Air Terjun Wera

salah satu sungai di dunia
Revisi sejak 9 Juni 2020 23.17 oleh 01salsa00 (bicara | kontrib) (menambah deskripsi)

Air Terjun Wera merupakan air terjun yang terletak di Desa Balumpewa, Dolo Barat, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Air terjun ini berada di kawasan Wisata Wera di lereng Gunung Watusidae dan berjarak sekitar 19 km dari Kota Palu.

Air Terjun Wera
Air Terjun Wera di Sulawesi
Air Terjun Wera
Air Terjun Wera
Lokasi Air Terjun Wera di Sulawesi
Lokasi Balumpewa, Kabupaten Sigi
Koordinat1°02′40.3″S 119°51′01.5″E / 1.044528°S 119.850417°E / -1.044528; 119.850417
Tinggi total80 m

Objek Wisata

Air terjun ini pertama kali ditunjuk menjadi kawasan konservasi dengan status Taman Wisata Alam oleh Kementerian Pertanian pada 1980 dengan luas 250 Ha, kemudian pada 2014 diperbarui oleh Kementerian Kehutanan dengan luas 249,39 Ha. Saat ini, air terjun Wera dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Sulawesi Tengah.

Aksesibilitas

Desa Balumpewa berada sekitar 19 km sebelah selatan Kota Palu, dan dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun empat dengan waktu tempuh sekitar 45 menit. Wisatawan harus melanjutkan perjalanan untuk sampai di air terjun. Jarak dari pintu masuk hingga ke air terjun kurang lebih sekitar 2 km.

Vegetasi

Seperti mayoritas vegetasi alam di Indonesia, air terjun yang berada dalam kawasan Taman Wisata Alam Wera ini memiliki hutan hujan tropis yang masih terjaga. Permukaannya berbentuk bukit dan lereng dan menjadi habitat bagi beberapa flora dan fauna. Berikut daftar flora dan fauna yang dapat ditemui di sekitar air terjun ini.

Flora

  • Kenari / ntoli (canarium aspermun)
  • bintangur (Callophylum sp.)
  • Lebanu (nauclea sp.)
  • Banyan ( ficus benyamina)
  • lei (palagulum javanicum)
  • pakis sarang (Asplenium nidus)

Fauna

  • Monyet hitam Sulawesi (macaca tonkeana)
  • Kus-kus (Phalanger ursinus)
  • Tarsius (Tarsius spectrum)
  • Burung kasuari
  • Gagak (aceros cassidix)
  • Ayam hutan (Gallus-gallus)
  • beberapa jenis kupu-kupu.

Peristiwa

Lokasi air terjun ini tercatat pernah menahan beberapa pengunjungnya ketika curah hujan tinggi. Pada 21 April 2019, beberapa pengunjung terjebak dalam aliran air sungai yang deras selama 3 jam. Proses evakuasi dilakukan oleh warga setempat dengan mengikatkan tali ke pinggang belasan pengunjung tersebut.