Aluda dari Kasepuhan
Aluda merupakan Sultan Sepuh yang memerintah setelah periode panjang perwalian oleh Ratu Ayu Adimah (istri Sultan Sepuh Atmaja), beliau menjadi penguasa kesultanan Kasepuhan pada tahun 1899 dengan gelar Sultan Sepuh Djamaluddin Aluda Tajularipin Rajanatadiningrat.
Sultan Sepuh Aluda Rajanatadingrat | |
---|---|
Sultan Sepuh Ke-13 | |
Masa jabatan 1899–1942 | |
Informasi pribadi | |
Kebangsaan | Cirebon - Kasepuhan |
Suami/istri | Ratu Ayu Pamerat[1]
Nyimas Rukiah[1] |
Anak | dari Ratu Ayu Pamerat[1]
Elang Mas Mohammad Sulung Ratu Mas Sophie Johariah Ratu Mas Dolly Manawiyah Elang Mas Soegiono Ratu Mas Alit Saleha |
Orang tua | - |
Sunting kotak info • L • B |
Perkembangan Kesenian
"Kesenian di Kasepuhan kemudian pertumbuhannya mulai baik , ialah ketika keraton Kasepuhan dipimpin oleh sultan ke - 10 , yaitu Sultan Raja Atmaja ( 1880 - 1899 ) , dan sultan ke - 11 , yaitu Sultan Sepuh Aluda Tajul Arifin ( 1899 - 1942 ), adapun ketika berlanjut kepada sultan ke - 12 yaitu Sultan Jayaningrat (Alexander Rajaningrat) (1942-1969) penyelenggaraan pertunjukan wayang Wong ini semakin menurun akibat penyediaan biayanya yang semakin menipis. . "Di zaman Sultan Sepuh Aluda Tajul Arifin. Para Seniman wayang Wong tersebut kebanyakan berasal dari desa Mayung, Gegesik, Palimanan Slangit dan Suranenggala. Sebagai imbalan dari sultan kepada setiap seniman adalah pemberian tanah garapan, dan pemberian gelar kepada sejumlah dalang."[2]