Las gas

proses penyambungan logam dengan logam
Revisi sejak 10 Oktober 2021 08.31 oleh FelixJL111 (bicara | kontrib) (FelixJL111 memindahkan halaman Las karbit ke Las gas: KBBI)

Las Gas/Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang menggunakan gas asetilen (C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan oksigen (O2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu sekitar 3.500 °C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propana atau hidrogen. Ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah gas asetilen, sehingga las gas pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetelin. Karena tidak menggunakan tenaga listrik, las oksi-asetelin banyak dipakai di lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektrode terbungkus.

Tabung gas terkompresi yang mengandung oksigen dan oksi-asetilen.

Gas asetilen diproduksi melalui reaksi antara kalsium karbit (CaC2) dengan air (H20).

CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

Memproduksi gas Asetilen untuk keperluan pribadi dengan mencampurkan kalsium karbit dengan air tidak disarankan. Gas Asetilen dapat bocor dari tabung produksi dan menyebabkan ledakan jika tersulut api. Cara yang lebih disarankan adalah membeli gas asetilen dalam tabung logam.

Deskripsi

Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang dipakai misalnya las karbit karena menggunakan bahan bakar gas karbit, las elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya. Bahan bakar yang biasa dipakai pada pengelasan busur cair gas antara lain: gas acetelyne (karbir), gas propana, gas hydrogen, gas elpiji dll. Las karbit termasuk pengelasan leleh yaitu bagian yang akan dilas dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur dari kedua logam yang akan disambung. Dengan meleburnya kedua logam tersebut akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan tambah. Ikatan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi.

Las oxy-acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual,dimana permukaan yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin (yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses penyambungan tanpa penekanan. Disamping untuk keperluan pengelasan (penyambungan) las gas dapat juga dipergunakan sebagai: preheating, brazing, cutting dan hard facing. Penggunaan untuk produksi (production welding), pekerjaan lapangan (field work), dan reparasi (repair & maintenance).

Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk pengelasan baja karbon,terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas denganlas gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal).Disamping gas acetylene dipakai juga gas-gas hydrogen, gas alam, propane,untuk logam–logam dengan titik cair rendah. Pada proses pembakaran gas-gas tersebut diperlukan adanya oxygen. Oxygen ini didapatkan dari udara dimana udara sendiri mengandung oxygen (21%), juga mengandung nitrogen (78%),argon (0,9 %), neon, hydrogen, carbon dioksida, dan unsur lain yang membentuk gas.

Peralatan dan bahan

Dalam pengelasan karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil yang sempurna. Peralatan tersebut yakni:

  • Brander listrik
  • Regulator
  • Gas asetelyne
  • Gas oksigen
  • Katup pengaman
  • Kaca mata las
  • Tang penjepit
  • Sarung tangan
  • Sumber api
  • Palu besi
  • Pembersih brrander
  • Kunci tabung
  • Sikat baja
  • Kawat tembaga. Kawat tembaga merupakan bahan penyambung yang dicairkan dengan api gas asetilen. Kawat ini dileburkan bersama-sama api.

Nyala las

Nyala inti atau netral adalah nyala permulaan terbakarnya zat arang (karbon) dari asetilen. Nyala luar adalah hasil pembakaran gas karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2) dengan zat asam dari udara (02).kegunaan dari nyala ini adalah:

  • Untuk pengelasan biasa
  • Untuk mengelas baja atau besi tuang.

Namun yang sering terjadi nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami surface hardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning.

Pada nyala oksidasi ini Jumlah oksigen yang keluar lebih besar. Nyala inti jadi lebih pendek dan berbentuk meruncing ke ujungnya. Ada suara mendesis yang lebih keras dibandingkan dengan desisan suara nyala netral.nyala ini sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan.dan terkadang digunakan untuk brazing,Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.

Nyala karburasi adalah nyala sewaktu katup zat asam mulai dibuka setelah nyala asetilin terjadi. Nyala ini merupakan nyala campuran gas antara asetilin dan zat asam dan jumlah asetilin masih sangat dominan atau lebih banyak Kegunaan dari nyala ini biasanya:

  • Untuk memanaskan
  • Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.

Teknik pengelasan las karbit

Dalam las karbit ada dua teknik pengelasan yang biasa dipakai yaitu dengan arah maju atau arah kebelakang.

Teknik pengelasan maju

Pada pengelasan maju, bahan tambah mendahului brander. Pelelehan cenderung dibagian permukaan, sehingga dampak bakar (penetrasi) tidak mendalam. Adanya pemanasan pendahuluan mengakibatkan daerah panas menjadi lebih luas sehingga dapat menimbulkan tegangan panas yang tinggi. Logam yang dilas selama proses pendinginan tidak terlindungi, sehingga jalur sambungan las yang sempurna sukar diperoleh. Keuntungan pada teknik pengelasan maju adalah penggunaan gas yang efisien karena adanya panas pendahuluan.

Teknik pengelasan maju banyak digunakan untuk mengelas baja (bukan baja paduan) dengan tebal sama atau lebih kecil dari 3 mm, pipa baja dengan tebal lebih kecil 3,5 mm, besi tuang, dan logam non-ferro. Untuk logam dengan ukuran tebal, lebih besar atau sama dengan 1,5 mm, gerakan brander diayunkan/berayun. Sedangkan untuk tebal kurang dari 1,5 m gerakan ayunan semakin berkurang.

  • Kawat bahan tambah mendahului, brander las mengikuti.
  • Pelelehan bagian atas
  • Pengelasan keseluruhan tanpa landasan.

Teknik pengelasan mundur

Teknik pengelasan kebelakang (mundur) brander las mendahului bahan tambah. Brander dituntun lurus bergerak mundur, sedangkan bahan tambah diselamkan dalam kampuh las sambil mengaduk-aduk (berbentuk spiral). Dampak bakar (penetrasi) yang terjadi cukup dalam dan logam lasan selama proses pendinginan mendapatkan perlindungan oleh gas karbid yang belum terbakar. Sehingga untuk mendapatkan hasil las yangs sempurna lebih mudah dibandingkan dengan arah pengelasan maju. Daerah panas lebih sempit sehingga penyusutan dan timbulnya tegangan panas relatif kecil. Pada cara pengelasan ini celah kampuh sambungan las dapat diperkecil, sehingga volume kampuh las menjadi kecil. Dengan demikian penggunaan bahan tambah dapat efisien. Kekurangan dalam pengelasan mundur ini adalah tidak adanya pemanasan pendahuluan sehingga penggunaan gas karbid menjadi lebih banyak.

Baik teknik las maju maupun mundur jika posisi benda luasan mendatar tidak begitu menyulitkan. Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi diatas kepala, pinggiran jalur sambungan harus di leleh lebih awal dengan baik dan kawat disodorkan benar-benar tembus ke atas.

Pranala luar