Wadi (makanan)

Revisi sejak 8 Mei 2020 17.44 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (~ menghapus gambar: DINAS KOMUNIKASI INFORMATIKA PERSANDIAN DAN STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TENGAH © 2017 All rights reserved)

Wadi adalah makanan fermentasi ikan yang berasal dari Kalimantan, tepatnya Kalimantan Tengah dari budaya kuliner Suku Dayak dan Banjar. Ikan ini berfungsi sebagai cadangan bahan makanan dan untuk menjaga kondisinya, disimpan di dalam balanai, semacam guci. Wadi sebenarnya bisa dibuat dari banyak jenis ikan, namun yang disukai adalah yang ikan yang punya banyak kandungan lemak dan daging, seperti ikan patin, jelawat, papuyu, gabus, baung, atau gurami.[1]

Sebagai alternatif, daging babi hutan juga bisa diolah menjadi wadi.[2]

Budaya kuliner wadi sebenarnya mirip dengan funazushi di Jepang. Hanya saja waktu pembuatan wadi lebih pendek, hanya dalam hitungan minggu, jika dibandingkan dengan funazushi yang mencapai tahunan. Selama fermentasi, daun nangka digunakan untuk mengurangi kemungkian hasil akhir fermentasi ikan atau babi hutan menjadi busuk dan berulat.[2]

Cara membuat

Wadi dibuat dengan cara mencuci bersih ikan atau babi hutan yang akan difermentasi. Setelah dipotong-potong seukuran telapak tangan, daging ini kemudian ditaburi garam dan didiamkan dalam sehari semalam. Dengan adanya pengaruh garam, maka aktivitas bakteri dalam fermentasi menjadi terbatas sehingga tidak berujung pembusukan. Setelah didiamkan semalam, ikan dicuci bersih dan hari berikutnya direndam dengan larutan gula aren. Lalu ikan ditiriskan dan ditaburkan potongan bawang putih untuk memberikan bau harum.<ref=kps>Wadi, Fermentasi Ikan ala Dayak dan Banjar dari situs berita kompas</ref>

Setelah itu, ikan dimasukkan dalam wadah yang kedap air dan udara dan ditaburi beras yang sebelumnya sudah diolah menjadi berwarna kekuningan. Beras ini mengalami proses pencucian, penirisan, pendiaman semalam, dan disangrai sehingga tidak lagi berwarna putih. <ref=kps/>

Jika proses fermentasi berjalan dengan benar, maka wadi akan menjadi ikan yang terfermentasi dengan bau tajam, namun tidak membusuk atau dirubungi ulat. <ref=kps/>

  1. ^ Wadi, Makanan Fermentasi khas Suku Dayak dan Banjar di Kalimantan, Pernah Coba? dari situs grid bobo
  2. ^ a b Wadi, Makanan Fermentasi Khas Barito Selatan. dari situs Kalteng.go.id