Wigwag (isyarat bendera)

Wigwag (isyarat bendera) (istilah resminya, telegraf via udara) adalah sebuah bentuk saling bertukar pesan dengan mempergunakan bendera yang dilakukan dengan menggerakkan satu buah bendera saja. Bentuk isyarat ini berbeda dengan Semafor bendera, dimana isyarat ini hanya mempergunakan satu bendera saja. Perbedaan lainnya, simbol untuk setiap huruf diterjemahkan dari pergerakan benderanya dibandingkan dengan posisinya. Kian besar benderanya dan seberapa cepat atau lambatnya pergerakannya, akan membuat pesannya bisa dibaca dari jarak yang lebih jauh dibandingkan dengan semafor. Dalam kondisi malam hari, pengiriman pesannya bisa digantikan dengan mempergunakan obor daripada bendera.

Bendera Wigwag, wigwag memakai obor dan minyak kerosin, dan mempergunakan roket sebagai sinyalnya

Kode umum yang sering dipergunakan dengan wigwag adalah dengan tiga pergerakan, hanya dua yang diperlukan untuk membentuk huruf atau alfabet. Dua ini dilakukan dengan melambaikan bendera, ke arah kiri ataupun kanan - dikenal dengan sebutan the wigwagging motion. Huruf A, sebagai contoh, dengan melakukan gabungan dari beberapa gerakan secara berkesinambungan. Seperti halnya kode morse, jumlah gerakan dari setiap karakter tidak tetap, gerakan yang sering dipergunakan sering dipakai sebagai kode umum yang dipakai secara luas. Beberapa kode yang lainnya juga terkadang dipergunakan, dimana beberapanya digabung dengan beberapa elemen dan bisa sampai dengan empat pergerakan. Kode Morse juga pernah dipergunakan bersamaan dengan Wigwag setelah ia menjadi standar internasional.

Sistem ini ditemukan pada tahun 1850 oleh seorang dokter spesialis operasi dari Angkatan Darat Amerika Serikat yang akhirnya pimpinan dari Korps Sinyalnya. Wigwag dipergunakan secara umum dalam Perang Saudara Amerika, yang juga berhubungan dengan Telegraf listrik, dan terus terlihat di Amerika Serikat dan Eropa hingga akhir abad tersebut. Sesudah periode tersebut, komunikasi dalam jarak jauh akhirnya digantikan oleh telegraf, dan pada tempat yang belum ada, digantikan oleh Heliograf.

Cara kerja

Gerakan-gerakan dasar dalam isyarat wigwag, termasuk posisi awal, gerakan 1, gerakan 2, dan gerakan 3

Sistem wigwag mengandalkan seorang juru isyarat yang melambaikan sebuah bendera besar dalam gerakan-gerakan khusus dengan urutan tertentu. Bendera besar ini dapat diganti alat tampak lainnya. misalnya di malam hari dapat digunakan lampu yang dikendalikan dengan sebuah tongkat. Terdapat tiga gerakan yang membentuk sebuah pesan isyarat wigwag, tetapi hanya dua gerakan yang digunakan untuk melambangkan huruf. Gerakan ketiga hanya digunakan sebagai karakter kendali. Posisi awal atau netral seorang juru isyarat adalah menegakkan benderanya tanpa gerakan di atas kepala. Gerakan 1 dilakukan dengan menurunkan bendera tersebut ke arah kanannya, lalu mengembalikannya ke posisi awal. Gerakan 2 dilakukan dengan menurunkan bendera ke arah kiri, lalu mengembalikannya ke posisi awal. Gerakan 3 dilakukan dengan menurunkan bendera ke arah depan sang juru isyarat, lalu mengembalikannya ke posisi awal.

Setiap huruf dilambangkan dengan kode gerakan tertentu. Seperti Kode Morse, kadang kode untuk suatu huruf pendek dan kadang panjang. Sebagai contoh, huruf 'i' disandikan dengan kode "1", sedangkan 'd' disandikan dengan "222". Tabel berikut ini menggunakan kode wigwag yang umum digunakan, sebagaimana tertulis dalam General Service Code (sandi dinas umum) pada tahun Juli 1864 yang digunakan sebagai standar dalam Angkatan Darat dan Angkatan Laut Amerika Serikat.

Kode wigwag (menurut General Service Code)

A	B	C	D	E	F	G	H	I	J	K	L	M
22	2112	121	222	12	2221	2211	122	1	1122	2121	221	1221
N	O	P	Q	R	S	T	U	V	W	X	Y	Z
11	21	1212	1211	211	212	2	112	1222	1121	2122	111	2222

Rujukan

Daftar pustaka

• Alexander, Edward Porter (1907). Military Memoirs of a Confederate. A critical narrative by E.P. Alexander, brigadier-general in the Confederate army, chief of artillery, Longstreet's corps. New York: C. Scribner's Sons. OCLC 458406698. 
• Berkowitz, Bruce D. (2003). The new face of war : how war will be fought in the 21st century. New York: Free Press. ISBN 0743212495. OCLC 51559019.