Angin

aliran udara atau gas dalam skala besar
Revisi sejak 14 Desember 2020 11.06 oleh Sepertiwi (bicara | kontrib) (Penambahan sumber dan perbaikan isi)

Angin berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah.[1] Angin terjadi karena perbedaan tekanan udara di dua tempat berbeda. Aliran angin berasal dari tempat yang memiliki tekanan udara tinggi menuju ke tempat yang bertekanan udara rendah.[2] Terjadinya angin dipengaruhi oleh rotasi bumi bersamaan dengan proses pemanasan suatu wilayah oleh matahari.[3] Angin diberi nama berdasarkan asal datangnya, seperti angin darat, angin lembah, dan angin gunung.

Pieter Kluyver (1816–1900)

Kekuatan angin dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan di kehidupan manusia. Penduduk yang tinggal di pesisir pantai memanfaatkan angin ketika akan pergi melaut dengan kapal layar.[3] Angin juga berguna untuk menerbangkan mainan layang-layang. Warga negara Belanda memanfaatkan angin untuk menjadi sumber energi pembangkit listrik tenaga angin.

Proses terjadinya angin tidak lepas dari hubungan antara tekanan udara dan suhu. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang memuai menjadi lebih ringan dan tekanan udara turun karena kepadatan udara berkurang. Udara dingin kemudian mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tersebut.[4] Aliran naik udara panas dan turun udara dingin ini dinamakan konveksi.

Faktor terjadinya angin

Faktor terjadinya angin, yaitu:[5]

 
Anemometer, alat pengukur kecepatan angin
Gradien barometris
Gradien barometris adalah bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara antara 2 isobar.[6] Jarak antar isobar adalah 111 km. Semakin besar gradien barometris, semakin cepat tiupan angin.
Letak tempat
Kecepatan angin di wilayah yang dekat dengan khatulistiwa lebih cepat daripada wilayah yang jauh dari khatulistiwa.
Tinggi tempat
Semakin tinggi tempat, semakin kencang angin yang bertiup. Hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesek yang menghambat laju udara. Topografi tidak rata di permukaan bumi seperti gunung, bukit, dan pohon memberikan gaya gesek yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesek semakin kecil.
Waktu
Angin bergerak lebih cepat pada siang hari daripada malam hari

Tipe

Angin laut

Angin laut (bahasa Inggris: sea breeze) adalah angin yang bertiup dari arah laut ke arah darat yang umumnya terjadi pada siang hari kira-kira dari pukul 09.00 sampai pukul 16.00 di daerah pesisir pantai. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut. Angin laut ini terjadi pada siang hari. Karena air mempunyai kapasitas panas yang lebih besar daripada daratan, sinar matahari memanasi laut lebih lambat daripada daratan. Ketika suhu permukaan daratan meningkat pada siang hari, udara di atas permukaan darat meningkat pula akibat konduksi. Tekanan udara di atas daratan menjadi lebih rendah karena panas, sedangkan tekanan udara di lautan cenderung masih lebih tinggi karena lebih dingin. Akibatnya terjadi gradien tekanan dari lautan yang lebih tinggi ke daratan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan terjadinya angin laut, di mana kekuatannya sebanding dengan perbedaan suhu antara daratan dan lautan. Namun, jika ada angin lepas pantai yang lebih kencang dari 8 km/jam, maka angin laut tidak terjadi.[7]

Angin darat

Angin darat (bahasa Inggris: land breeze) adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00 di daerah pesisir pantai. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana. Pada malam hari daratan menjadi dingin lebih cepat daripada lautan, karena kapasitas panas tanah lebih rendah daripada air. Akibatnya perbedaan suhu yang menyebabkan terjadinya angin laut lambat laun hilang dan sebaliknya muncul perbedaan tekanan yang berlawanan karena tekanan udara di atas lautan yang lebih panas itu menjadi lebih rendah daripada daratan, sehingga terjadilah angin darat, khususnya bila angin pantai tidak cukup kuat untuk melawannya.[8]

Angin gunung

Angin gunung adalah angin yang bertiup dari puncak gunung ke lembah gunung dan terjadi pada malam hari.

Angin lembah

Angin lembah adalah angin yang bertiup dari arah lembah ke arah puncak gunung dan terjadi pada siang hari.

Angin fohn

Angin fohn (angin lokal, angin terjun, angin jatuh) (bahasa Inggris: foehn wind) adalah angin yang terjadi seusai hujan orografis. Angin bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Ketika naik, angin mengalami proses pendinginan dan uap air yang terbentuk turun sebagai hujan orografis. Ketika angin menuruni lembah, kenaikan tekanan menaikkan suhu udara yang terbawa melalui proses adiabatik.[9]

Angin fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan orografis. Angin fohn dapat terjadi di Kepulauan Biak dan Eropa tengah dan Eropa selatan. Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin fohn bisa mati karena kekeringan.[10] Efek terhadap manusia yaitu penurunan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan penurunan kesehatan mental[11][12].

Angin Muson

Angin Muson (bahasa Inggris: monsoon) adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Biasanya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.

Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.

Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga di Indonesia terjadi musim penghujan. Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.

Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua Asia lebih panas daripada benua Australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asia.

Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh karena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya.

Antara kedua musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

Angin Munson dibagi menjadi 2, yaitu Munson Barat atau dikenal dengan Angin Musim Barat dan Munson Timur atau dikenal dengan Angin Musim Timur

Angin Musim Barat

Angin Musim Barat/Angin Muson Barat adalah angin yang berhembus dari Benua Asia (musim dingin) ke Benua Australia (musim panas) dan mengandung curah hujan yang banyak di Indonesia bagian Barat, hal ini disebabkan karena angin melewati tempat yang luas, seperti perairan dan samudra. Contoh perairan dan samudra yang dilewati adalah Laut China Selatan dan Samudra Hindia. Angin Musim Barat menyebabkan Indonesia mengalami musim hujan.

Angin ini terjadi antara bulan Oktober sampai bulan April di Indonesia terjadi musim hujan.

Angin Musim Timur

Angin Musim Timur/Angin Muson Timur adalah angin yang mengalir dari Benua Australia (musim dingin) ke Benua Asia (musim panas) sedikit curah hujan (kemarau) di Indonesia bagian Timur karena angin melewati celah- celah sempit dan berbagai gurun (Gibson, Australia Besar, dan Victoria). Ini yang menyebabkan Indonesia mengalami musim kemarau. Terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus, dan maksimal pada bulan Juli.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Arti kata angin - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  2. ^ Arsyad, Sofyan (1983). Ilmu Iklim dan Pengairan. Jakarta: CV. Yasaguna. 
  3. ^ a b Grebner, Donald L.; Bettinger, Pete; Siry, Jacek P. (2013-01-01). Grebner, Donald L.; Bettinger, Pete; Siry, Jacek P., ed. Introduction to Forestry and Natural Resources (dalam bahasa Inggris). San Diego: Academic Press. hlm. 323–358. doi:10.1016/b978-0-12-386901-2.00014-2. ISBN 978-0-12-386901-2. 
  4. ^ "Energy - Student Resources: Wind". ei.lehigh.edu. Diakses tanggal 2020-12-14. 
  5. ^ Pattinaja, Y.I., Nadeak, R., Suhono, L., Widodo, A., Purwanto, A., dan Wahyu (2019). Buku Saku ENSIKLOPEDIA KELAUTAN DAN PERIKANAN Edisi 1. Sidoarjo: Zifatama Jawara. hlm. 20. ISBN 978-602-5815-64-5. 
  6. ^ Sukses Sains Fisika 1: Ringkasan Materi dan Kumpulan Soal. Grasindo. ISBN 978-979-025-170-0. 
  7. ^ Dr. Steve Ackerman (1995). "Sea and Land Breezes". University of Wisconsin. Diakses tanggal 2006-10-24. 
  8. ^ JetStream: An Online School For Weather (2008). "The Sea Breeze". (tidak lagi berfungsi) National Weather Service. Diakses tanggal 2006-10-24. 
  9. ^ Levy, Matthys (2007). Why the Wind Blows: A History of Weather and Global Warming (dalam bahasa Inggris). Upper Access Books. ISBN 978-0-942679-31-1. 
  10. ^ "What is Foehn Wind?". www.hko.gov.hk (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-14. 
  11. ^ "Foehn effect". Met Office (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-14. 
  12. ^ Strauss, Sarah (2007). "An Ill Wind: The Foehn in Leukerbad and Beyond". The Journal of the Royal Anthropological Institute. 13: S165–S181. ISSN 1359-0987. 

Bacaan terkait

  • Buku LLC, 2010. Iklim di Kanada: Angin Chinook, Kekeringan di Kanada, Suhu di Kanada, Iklim di Manitoba, Selat Northumberland iklim mikro, Snowbelt. ISBN 1-156-42440-2.
  • C. Donald Ahrens, 2000. Essentials of Meteorology: An Invitation to the Atmosphere (with CD-ROM). 3rd Edition. Brooks Cole.
  • Dr. Gary L. Johnson, 2006. Wind Energy Systems by Dr. Gary L. Johnson. Edition. University Reprints.
  • Stefan Emeis, 2012. Wind Energy Meteorology: Atmospheric Physics for Wind Power Generation (Green Energy and Technology). 2013 Edition. Springer.

Pranala luar