Chandra Setiawan

Revisi sejak 25 Desember 2020 15.41 oleh 125.160.234.188 (bicara) (Saya menambah jabatan di KPPU, Global Peace Foundation Indonesia, DPP GPP dan MATAKIN)

Chandra Setiawan, Ph.D (lahir dengan nama Bong Kim Chan) (lahir 8 April 1961) adalah mantan Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) periode tahun 1998-2002 dan anggota Komnas HAM periode tahun 2002-2007. Ia mendapatkan gelar doctorandus (Drs.) pada jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, lalu S2-nya (M.M.) diselesaikan di Program Studi Magister Manajemen, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan menamatkan S3 (Dr.) pada jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta, dan (Ph.D) di Universiti Putra Malaysia.[1] Selama terlibat dalam kedua jabatan organisasi itu, ia aktif memikirkan dan terlibat dalam aktivitas dialog antar umat beragama di Indonesia.[2] Ia pun turut terlibat mendirikan beberapa wadah komunikasi antar umat beragama sehingga terbuka jalan pluralisme di Indonesia.[3] Ia bersama dengan para aktivis pluralisme Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, mendirikan Masyarakat Dialog Antar Agama (Madia), Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma), dan Indonesian Conference on Religious and Peace (ICRP).[4] Oleh karena itu, di kalangan masyarakat antaragama, ia juga dikenal sebagai tokoh peduli perdamaian di Indonesia karena gagasan yang berhasil diwujudkan ke dalam lembaga dialog antarumat beragama tersebut tersebut.[1]

Chandra Setiawan anggota/ Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) periode 2012-2017, kemudian diperpanjang dua kali oleh Presiden Joko Widodo hingga 27 April 2018. Kemudian terpilih kembali untuk menjabat sebagai Komisioner KPPU periode 2018-2023. Ia juga salah satu pendiri Global Peace Foundation Indonesia dan menjabat sebagai Ketua Yayasan sejak didirikan pada tahun 2010 hingga tahun 2020. Disamping itu pada 1 Juni 2019 ia ikut mendirikan Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Dewan Pimpinan Pusat GPP periode 2020-2021. Pada Musyawarah Nasional Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) pada tanggal 20-22 Desember 2018 di Jakarta ia terpilih menjadi Anggota Dewan Rohaniwan MATAKIN yang berjumlah sembilan orang untuk menjabat periode 2018-2022.

Referensi

  1. ^ a b (Indonesia) Ghazali, A.M. and Effendi, D., 2009. Merayakan kebebasan beragama: bunga rampai menyambut 70 tahun Djohan Effendi. Penerbit Buku Kompas
  2. ^ (Inggris) Nabila, N., 2018. INTERFAITH DIALOGUE AS AN INSTRUMENT OF INDONESIA’S PUBLIC DIPLOMACY: CASE STUDY OF ASIA-EUROPE MEETING INTERFAITH DIALOGUE 2008–2010 (Doctoral dissertation, President University).
  3. ^ (Indonesia) Affandi, N., 2012. Harmoni dalam Keragaman (sebuah analisis tentang konstruksi perdamaian antar umat beragama. LENTERA, 14(1 JUNI).
  4. ^ (Indonesia)Setyautama, Sam. 2008. Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN : 978-979-9101-25-9. Hal. 25-26