Pembicaraan:Pandemi COVID di Indonesia

ProyekWiki Biologi (Dinilai kelas B, High)
Ikon ProyekWiki
Pengalihan ini berada dalam lingkup ProyekWiki Biologi, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Biologi di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
 B  Pengalihan ini tidak memerlukan nilai pada skala kualitas proyek.
 Tinggi 
Penting
 
ProyekWiki Indonesia (Dinilai kelas B, High)
Ikon ProyekWikiPengalihan ini berada dalam lingkup ProyekWiki Indonesia, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Indonesia dan topik yang berkaitan dengan Indonesia di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
 B  Pengalihan ini tidak memerlukan nilai pada skala kualitas proyek.
 Tinggi 
Penting
 

Masukan buat @‎RianHS

  • Saya tertarik untuk turut berkontribusi mengembangkan artikel tentang Pandemi koronavirus di Indonesia. Dari sistematika yang ada, saya mengusulkan ada pembahasan tersendiri dampak pendidikan. Jadi tidak digabungkan dengan respons dari setiap pemerintah daerah. Jadi ada sub judul tersendiri, yakni Dampak Pendidikan yang isinya daerah-daerah mana saja yang meliburkan sekolahnya.
  • Kemudian ada dampak terhadap sektor ritel. Mal-mal sepi misalkan.
  • ada dampak terhadap transportasi. Di mana kebijakan terkait di sektor transportasi yang telah diambil sebagai mitigasi.
  • dampak terhadap pasar modal dibuat sendiri karena ada paket kebijakan dari Bursa Efek Indonesia tentang pasar modal.
  • Jika diterima, saya coba turut berkontribusi.

Demikian usulan saya. Terima kasih.--Efendi Dreya (bicara) 16 Maret 2020 08.18 (UTC)Balas

Silakan saja, Mas Efendi Dreya. Ke depannya sepertinya lebih bagus kalau dampaknya dibuat per sektor. Terima kasih banyak. — RianHS (bicara) 16 Maret 2020 08.59 (UTC)Balas

Garis Waktu

Apa sebaiknya garis waktu dirapihkan menjadi narasi? Membuat judul per hari sepertinya memakan tempat dan membuat artikel lebih panjang dari seharusnya. --Wikiundknowledge (bicara) 18 Maret 2020 00.08 (UTC)Balas

Garis waktu yang dipakai saat ini diadopsi dari artikel pandemi Indonesia di en.wp. Sebagai alternatif, formatnya bisa dirapikan lagi seperti:
Saya pribadi lebih suka format daftar berbutir Filipina. Mengenai porsi yang terlalu panjang, sebaiknya informasi di subjudul "garis waktu" cukup menampilkan informasi tambahan kasus/sembuh/kematian. Informasi lainnya bisa ditaruh di bagian bawah (respons, dampak, dsb.), tidak perlu ditaruh di garis waktu. -- RianHS (bicara) 18 Maret 2020 02.09 (UTC)Balas

Pembatalan kereta api

Cuma titip sementara sih. Kalau bisa tolong dilengkapi daftar kereta api yang dibatalkan selama masa-masa pandemi Covid-19 ini berlangsung. CC: @Karsono Puguh:, @Rizal Febri:, @Andhika Taksaka:, dan @Ishakkaihatu:. Mau saya tinggal dulu karena ujian tengah semester. Alqhaderi Aliffianiko (bicara) 30 Maret 2020 12.00 (UTC)Balas

Daftar dokter yang meninggal karena Covid-19 sebaiknya diletakkan dimana?

Saya punya usulan untuk membuat tabel tersendiri terkait para dokter atau tenaga medis lainnya yang telah positif atau meninggal akibat Covid-19, sebaiknya diletakkan dimana, karena saya lihat belum ada datanya? Berikut beberapa daftarnya:

  1. Prof Dr. dr. Iwan Dwi Prahasto (Guru Besar FK UGM)
  2. Prof. Dr. dr. Bambang Sutrisna (Guru Besar FKM UI)
  3. dr. Bartholomeus Bayu Satrio (IDI Jakarta Barat)
  4. dr. Exsenveny Lalopua, M.Kes (Dinkes Kota Bandung)
  5. dr. Hadio Ali K, Sp.S (Perdossi DKI Jakarta, IDI Jakarta Selatan)
  6. dr. Djoko Judodjoko, Sp.B (IDI Bogor)
  7. dr. Adi Mirsa Putra, Sp.THT-KL (IDI Bekasi)
  8. dr. Laurentius Panggabean, Sp.KJ (RSJ dr. Soeharto Herdjan, IDI Jakarta Timur)
  9. dr. Ucok Martin Sp. P (Dosen FK USU, IDI Medan)
  10. dr. Efrizal Syamsudin, MM (RSUD Prabumulih, Sumatera Selatan, IDI Cabang Prabumulih)
  11. dr. Ratih Purwarini, MSi (IDI Jakarta Timur)
  12. Laksma (Purn) dr. Jeanne PMR Winaktu, SpBS (IDI Jakarta Pusat) Gugur di RSAL Mintohardjo.
  13. Prof. Dr. dr. Nasrin Kodim, MPH (Guru Besar Epidemiologi FKM UI)
  14. Dr. Bernadetta Tuwsnakotta Sp.THT (IDI Makassar) di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo.
  15. Dr. dr. Lukman Shebubakar SpOT (K) (IDI Jakarta Selatan)
  16. dr. Ketty Herawati Sultana (IDI Tangerang Selatan)
  17. Dr. Heru Sutantyo (IDI Jakarta Selatan)-
  18. Dr. Wahyu Hidayat, Sp.THT-KL (IDI Kabupaten Bekasi)

(Berikut data dari Kompas)[1]

  • drg. Amutavia Pancasari Artsianti Putri, Sp.Ort (RSUD Jati Sampurna, Bekasi)
  • drg. Yuniarto Budi Santosa, M.Kes (Dinkes Kota Bogor)
  • Dr. Maas Musa Sp.A (Serpong) (telah terkonfirmasi bukan meninggal karena Covid-19) - Kelelahan?
  • Drg. Roselani Odang Sp.Pros
  • Dr. Anneke Suparwati, MPH (Dosen FKM UNDIP)
  • Dr Eddy Supriyadi SpPA
  • Drg Gunawan Oentaryo, PDGI Banjarmasin
  • Dr. Adi Santoso, Leuwiliang Jabar
  • dr. Bernadette Albertine Francisca T, Sp. THT-KL IDI Cabang Makassar.

(Berikut data dari Suara.com tapi tidak ada di Kompas)[2]

Terima kasih sudah melisting, mas. Saya lihat majalah Tempo juga ngangkatin masalah ini. Kalau saya usul, bahasan yang sifatnya "detail lebih lanjut" dibuat terpisah saja, mungkin seperti: Daftar tokoh yang meninggal akibat pandemi koronavirus 2019–2020. Kalau sudah ada artikel daftarnya, pranalanya bisa ditaruh di subjudul kasus.  RahmatdenasMengecat   Rahmatdenas (bicara) 6 April 2020 03.06 (UTC)Balas
@Joseagush: Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membuat daftar dokter yang meninggal dalam tabel di subjudul "Orang terkemuka". Namun, saya hapus karena saya merasa daftar ini akan semakin panjang. Di en.wp nama-namanya sepertinya masih diperbarui. -- RianHS (bicara) 7 April 2020 09.49 (UTC)Balas
Pasti semakin panjang bli @RianHS dan Rahmatdenas:, bagi saya itu tidak masalah, bentuknya tabel saja sehingga mudah ditambahkan, seperti yang saya buat di artikel ini. Daftar seperti ini membuat mereka tidak hanya "angka" dalan status korban saja, siapa tahu ada yang mengangkatnya satu per satu sebagai "pribadi" sehingga wikipediawan dapat menggunakannya juga sebagai sumber rujukan. hanya memang penting dibuatkan tempat tersebut di wiki sebagai sumber rujukan dikala sumber utamanya, biasanya, hilang dalam 3-5 tahun setelah rilis. Joseagush(Bicara) 7 April 2020 10.14 (UTC)Balas
Saya juga sepakat jika dibuat artikelnya. Apakah mau tokoh umum atau khusus tenaga medis? -- RianHS (bicara) 7 April 2020 11.13 (UTC)Balas
Untuk sementara sepertinya dalam sub bagian artikel ini saja dulu mas @RianHS:, Daftar tokoh yang meninggal akibat pandemi koronavirus 2019–2020. Joseagush(Bicara) 8 April 2020 02.22 (UTC)Balas
Ohya, saya tambah rujukannya: https://interaktif.tempo.co/proyek/dokter-meninggal-saat-corona/index.html?fbclid=IwAR0d0LF1_GFiYeWx2BCXsPrbBrThGtVYL9lm_hqYvv7-BF4oaPTdu9f9MBY.  RahmatdenasMengecat   9 April 2020 05.06 (UTC)Balas

Referensi

  1. ^ Media, Kompas Cyber. "18 Dokter Indonesia Meninggal Selama Pandemi Virus Corona, Berikut Daftarnya". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-06. 
  2. ^ "Kabar Duka, Beredar Kabar 25 Dokter Meninggal Akibat Virus Corona Covid-19". suara.com. 2020-04-04. Diakses tanggal 2020-04-06. 

Iya, lebih baik seperti itu. Respons pemerintah pun sebaiknya dibagi berdasarkan bidang, misalnya pendidikan, transportasi, ekonomi, dsb. — RianHS (bicara) 29 April 2020 10.48 (UTC)Balas

Pemindahan isi artikel

@RianHS @Rahmatdenas Mengingat artikel turunan pandemi koronavirus di 34 provinsi sudah tersedia, apakah bagian #Pemerintah daerah bisa langsung dipindahkan ke artikel yang berkaitan? Jadi hanya tanggapan pemerintah pusat yang dimuat di artikel utama, sementara tanggapan pemerintah daerah dimuat di artikel yang berkaitan. Hanamanteo Halaman pembicaraan saya 29 April 2020 09.39 (UTC)Balas

Saya setuju soal pemindahakan ke artikel turunan. Kalau usul saya, sub-bab respons pemerintah bisa dibuat umum, baik respons pemperintah pusat dan daerah. Memisahkan/membedakannya menurut saya buruk, karena jadi preseden kalau pejabat kita bekerja sendiri-sendiri (kecuali jika itu benar, hehe).  RahmatdenasMengecat   29 April 2020 10.42 (UTC)Balas
Kembali ke halaman "Pandemi COVID di Indonesia".