Humabon

Revisi sejak 12 Desember 2020 11.19 oleh Naval Scene (bicara | kontrib) (-{{inuse}}, done)

Rajah Humabon (mendapat nama baptis Don Carlos) adalah seorang datu yang berkuasa di Sulu pada awal abad ke-16.[1][2] Ia bertemu dengan penjelajah Fernando de Magallanes dan rombongannya ketika pertama kali tiba di Kepulauan Filipina pada tahun 1521.[1][2][3][4] Berita tentangnya terutama berasal dari catatan Antonio Pigafetta,[1][2] serta cerita oral rakyat.[5] Menurut cerita tradisi setempat, Humabon merupakan keturuan dari Sri Lumay, bangsawan dari Sumatera yang datang ke Visayas dan membangun pemukiman di sana.[5][6][7]

Bertemu Magallanes

Rombongan Magallanes berangkat dari Spanyol dengan mengemban misi Raja Carlos I[3] untuk mencari jalur pelayaran dari arah barat menuju ke "Kepulauan Rempah-rempah" (Kepulauan Maluku).[4] Sebelum bertemu dengan Humabon, Magallanes terlebih dahulu bertemu dan menjalin persahabatan dengan Rajah Kolambu dari Butuan, yang bersama rakyatnya bersedia dibaptis.[1][4][8] Kolambu lalu mengarahkan Magallanes ke Cebu.[8] Dengan bantuan budak penerjemahnya Enrique dari Malaka,[8] Magallanes kemudian berhasil pula menjalin persahabatan dan membaptis pula Humabon dan rakyatnya.[1][2][3][4] Humabon mendapat nama baptis Don Carlos, dan istrinya Dona Juana.[2][3] Magallanes kemudian membantu Humabon meneguhkan kekuasaannya atas para pemimpin setempat lainnya di Sulu dan sekitarnya,[1][3][8] namun Datu Lapulapu dari Mactan menolak.[2][3][4]

Magallanes memimpin 60 orang pasukan Spanyol dengan 3 kapal,[3][8] serta dibantu oleh Humabon dan 1.000 orang pasukan Cebu dengan 30 perahu besar,[8] kemudian menyerang Lapulapu di Mactan.[2][8] Magallanes dan anak buahnya mendarat lebih dulu, sementara Humabon dan pasukannya diminta menunggu di laut.[2][8] Pasukan Magallanes dengan baju zirah besi, senapan, dan panah bersilang masuk menuju ke tengah pulau, menemukan pemukiman telah sudah kosong, dan mulai membakarnya.[8] Namun, Lapulapu dan pasukannya yang jumlahnya lebih besar muncul secara mendadak dan menyerang dengan sengit.[3][8] Magallanes dan sebagian besar pasukan terbunuh oleh orang-orang Mactan.[1][3][4] Sebagian kecil sisa pasukan Magallanes dapat melarikan diri ke pantai lalu naik ke kapal mereka,[8] dan bersama Humabon dan pasukannya selanjutnya kembali ke Cebu.[2][8]

Beberapa hari kemudian, Humabon mengadakan perjamuan dan mengundang orang-orang Spanyol.[8] Sebagian orang-orang Spanyol menghadiri undangan tersebut, namun ternyata itu adalah sebuah perangkap.[1][2][4][8] Humabon dan pendukungnya meracuni makanan serta kemudian membunuh Duarte Barbossa, Joao Serrao, serta 27 orang Spanyol lainnya yang hadir.[2][8] Sejarawan memperkirakan peristiwa ini terjadi karena Humabon kehilangan kepercayaannya atas keperkasaan berperang orang-orang Spanyol.[2][4] Rombongan kapal Spanyol kemudian segera meninggalkan Cebu dan pergi menuju ke Maluku.[2][3][4][8]

Pengganti

Tidak diketahui kapan Humabon meninggal dunia, namun beberapa tahun kemudian diketahui bahwa Rajah Tupas, sepupu (atau ada yang menyebut kemenakan sekaligus menantunya),[2][3] telah menggantikannya sebagai penguasa Cebu.[3] Pada tahun 1565, Miguel López de Legazpi berhasil mengalahkan Tupas dan rakyatnya, Tupas dibaptis dengan nama Don Felipe,[2] dan wilayahnya menjadi taklukan Kerajaan Spanyol.[3]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h Hall, Kenneth R. (2010-12-28). A History of Early Southeast Asia: Maritime Trade and Societal Development, 100–1500 (dalam bahasa Inggris). Rowman & Littlefield Publishers. ISBN 978-0-7425-6762-7. 
  2. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Halili, M. c (2004). Philippine History (dalam bahasa Inggris). Rex Bookstore, Inc. ISBN 978-971-23-3934-9. 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m Arcilla, José S. (1998). An Introduction to Philippine History (dalam bahasa Inggris). Ateneo University Press. ISBN 978-971-550-261-0. 
  4. ^ a b c d e f g h i Abinales, P. N.; Amoroso, Donna J. (2005). State and Society in the Philippines (dalam bahasa Inggris). Rowman & Littlefield. ISBN 978-0-7425-1024-1. 
  5. ^ a b Abellana, Jovito S. (2002). Aginid bayok sa atong tawarik. Published by the author. 
  6. ^ Barreveld, Dirk (2014-10-06). CEBU - A Tropical Paradise in the Pacific (dalam bahasa Inggris). Lulu Press, Inc. ISBN 978-1-312-57719-0. 
  7. ^ Saran, Shyam (2018-07-20). Cultural and Civilisational Links between India and Southeast Asia: Historical and Contemporary Dimensions (dalam bahasa Inggris). Springer. ISBN 978-981-10-7317-5. 
  8. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p Koestler-Grack, Rachel A. (2013-10). Ferdinand Magellan (dalam bahasa Inggris). Infobase Learning. ISBN 978-1-4381-4851-9.