Perlon Unggahan

Revisi sejak 18 Mei 2021 21.45 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.8)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Perlon Unggahan adalah sebuah tradisi yang digelar sepekan sebelum bulan Ramadan oleh warga desa Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.[1] Perlon Unggahan dimulai dari mengunjungi makam Bonokeling tanpa alas kaki, dengan menjinjing 'Ambeng'. Di makam Bonokeling tersebut, 6 Kasepuhan berdoa (ziarah) dengan khusyuk. Kasepuhan tersebut terdiri dari Kasepuhan Kyai Mejasari, Kyai Padawirja, Kyai Wiryatpada, Kyai Padawitama, Kyai Wangsapada dan Kyai Naya Leksana.

Tradisi unggahan yang dilangsungkan oleh masyarakat adat Bonokeling di Banyumas.

Setelah itu, diadakan makan besar yang diramaikan oleh warga sekitar. Tersedia berbagai macam makanan tradisional namun yang pasti harus ada adalah nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur becek (berkuah). Uniknya, serundeng sapi dan sayur becek, harus disajikan oleh 12 lelaki dewasa. Ataupun dapat disesuaikan dengan jumlah korban sapi yang disembelih. Setelah itu, biasanya para warga akan berebut makanan tersebut dengan mitos dapat menambah keberkahan di bulan Ramadan.[2]

Referensi

  1. ^ "Perlon Unggahan Potong 24 Kambing". suaramerdeka.com. 4 Juni 2016. Diakses tanggal 10 Juni 2017. [pranala nonaktif permanen]
  2. ^ "Tradisi Perlon Unggahan di Banyumas". viva.co.id. 8 Juli 2013. Diakses tanggal 10 Juni 2017.