakan penyakit kronis; banyak juga yang merupakan penyakit degeneratif. Kebalikan dari penyakit progresif adalah penyakit stabil atau penyakit statis: suatu kondisi medis yang tidak menjadi lebih baik atau lebih buruk.
Penyakit refraktori
Penyakit refraktori adalah penyakit yang tidak merespons terhadap pengobatan, terutama pada kasus individual, meskipun pengobatan yang diberikan melebihi standar normal untuk penyakit tesebut.
Penyakit subklinis
Penyakit subklinis juga disebut penyakit diam atau penyakit tanpa gejala. Subklinis juga merupakan suatu tahap pada beberapa penyakit sebelum munculnya gejala klis untuk pertama kali.[13]
Fase terminal
Jika seseorang akan segera mati karena suatu penyakit, terlepas dari apakah penyakit tersebut biasanya berujung pada kematian, maka periode antara fase sebelumnya dengan fase sekarat disebut fase terminal.

Tingkat

Virus Corona Atau COVID-19

Penyakit terlokalisasi
Penyakit terlokalisasi adalah penyakit yang hanya menyerang satu bagian tubuh, seperti tinea pedis atau infeksi mata.
Penyakit terdiseminasi
Penyakit terdiseminasi adalah penyakit yang telah menyebar ke bagian tubuh lain; jika berupa kanker, penyakit ini biasanya disebut metastasis.
Penyakit sistemik
Penyakit sistemik adalah penyakit yang menyerang seluruh tubuh, seperti influenza atau tekanan darah tinggi.

Klasifikasi

Virus Corona

Penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebab, patogenesis (mekanisme terjadinya penyakit), atau berdasarkan gejalanya. Klasifikasi juga dilakukan menurut sistem organ yang terlibat, meskipun pengelompokan ini lebih rumit karena ada banyak penyakit yang memengaruhi lebih dari satu organ.

Kesulitan utama dalam nosologi yaitu penyakit sering kali tidak dapat didefinisikan dan diklasifikasikan dengan jelas, terutama ketika penyebab atau patogenesisnya tidak diketahui. Dengan demikian, diagnosis terkadang hanya mencerminkan gejala atau serangkaian gejala (sindrom).

Secara klasik, klasifikasi penyakit pada manusia dilakukan berdasarkan pengamatan atas korelasi antara analisis patologis dan sindrom klinis. Saat ini, klasifikasi cenderung dilakukan berdasarkan penyebabnya jika diketahui.[14] Klasifikasi penyakit yang paling dikenal dan banyak dipakai adalah ICD yang diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Sistem klasifikasi ini diperbarui secara berkala dengan publikasi terakhir saat ini yaitu ICD-10.

Penyebab

 
Gambaran mikroskop pemindai elektron dari Mycobacterium tuberculosis, bakteri yang mengakibatkan tuberkulosis.

Hanya sejumlah penyakit yang menular dan umumnya diyakini infeksius, misalnya influenza. Mikroorganisme yang menyebabkan penyakit ini dikenal sebagai patogen (terkadang disebut agen infeksi atau agen penyakit) yang meliputi berbagai jenis bakteri, virus, protozoa, dan jamur. Penyakit infeksius dapat ditularkan, misalnya melalui kontak dari tangan-ke-mulut setelah menyentuh materi infeksius pada permukaan benda, melalui gigitan serangga atau pembawa penyakit lainnya, serta dari air atau makanan yang terkontaminasi (sering kali melalui kontaminasi tinja), dll.[15] Terdapat pula penyakit menular seksual. Dalam beberapa kasus, suatu penyakit dapat dicegah atau diperbaiki dengan nutrisi yang tepat atau perubahan gaya hidup lainnya.

Beberapa penyakit, seperti sebagian besar (tetapi tidak semua) kanker, penyakit jantung, dan gangguan mental, adalah penyakit tidak menular. Banyak penyakit tidak menular didasarkan oleh genetik, baik sebagian atau seluruhnya, sehingga dapat ditularkan dari satu generasi ke generasi lainnya.

Penentu sosial kesehatan adalah kondisi sosial yang menentukan perbedaan status kesehatan individu atau kelompok masyarakat. Pada umumnya, penyakit terkait dengan keadaan sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan. Penentu sosial kesehatan telah diakui oleh beberapa organisasi kesehatan seperti Badan Kesehatan Masyarakat Kanada dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan kolektif dan pribadi. Dewan Penentu Sosial di bawah WHO juga mengakui faktor-faktor penentu sosial kesehatan dalam kemiskinan.

Ketika penyebab suatu penyakit tidak dipahami dengan baik, masyarakat cenderung membuat mitos untuk penyakit tersebut atau menggunakannya sebagai metafora atau simbol apa pun yang dianggap jahat oleh budaya setempat. Misalnya, sampai bakteri penyebab tuberkulosis ditemukan pada tahun 1882, para ahli dengan berbagai cara mengaitkan penyakit ini dengan faktor keturunan, gaya hidup kurang bergerak, depresi, dan kegemaran berlebihan dalam seks, makanan, atau alkohol—semua penyakit sosial pada masa itu.[16]

Ketika suatu penyakit disebabkan oleh patogen (misalnya penyakit malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium), istilah penyakit dapat digunakan secara keliru bahkan dalam literatur ilmiah sebagai pengganti agen penyebabnya, yaitu patogen. Kebiasaan bahasa ini dapat mengakibatkan kebingungan dalam komunikasi prinsip sebab-akibat dalam epidemiologi, dan karenanya sangat tidak dianjurkan.[17]

Jenis penyebab

Udara
Penyakit bawaan udara adalah penyakit yang disebabkan oleh patogen dan ditularkan melalui udara.
Makanan
Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan adalah segala penyakit yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi oleh bakteri patogen, racun, virus, prion, atau parasit.
Infeksius
Penyakit infeksius terdiri atas penyakit yang terbukti secara klinis (dengan tanda atau gejala penyakit yang khas) disebabkan oleh infeksi, yaitu keberadaan dan pertumbuhan agen biologis patogenik dalam organisme inang secara individual. Termasuk dalam kategori ini adalah penyakit menular, yaitu penyakit infeksius seperti influenza atau pilek, yang dapat menyebar dari satu orang ke orang lain.
Gaya hidup
Penyakit gaya hidup adalah penyakit apa pun yang tampaknya meningkat frekuensinya karena suatu negara menjadi lebih terindustrialisasi dan penduduknya berumur lebih panjang, terutama jika faktor-faktor risikonya mencakup pilihan perilaku seperti gaya hidup yang menetap atau diet dengan makanan yang tidak sehat seperti karbohidrat olahan, lemak trans, atau minuman beralkohol.
Tidak dapat menular
Penyakit tidak menular adalah kondisi medis atau penyakit yang tidak dapat ditularkan. Penyakit tidak menular tidak dapat disebarkan secara langsung dari satu orang ke orang lain. Penyakit jantung dan kanker adalah contoh penyakit tidak menular pada manusia.

Pencegahan

Banyak penyakit dan gangguan dapat dicegah melalui berbagai cara. Sebagai contoh, sanitasi, nutrisi yang tepat, latihan fisik yang memadai, vaksinasi dan perawatan diri lainnya, serta tindakan kesehatan masyarakat.

Perawatan

Perlakuan medis, perawatan medis, atau terapi adalah upaya untuk menyembuhkan atau meringankan penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Pada bidang medis, terapi identik dengan kata pengobatan. Di antara para psikolog, istilah ini dapat merujuk secara khusus pada psikoterapi atau "terapi bicara". Pengobatan umum di antaranya medikasi, pembedahan, penggunaan peralatan medis, dan perawatan diri. Terapi dapat dilakukan oleh sistem layanan kesehatan yang terorganisir, atau secara informal oleh pasien atau anggota keluarganya.

Perawatan kesehatan preventif merupakan cara untuk menghindari cedera, sakit, atau penyakit sejak awal. Pengobatan atau penyembuhan diterapkan setelah masalah medis terjadi. Perawatan medis mencoba untuk memperbaiki atau menghilangkan masalah, tetapi mungkin tidak menghasilkan kesembuhan permanen, terutama pada penyakit kronis. Penyembuhan adalah bagian dari perawatan yang menghilangkan penyakit sepenuhnya atau mengakhiri masalah medis secara permanen. Banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan sepenuhnya masih bisa dirawat. Manajemen nyeri (juga disebut kedokteran nyeri) adalah cabang kedokteran yang menggunakan pendekatan interdisipliner untuk meredakan rasa nyeri dan meningkatkan kualitas hidup seseorang yang hidup dengan rasa nyeri.[18]

Perawatan untuk kedaruratan medis harus diberikan segera, seringkali melalui instalasi gawat darurat.

Epidemiologi

Epidemiologi adalah studi tentang faktor-faktor yang menyebabkan atau mendorong penyakit. Beberapa penyakit lebih umum ditemukan di daerah geografis tertentu, di antara orang-orang dengan karakteristik genetik atau sosial ekonomi tertentu, atau pada waktu yang berbeda dalam setahun.

Epidemiologi dianggap sebagai metodologi utama penelitian kesehatan masyarakat dan sangat dihargai dalam kedokteran berbasis bukti untuk mengidentifikasi faktor risiko penyakit. Dalam studi penyakit menular dan tidak menular, pekerjaan seorang epidemiologis berkisar dari penyelidikan wabah hingga desain studi, pengumpulan data, dan analisis, termasuk pengembangan model statistik untuk menguji hipotesis dan dokumentasi hasil untuk diserahkan ke jurnal ilmiah. Ahli epidemiologi juga mempelajari interaksi penyakit dalam suatu populasi, suatu kondisi yang dikenal sebagai sindemik. Ahli epidemiologi mengandalkan sejumlah disiplin ilmu lain seperti biologi (untuk lebih memahami proses penyakit), biostatistik (untuk mengolah informasi mentah yang tersedia), ilmu informasi geografis (untuk menyimpan data dan memetakan pola penyakit), serta ilmu sosial (untuk lebih memahami berbagai faktor risiko). Epidemiologi dapat membantu mengidentifikasi penyebab serta memandu upaya pencegahan.

Dalam mempelajari penyakit, epidemiologi menghadapi tantangan untuk mendefinisikan suatu penyakit. Khususnya untuk penyakit yang kurang dipahami, berbagai kelompok yang berbeda mungkin menggunakan definisi penyakit yang sangat berbeda. Tanpa definisi yang disepakati, beragam peneliti dapat melaporkan suatu penyakit dengan jumlah kasus dan karakteristik yang berbeda.[19]

Beberapa basis data morbiditas penyakit dikompilasi dari data yang disediakan oleh otoritas kesehatan negara dan teritori, di tingkat nasional[20][21] atau skala yang lebih besar (seperti Basis Data Morbiditas Rumah Sakit Eropa (HMDB)[22] yang mungkin berisi data rumah sakit dengan diagnosis rinci,usia, dan jenis kelamin. Data HMDB Eropa diserahkan oleh negara-negara Eropa ke Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Eropa.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Disease" di Kamus Medis Dorland
  2. ^ White, Tim (19 December 2014). "What is the Difference Between an 'Injury' and 'Disease' for Commonwealth Injury Claims?". Tindall Gask Bentley. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 October 2017. Diakses tanggal 6 November 2017. 
  3. ^ "What is the deadliest disease in the world?". WHO. 16 May 2012. Diarsipkan dari versi asli Parameter |archive-url= membutuhkan |url= (bantuan) tanggal 17 December 2014. 
  4. ^ "Mental Illness – Glossary". US National Institute of Mental Health accessdate=18 April 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 May 2010. 
  5. ^ "Regents Prep: Living Environment: Homeostasis". Oswego City School District Regents Exam Prep Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2012. Diakses tanggal 12 November 2012. 
  6. ^ Sefton, Phil (21 November 2011). "Condition, Disease, Disorder". AMA Style Insider. American Medical Association. Diakses tanggal 20 August 2019. 
  7. ^ American Psychiatric Association Task Force on DSM-IV (2000). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (edisi ke-4th). Washington, DC: American Psychiatric Association. ISBN 978-0-89042-025-6. 
  8. ^ "Expat Insurance Glossary by The Insurance Page". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 October 2008. Diakses tanggal 20 November 2008. 
  9. ^ Lenzer, Jeanne (14 August 2012). "Blood pressure drugs for mild hypertension: Not proven to prevent heart attacks, strokes, or early death". Slate. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2012. Diakses tanggal 16 August 2012. 
  10. ^ Viera, Anthony J. (2011), "Predisease: when does it make sense?", Epidemiologic Reviews, 33 (1), hlm. 122–34, doi:10.1093/epirev/mxr002, PMID 21624963 
  11. ^ "clinical disease". Mosby's Medical Dictionary (edisi ke-9th). Elsevier. 2009. Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com. 
  12. ^ Shiel, William C. Jr. (2019-06-20). "Definition of Flare". MedicineNet. Diakses tanggal 2019-12-21. 
  13. ^ "subclinical". Diakses tanggal 6 November 2017 – via medical-dictionary.thefreedictionary.com. 
  14. ^ Loscalzo J1, Kohane I, Barabasi AL. Human disease classification in the postgenomic era: a complex systems approach to human pathobiology. Mol Syst Biol. 2007;3:124. Epub 2007 Jul 10.
  15. ^ Alexander van Geen, et al. "Impact of population and latrines on fecal contamination of ponds in rural Bangladesh." Science Of The Total Environment 409, no. 17 (August 2011): 3174–82.
  16. ^ Olson, James Stuart (2002). Bathsheba's breast: women, cancer & history. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. hlm. 168–70. ISBN 978-0-8018-6936-5. 
  17. ^ Marcantonio, Matteo; Pascoe, Emily; Baldacchino, Frederic (January 2017). "Sometimes Scientists Get the Flu. Wrong…!". Trends in Parasitology. 33 (1): 7–9. doi:10.1016/j.pt.2016.10.005. PMID 27856180. 
  18. ^ Hardy, Paul A.; Hardy, Paul A. J. (1997). Chronic Pain Management: The Essentials. Cambridge University Press. hlm. 10. ISBN 978-1-900151-85-6. OCLC 36881282. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 October 2015. 
  19. ^ Tuller, David (4 March 2011). "Defining an illness is fodder for debate". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 January 2017. 
  20. ^ "National Hospital Morbidity Database". aihw.gov.au. Australian Institute of Health and Welfare. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2013. Diakses tanggal 11 July 2013. 
  21. ^ "Hospital Morbidity Database (HMDB)". statcan.gc.ca. Statistics Canada. 2007-10-24. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30June2016. Diakses tanggal 21 September 2015. 
  22. ^ "European Hospital Morbidity Database". who.int. World Health Organization. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 September 2013. 

Pranala luar