Dhomber
Dhomber | |
---|---|
Informasi pribadi | |
Lahir | Pulang Pisau, Kalimantan Tengah | 2 Februari 1924
Meninggal | 5 November 1997 Pangkalan Bun | (umur 73)
Suami/istri | Ny. Saudah Farida |
Hubungan | Ayah: (Fajar), "Ibu:" (Leah) |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Udara |
Pangkat | Letnan Kolonel |
Satuan | Korps Paskhas |
Sunting kotak info • L • B |
Letnan Kolonel Psk (Purn.) Dhomber (2 Februari 1924 – 5 November 1997) adalah seorang Purnawirawan perwira TNI Angkatan Udara putra asli suku Dayak yang berasal dari Pulang Pisau Kalimantan Tengah.[1] Kiprah Dhomber dalam perjuangan dimulai ketika ia berumur 15 tahun. Pada usia tersebut ia telah meninggalkan tanah kelahirannya Kalimantan menuju Pulau Jawa untuk bergabung dengan para pemuda asal Kalimantan lainnya dan berjuang bersama rakyat Surabaya mengusir penjajah. Perjuangan Dhomber bersama para pemuda tersebut untuk merebut Pulau Kalimantan yang dikuasai oleh tentara Nica (Belanda). Pulau Kalimantan menjadi salah satu sasaran.atau batu loncatan dari para penjajah untuk menguasai seluruh kepulauan Indonesia. Pada perang Dunia II Pulau Kalimantan menjadi rebutan Jepang dengan sekutu, dan pada tahun 1943 Jepang berhasil merampas Pulau Kalimantan dari Belanda. Namun kekuasaan Jepang hanya bertahan 2 tahun. Pada tahun 1945 Jepang kalah perang dengan Amerika, dan Pulau Kalimantan jatuh ke tangan Amerika. Bersamaan dengan masuknya tentara Amerika, tentara Belanda (NICA) ikut membonceng dan memperkuat kedudukannya di Kalimantan. Belandapun melakukan tekanan-tekanan dengan kekerasan senjata terhadap rakyat Kalimantan.
Pada tanggal 24 Oktober 1945 Amerika menyerahkan Kalimantan kepada Tentara Belanda (Nica). Rakyat Kalimantan yang tidak menyukai tentara Belanda mulai mengadakan perlawanan-perlawan terhadap tentara Belanda (NICA) dan meminta bala bantuan dari Pulau Jawa. Kemudian dikirimlah ekspedisi-ekspedisi dari Pulau Jawa untuk merebut Pulau Kalimantan dari tangan NICA. Namun karena tidak ada kesatuan komando, ekspedisi-ekspedisi yang dikirim pemerintah RI dari Pulau Jawa banyak yang gagal. Kegagalan tersebut akibat blokade kapal-kapal perang Belanda disepanjang perairan Pulau Kalimantan. Blokade tersebut dimaksudkan untuk mencegah masuknya para pejuang Indonesia yang berasal dari daerah lain masuk ke Pulau Kalimantan. Oleh karena itu rakyat Kalimantan yang pada waktu itu dipimpin oleh Gubernur Kalimantan bernama Ir. Mohammad Noor meminta bantuan dari Pulau Jawa untuk membantu rakyat Kalimantan mengusir Belanda.
Gubernur Kalimantan merasa bertanggung jawab atas bebasnya Pulau Kalimantan dari tangan Belanda dan ia mendapat dukungan moral dari seluruh masyarakat suku Dayak yang ada di Kalimantan. Ia menemui Mayor Tjilik Riwut seorang Perwira Markas Besar Tentara (MBT)
Meninggal dunia
Dhomber meninggal pada tanggal 5 November 1997 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Indra Pura Pangkalan Bun. Untuk mengenang jasa-jasa Dhomber, nama Dhomber diabadikan menjadi nama Pangkalan Udara (Lanud) di Kalimantan Timur.
Sesuai dengan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Nomor Kep/660a/VI/2018 tanggal 11 Juli 2018 nama Lanud yang semula bernama Lanud Balikpapan diganti menjadi Lanud Dhomber disingkat Lanud Dmb. Pada tanggal 26 Juli 2018 Pangkalan Udara (Lanud) Dhomber diresmikan oleh Kasau.
Pendidikan Militer
- Sekolah PARA AURI di Maguwo (1947)
Jabatan Militer
- Anggota ADPAU PST MBAU (1952)
- Kepala Seksi Intel KPU BPD (1954)
- Komandan Pangkalan Udara Balikpapan (1958)
- Komandan KPU Pangkalan Bun (1960)
- Perwira DP Panglima Korud II Kalimantan (1966)
- Perwira Karya Lanud Sjamsudin Noor (1967)
- Anggota DPRD Tk. I Provinsi Kalimantan Selatan (1968-1971)
- Pamen DP Lanud Syamsudin Noor (1971-1976)
Referensi