Komunikasi lingkungan

penyebaran informasi dan implementasi praktik komunikasi yang berkaitan dengan lingkungan
Revisi sejak 8 Desember 2020 13.29 oleh Penabiru (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Proses komunikasi menggunakan HotCat)

Komunikasi lingkungan adalah proses komunikasi dan produk media untuk mendukung efektivitas pembuatan kebijakan, partisipasi publik, dan implementasinya terhadap lingkungan.[1] Robert Cox, dalam bukunya Environmental Communication and the Public Sphere, mengemukakan bahwa komunikasi lingkungan adalah sarana pragmatis dan konstitutif untuk memberikan pemahaman manusia dengan lingkungan serta hubungan manusia dengan alam. Ini merupakan sebuah media simbolik yang digunakan untuk mengontruksi masalah lingkungan dan menegosiasi perbedaan respons dalam masyarakat. Dengan kata lain, komunikasi lingkungan digunakan untuk menciptakan kesepahaman mengenai permasalahan lingkungan.[2]

Melalui tulisan Communicating Nature: How We Create and Understand Environmental Messages, Corbett juga menyatakan pemahaman yang lebih luas tentang komunikasi lingkungan dalam poin berikut:[3]

  1. Disajikan dalam nila-nilai, kata-kata, tindakan, dan praktik sehari-hari.
  2. Diinterpretasikan dan dinegosiasikan secara individual.
  3. Berakar secara historis dan budaya.
  4. Memiliki akar ideologis.
  5. Tertanam dalam paradigma sosial dominan yang memberikan nilai instrumental untuk lingkungan dan percaya bahwa itu ada untuk melayani manusia.
  6. Rumit, terkait dengan budaya pop, terutama iklan dan hiburan.
  7. Dibingkai dan dilaporkan oleh media dengan cara yang umumnya mendukung status quo.
  8. Dimediasi dan dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial seperti pemerintah dan bisnis.

Fungsi

Komunikasi lingkungan memiliki dua fungsi, yaitu:

1. Pragmatis

Komunikasi lingkungan secara pragmatis berkaitan dengan pendidikan, kewaspadaan, meyakinkan, memobilisasi, dan membantu manusia mengatasi masalah-maslaah lingkungan.

2. Konstitutif

Komunikasi lingkungan secara konstitutif meliputi aspek mengatur, menyusun, serta merepresentasikan masalah-masalah lingkungan itu sendiri sebagai subjek bagi pemahaman manusia.

Referensi

  1. ^ Hamacher, W., Oepen, M. (1999). Environmental Communication for Sustainable Development. 
  2. ^ Cox, Robert (2010). Environment Communication and Public Sphere Second Edition. USA: Sage Publications. 
  3. ^ Corbett, Julia (2006). Communicating Nature: How We Create and Understand Environmental Messages. Washington DC: Island Press.