Lokomotif BB303

salah satu lokomotif diesel-hidraulik di Indonesia
Revisi sejak 9 Februari 2021 06.50 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (clean up, replaced: Dipo Lokomotif → Depo Lokomotif (4), removed stub tag)

Lokomotif BB 303 adalah lokomotif diesel hidraulik buatan pabrik Henschel, Jerman Barat. BB 303 mulai beroperasi sejak 1973, kebanyakan lokomotif BB303 dialokasikan di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Jawa Timur.

Lokomotif BB303
Dua Lokomotif BB 303 di Depo Lokomotif Padang
Jenis dan asal
Sumber tenagaDiesel hidraulik
ProdusenHenschel, Jerman Barat
ModelHenschel DHG 1000 BB
Tanggal produksi1973-1984
Jumlah diproduksi57 unit
Data teknis
Konfigurasi:
 • AARB-B
 • UICB'B'
Lebar sepur1067
Diameter roda904 mm
Jari-jari lengkung terkecil80 m
Jarak gandar2.200 mm
Panjang11.200 mm
Lebar2.800 mm
Tinggi3.690 mm
Jenis bahan bakarHigh-Speed Diesel
Kapasitas bahan bakar1.700 liter
Kapasitas pelumas170 liter
Kapasitas bak pasir285 liter
MesinMTU 12V 493 TW 10
Jenis mesin4 langkah, Turbocharger
Motor traksiVoith L520 ru2
Rem lokomotifRem udara tekan, rem parkir
Performansi
Daya mesin750 KW
Karier
LokalPulau Jawa, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat
Mulai dinas1973
Keadaan23 unit masih beroperasi

Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 750 KW. Kemudian pada tahun 1998-2000 dilakukan rehabilitasi terhadap beberapa unit BB303 sehingga beberapa unitnya memiliki daya mesin hingga 890-960 KW. Lokomotif ini memiliki berat sebesar 42,8 ton. Lokomotif ini biasa digunakan untuk menarik kereta penumpang ataupun kereta barang, termasuk untuk langsiran. Lokomotif ini dapat berjalan dengan kecepatan maksimum 90 km/jam. Lokomotif ini bergandar B'B', artinya lokomotif ini memiliki dua bogie yang masing-masing memiliki dua poros penggerak yang saling dihubungkan.

Lokomotif ini menggunakan mesin MTU 12v493TW10 dengan transmisi hidraulik Voith L520rU2. Kini, jumlah lokomotif ini sudah berkurang karena kalah bersaing dengan lokomotif diesel elektrik yang lebih bertenaga dan berdaya angkut lebih besar serta faktor suku cadang.[1] Kebijakan dipensiunkannya lokomotif BB 3xx di Jawa, serta kedatangan lokomotif CC201 dan BB203 di Sumatra Utara, membuat keberadaan lokomotif ini juga semakin tergeser.

Sejarah

Awal masa kedinasan (1973-1998)

Lokomotif BB303 pertama kali beroperasi pada tahun 1973 di Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Pulau Jawa sebagai adik dari lokomotif BB302 yang beroperasi di Sumatra Utara saja. Dengan tekanan gandarnya yang ringan, lokomotif ini mampu beroperasi secara luas di berbagai lintas di Pulau Jawa dan Sumatra, khususnya yang hanya mampu menahan tekanan gandar dibawah 14 ton. Lokomotif BB303 yang terakhir didatangkan pada tahun 1984, bersamaan dengan adiknya, BB306.

Sejak awal beroperasi di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, lokomotif ini sudah menjadi andalan untuk seluruh kereta penumpang dan barang. Di Pulau Jawa, lokomotif BB303 pun menjadi andalan untuk kereta api jarak dekat hingga menengah, seperti kereta api Lokal Rangkasbitung dan Patas Merak di wilayah Daop I Jakarta, lalu kereta api Pandanwangi dan Probowangi di wilayah Daop IX Jember. Pada tahun 1987, salah satu lokomotif ini yaitu lokomotif BB 303 16 afkir karena Tragedi Bintaro, yang merupakan kecelakaan kereta api terparah sepanjang sejarah perkeretaapian di Indonesia. Sampai dengan tahun 90-an akhir, BB303 pun masih menjadi andalan di Pulau Jawa untuk kereta-kereta jarak dekat dan menengah.

Akhir masa kedinasan (1998-sekarang)

Setelah 25 tahun beroperasi, khusus untuk lokomotif BB303 yang beroperasi di Sumatra Utara, dilakukan rehabilitasi dengan mengganti mesinnya dengan tipe terbaru, sama dengan lokomotif BB302 yang juga direhab sehingga lokomotif BB303 yang telah direhab memiliki daya sekitar 890 KW serta memperpanjang masa pakai. Ini menyebabkan sampai saat ini, lokomotif BB303 masih banyak beroperasi di Sumatra Utara dan beberapa lokomotif hasil rehab ada yang dikirim ke Sumatra Barat sebagai tambahan armada.

Sementara di Jawa, nasib lokomotif BB303 tidak seberuntung di Sumatra. Perlahan-lahan, lokomotif ini mulai tergeser menjadi lokomotif langsir, bahkan sampai mangkrak. Contoh tergesernya posisi lokomotif BB303 adalah tergesernya lokomotif ini sebagai penarik KA Lokal Rangkasbitung, yang digantikan oleh CC201 yang menemani BB304 yang sudah ikut menarik KA ini lebih dulu. Lalu, di Daop IX Jember, perannya juga tergeser karena kedatangan lokomotif CC201 di Dipo Jember yang mengakibatkan perannya dalam menarik kereta api jarak menengah seperti Pandanwangi dan Probowangi pun tergeser.

Pada tahun 2014, seiring dengan kedatangan lokomotif CC201 dan BB203 ke Divre 1 Sumatra Utara dan Aceh, dilakukan mutasi terhadap 7 unit lokomotif BB303 dari Dipo Induk Medan ke Dipo Induk Padang, diantaranya BB 303 08 (BB 303 73 03), BB 303 22 (BB 303 78 01), BB 303 23 (BB 303 78 02), BB 303 35 (BB 303 78 09), BB 303 36 (BB 303 78 10), BB 303 51 (BB 303 84 08), BB 303 57 (BB 303 84 12).

Sampai saat ini pada tahun 2018, lokomotif BB303 masih menjadi andalan di Sumatra Utara dan Sumatra Barat, meskipun keberadaannya sedikit tergeser dengan keberadaan lokomotif BB203 dan CC201 yang ada. Meskipun demikian, kedua lokomotif tersebut belum mampu menggeser BB303 sepenuhnya karena kebutuhan lokomotif yang masih belum terpenuhi. Di Jawa, saat ini sudah tidak ada lagi lokomotif BB303 yang beroperasi.

Alokasi

Seluruhnya terdapat 57 unit lokomotif BB 303 di Indonesia, namun sebagian besar sudah tidak lagi beroperasi karena faktor usia maupun suku cadang, atau karena kecelakaan. Lokomotif BB303 yang tersisa hanya berada di Depo Lokomotif Medan dan Padang, dan berikut adalah tabel alokasi lokomotif BB303 saat ini.

Depot induk Lokomotif
Medan
(MDN)
BB 303 10 (BB 303 73 04) SO, BB 303 19 (BB 303 75 01) SO, BB 303 20 (BB 303 76 01) SO,

BB 303 21 (BB 303 76 02) TSO, BB 303 24 (BB 303 78 03) SO, BB 303 26 (BB 303 78 05) SO, BB 303 27 (BB 303 78 06) SO, BB 303 33 (BB 303 78 07) SO, BB 303 34 (BB 303 78 08) TSO,

BB 303 43 (BB 303 84 01) SO, BB 303 44 (BB 303 84 02) SO, BB 303 47 (BB 303 84 04) SO.

Padang
(PD)
BB 303 08 (BB 303 73 03) TSO, BB 303 22 (BB 303 78 01) SO, BB 303 23 (BB 303 78 02) SO, BB 303 25 (BB303 78 04) SO, BB 303 35 (BB 303 78 09) TSO, BB 303 36 (BB 303 78 10) TSO,
BB 303 48 (BB 303 84 05) TSO, BB 303 50 (BB 303 84 07) SO, BB 303 51 (BB 303 84 08) SO, BB 303 52 (BB 303 84 09) SO, BB 303 53 (BB 303 84 10) SO, BB 303 54 (BB 303 84 11) SO, BB 303 57 (BB 303 84 12) SO.

Keterangan:

  • Semua penomoran baru lokomotif berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 45 tahun 2010.
  • SO berarti siap operasi, TSO berarti tidak siap operasi.

Data teknis[2][3]

  • Dimensi lokomotif
  1. Lebar sepur: 1.067 mm
  2. Panjang body: 11.200 mm
  3. Jarak antara alat perangkai: 12.320 mm
  4. Lebar body: 2.800 mm
  5. Tinggi maksimum: 3.690 mm
  6. Jarak gandar: 2.200 mm
  7. Jarak antar pivot: 5.800 mm
  8. Diameter roda penggerak: 904 mm
  9. Tinggi alat perangkai: 760+15/-10 mm
  • Berat
  1. Berat kosong: 39,6 ton
  2. Berat siap: 42,8 ton
  3. Berat adhesi: 42,8 ton
  • Motor Diesel
  1. Tipe: MTU 12 V 493 TW 10
  2. Jenis: 4 langkah, turbocharger
  3. Daya Mesin: 750 KW
  4. Daya ke generator/converter: 695 KW
  • Motor Traksi/Converter
  1. Jumlah motor traksi: 1 unit
  2. Tipe motor: Voith L 520 ru2
  • Performansi
  1. Kecepatan maksimum: 90 km/jam
  2. Gaya tarik maksimum (adhesi): 8.998 kgf
  3. Kecepatan minimum kontinu: 14 km/jam
  4. Jari-jari lengkung terkecil: 80 m
  • Kapasitas
  1. Bahan bakar: 1.700 liter
  2. Minyak pelumas: 170 liter
  3. Air pendingin: -
  4. Pasir: 285 liter
  5. Minyak transmisi: 260 liter
  • Lain-lain
  1. Sistem rem: Rem udara tekan, rem parkir
  2. Tipe kompresor: Knorr VV 450 / 150

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki

Referensi

  1. ^ Majalah KA Edisi Oktober 2014
  2. ^ AS, Hartono. op. cit.: 128
  3. ^ Tim Redaksi Majalah KA. 2007. Album Lokomotif dan KRL (Seri 1): 27. Depok: PT Ilalang Sakti Komunikasi.

Pranala luar