Batalyon Infanteri 10
Batalyon Infanteri 10/Satria Bhumi Yudha disingkat Yonif 10/Cheetah Malaka adalah sebuah pasukan pendarat amfibi Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia TNI Angkatan Laut yang merupakan bagian dari Korps Marinir. Yonif 10/Mar merupakan salah satu satuan pelaksana yang berada di bawah langsung Komando Brigif 4/Marinir yang berkedudukan di Setoko, Batam yang mempunyai tugas pokok membina dan menyediakan kekuatan serta membina kemampuan unsur-unsur tempur Marinir dalam pelaksanaan operasi Amfibi dan tugas-tugas tempur lainya serta mampu melaksanakan tugas-tugas operasi militer selain perang.
Batalyon Infanteri 10/Marinir | |
---|---|
Berkas:Logo Yonif 10 Marinir.png | |
Dibentuk | 17 Oktober 2014 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Laut |
Tipe unit | Berkas:Gambar kormar.png Korps Marinir |
Bagian dari | Brigif 4/Marinir, Pasukan Marinir 1 |
Moto | Satria Bhumi Yudha |
Maskot | Cheetah Malaka |
Situs web | www.marinir.mil.id |
Batalyon Infanteri 10/Marinir memiliki mempunyai semboyan “Satria Bhumi Yudha”. Satria mempunyai makna “Prajurit Laut yang Gagah Berani”. Selain bersemboyankan Satria Bhumi Yudha, Yonif 10/Marinir juga memiliki bendera perang yang bergambar senjata tradisional masyarakat Kepulauan Riau yaitu “Pedang Jenawi”.[1] “Yonif 10/Marinir” adalah Batalyon Infanteri Marinir pertama yang mendapat fasilitas terlengkap, juga diperkuat 2 Tank Amfibi BMP-3 F, 2 unit LVT-7, 2 kendaraan tempur BVP-2 anti serangan udara, 2 unit peluncur roket multi laras RM-70/ Grad, 4 unit kendaraan taktis Colorado dengan senjata GPMG dan 2 unit Jepp KIA dengan senjata GPMG. Sea Rider dan Combat Boat dengan dilengkapi dermaga sandarnya yang dibangun di belakang Mako Batalyon.
Sejarah
Pembangunan Yonif 10/Marinir, berawal dari Direktif Presiden Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kepada Komandan Korps Marinir TNI AL Letnan Jenderal TNI (Marinir) M. Alfan Baharudin pada akhir Juni 2011 di Istana Negara tentang pentingnya mendirikan batalyon Marinir di sekitar Batam. Beberapa saat kemudian, ketika berada di atas Kapal Perang Republik Indonesia KRI Diponegoro-365 pada saat kunjungan ke Pos perbatasan Republik Indonesia – Singapura di Pulau Nipah, tanggal 25 Januari 2012, Presiden Republik Indonesia menetapkan Pulau Setoko sebagai lokasi batalyon Marinir. Selanjutnya melalui Surat Sekretaris Kabinet Nomor B.394 / Seskab / VII / 2012 tanggal 10 Juli 2012 dibuatlah Rencana Pembangunan Markas Komando Batalyon Infanteri 10/Marinir. Menindaklanjuti hal tersebut Panglima TNI dengan Surat Nomor 26 Tahun 2013 tanggal 29 November 2013 menegaskan pembentukan Batalyon Infanteri 10/Marinir. Berikutnya Kasal menguatkan melalui Peraturan Kasal nomor 4 tahun 2014 tanggal 17 Februari 2014 tentang pembentukan Batalyon Infanteri 10/Marinir.[2] Pada Peringatan HUT ke-67 Korps Marinir TNI Angkatan Laut tahun 2012. Batalyon tersebut nantinya untuk memperkuat Korps Marinir dalam menjaga kedaulatan NKRI khususnya wilayah laut.[3]
Fasilitas
Batalyon Infanteri 10/Marinir yang bermarkas di Pulau Setoko, Batam Provinsi Kepulauan Riau berdiri di atas lahan seluas 37 hektar, dilengkapi sejumlah fasilitas yaitu Markas Batalyon, Balai Prajurit, Helly Pad, Mess Perwira, Mess Bintara, Mess Tamtama, Rumah Dinas, Garase Angkutan dan Rantis, Bangunan Markas Kompi, Barak Kompi, Dapur, Lapangan Apel, Fasilitas Olah Raga, Balai Pengobatan, Lapangan Tembak dan Sarana Ibadah, Unit Combat Boat, Sea Raider, Tank Amfibi, dan peralatan canggih lainnya, Satuan ini juga memiliki peleton tempur khusus yang beranggotakan para prajurit Intai Amfibi dan Regu Pandu Tempur Marinir yang dilengkapi dengan Sea Rider untuk melaksanakan operasi pengamanan maupun penanggulangan terror aspek laut. sehingga akan mampu menjaga keamanan dan memperkuat pertahanan di wilayah tersebut.[4][5]
Komandan
Komandan Batalyon Infanteri 10/Marinir yang pertama dijabat oleh Letkol Marinir Kresno Pratowo. Letkol Marinir Kresno Pratowo pernah berdinas di pasukan khusus anti teror TNI-AL, Detasemen Jala Mengkara (Denjaka) dan juga pernah menjabat Komandan Batalyon Infanteri 4/Marinir, Brigade Infanteri 2/Marinir di Cilandak, Jakarta Selatan. Sebelum menjadi Danyonif 4 marinir, Letkol Marinir Kresno Pratowo juga pernah menjadi Komandan Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) 1, Pasmar 1 Marinir di Surabaya. Letkol Marinir Kresni Pratowo menjabat untuk periode 17 Oktober 2014 s/d 23 Juli 2015. dan pada tanggal 23 Juli 2015 dijabat oleh Mayor Marinir Nioko Budi Legowo Harumbintoro. Mayor Marinir Nioko pernah menjabat sebagai Danyormarhanlan XI Merauke. satt ini Danyonif 10/Marinir adalah Letkol (Mar) Carles Arianto Lumban Gaol yang sebelumnya menjabat Danyon Taifib 2/Marinir.
- Letkol Mar Kresno Pratowo (2014-2015)
- Letkol Mar Nioko Budi Legowo Harumbintoro, S.H., M.Tr.(Opsla). (2015-2015)
- Letkol Mar Anjas Wicaksono Putro (2015-2016)
- Letkol Mar Carles Arianto Lumban Gaol (2016-2017)
- Letkol Mar Rino Rianto, M.Tr.Hanla. (2017-2019)
- Letkol Mar Alim Firdaus (2019-Sekarang)
Referensi
- ^ "Presiden RI Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, M.A., menandatangani prasasti peresmian Yonif-10 Marinir"[pranala nonaktif permanen] Website marinir.mil.id
- ^ "Sby Perintahkan Marinir Bangun Batalyon Infanteri di Pulau Setoko, Batam" Website Lensaindonesia.com
- ^ "Pembangunan Batalyon Marinir Selesai" Website Investor.co.id
- ^ "Pengukuhan Batalyon Infanteri 10/Marinir"[pranala nonaktif permanen] Website korps marinir.mil.id
- ^ "Amankan Wilayah Perbatasan di Kepulauan Riau, Batalyon Infanteri 10/Marinir “Satria Bhumi Yudha di Kukuhkan”"[pranala nonaktif permanen] Website tnial.mil.id