Majelis Rasulullah

Revisi sejak 26 Maret 2021 17.59 oleh Aybeg (bicara | kontrib) (Untuk objektivitas)

Majelis Rasulullah merupakan salah satu Majelis Dzikir dan Shalawat pemuda terbesar di Jakarta pimpinan Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa[1]. Majelis Rasulullah telah sering kali mengadakan kegiatan di Monumen Nasional(Monas), seperti Maulid Muhammad dan Tabligh Akbar yang dihadiri banyak ulama nasional dan internasional, di antara adalah Habib Umar bin Hafidz, ulama dunia kenamaan Kota Tarim, Yaman yang juga merupakan Guru dari Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa. Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menghadiri dan menyampaikan sambutannya serta sejumlah pesan dalam kegiatan Majelis Rasulullah[2], demikian juga tokoh nasional lainnya.

Majelis Rasulullah

Logo Majelis Rasulullah
 
Informasi
JenisMajelis Ta'lim
Didirikan1998
AfiliasiPendidikan Islam
PengasuhHabib Munzir bin Fuad Al-Musawa
Lokasi,
Indonesia
Situs webWebsite Resmi
Instagram: majelisrasulullahsaw_official Modifica els identificadors a Wikidata

Kegiatan rutin Majelis Rasulullah diadakan pada malam Selasa, berpusat di Masjid Raya Almunawar Pancoran, Jakarta Selatan[3]. Dakwah Habib Munzir ialah mengajak umat Islam untuk bertobat dan mencintai Nabi Muhammad dan sunnahnya, menjadikan Muhammad sebagai idola[3]. Habib Munzir juga senantiasa mengingatkan agar tidak sampai putus aktivitas untuk mencari ridhanya Allah dan rasa cinta Muhammad walaupun Majelis Rasulullah tidak ada sosok seorang guru besar seperti Habib Munzir Bin Fuad Al-Musawa.

Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa wafat, pada hari Minggu 15 September 2013, pimpinan Majelis Rasulullah ini menghembuskan nafas terakhir pada pukul 15.30 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta[4].

Sepeninggal Al Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa, guru beliau Sayyidul Habib Umar bin Hafidz menunjuk 3 orang untuk mengurus Majelis Rasulullah, 3 orang tersebut yaitu

• Al Habib Muhsin bin Idrus Al Hamid,

• Al Habib Nabiel bin Fuad Almusawa

• Al Habib Ahmad Al Bahar Al Haddar

ke 3 orang ini kemudian membentuk lembaga Majelis Syuro di dalam mengemban amanah Sayidul Habib Umar bin Hafidz untuk mengurus Majelis Rasulullah.

Majelis Syuro yang terbentuk kemudian mengusulkan kepada Sayyidul Habib Umar bin Hafidz untuk mengangkat Dewan Guru, dan saat itu diusulkan Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan[5] sebagai dewan guru.

Satu tahun berjalan di bawah bimbingan Al Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan[5] sebagai Dewan Guru, kemudian Dewan Syuro mengusulkan kepada Guru Mulia Al Habib Umar bin Hafidz untuk menerapkan system pergantian dewan guru secara berkala dan juga menunjuk 3 Dewan Guru sekaligus setiap periode nya.

Anggota angota Dewan Guru yang diusulkan oleh Dewan Syuro kepada Sayidil Habib Umar bin Hafidz merupakan murid murid langsung dari Sayidil Habib Umar bin Hafidz dan atas persetujuan Sayidil Habib Umar bin Hafidz.

Adapun anggota Dewan guru yang terbentuk pada setiap periode nya antara lain,

Periode Pertama:

• Al Habib Hamid Barakwan

• Habib Alwi bin Utsman bin Yahya

• Syech Ridwan bin Kartim Al Amri


Periode Kedua:

• Ust. Ubaidillah Chalid

• Al Habib Abdurahman bin Hasan Al Habsyi

•Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Kaf


Selanjutnya hingga saat ini berjalan Dewan Guru yang ditunjuk adalah

• Habib Ja’far bin Muhammad Bagir

• Habib Alwi Al Habsy

• Habib Muhammad Baghir Bin Yahya

Latar belakang & Perkembangan [3]

Habib Munzir lulus dari studynya di Darulmustafa pimpinan Al Allamah Al Habib Umar bin Hafidz Tarim Hadramaut, Yaman. Dia kembali ke Jakarta dan memulai berdakwah pada tahun 1998. Dia mulai berdakwah siang dan malam dari rumah kerumah di Jakarta, ia tidur dimana saja dirumah-rumah masyarakat, bahkan pernah ia tertidur di teras rumah orang karena penghuni rumah sudah tidur dan ia tak mau membangunkan mereka di larut malam. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan, Habib Munzir memulai membuka Majelis setiap malam selasa (mengikuti jejak gurunya Al Habib Umar bin Hafidz yang membuka Majelis mingguan setiap malam selasa), dan ia pun memimpin Ma'had Assa'adah, yang di wakafkan oleh Al Habib Umar bin Hud Alattas di Cipayung, setelah setahun, munzir tidak lagi meneruskan memimpin ma'had tersebut dan melanjutkan dakwahnya dengan menggalang majelis-majelis di seputar Jakarta.

Habib Munzir membuka majelis malam selasa dari rumah kerumah, mengajarkan Fiqh dasar, namun tampak ummat kurang bersemangat menerima bimbingannya, dan Habib Munzir terus mencari sebab agar masyarakat ini asyik kepada kedamaian, meninggalkan kemungkaran dan mencintai sunnah sang Muhammad, maka Habib Munzir mengubah penyampaiannya, ia tidak lagi membahas permasalahan Fiqih dan kerumitannya, melainkan mewarnai bimbingannya dengan nasihat-nasihat mulia dari Hadits-hadits Muhammad dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu dia memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Muhammad sebagai idola, maka pengunjung semakin padat hingga ia memindahkan Majelis dari Musholla ke musholla, lalu Musholla pun tak mampu menampung hadirin yang semakin padat, maka Munzir memindahkan Majelisnya dari Masjid ke Masjid secara bergantian.

Mulailah timbul permintaan agar Majelis ini diberi nama, Hb Munzir dengan polos menjawab, "Majelis Rasulullah?", karena memang tak ada yang dibicarakan selain ajaran Muhammad dan membimbing mereka untuk mencintai Allah dan Muhammad Nya, dan pada dasarnya semua Majelis taklim adalah Majelis Rasulullah.

Majelis kian memadat, maka Munzir mengambil empat masjid besar yang bergantian setiap malam selasa, yaitu masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taqwa Pasar minggu Jakarta Selatan, Masjid Raya At Taubah Rawa Jati Jakarta Selatan, dan Ma`had Daarul Ishlah Pimp. KH. Amir Hamzah di Jalan Raya Buncit Kalibata Pulo, Namun karena hadirin semakin bertambah, maka Habib Munzir akhirnya memusatkan Majelis Malam selasa ini di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, dan Majelis Malam jumat di Gedung Dalail Khoirot/Lap. My Futsal yang terletak di Komp. Hankam Cidodol Kebayoran Lama, kini acara ini dihadiri berkisar antara 10.000 hadirin setiap minggunya, Habib Munzir juga meluaskan wilayah da'wah di beberapa wilayah Jakarta dan Sekitarnya, lalu mencapai hampir seluruh wilayah Pulau Jawa, Majelis Rasulullah tersebar di sepanjang Pantai Utara Pulau jawa dan Pantai Selatan, dan terus makin meluas ke Bali, Pekalongan, Surabaya, Mataram, Irian Barat, bahkan Singapura, Thailand, Johor dan Kualalumpur, demikian pula di stasion stasion TV Swasta, bahkan VCD, Majalah bulanan dll, dan kini Anugerah ilahi telah merestui Majelis Rasulullah untuk meluas ke Jaringan internet dengan nama asalnya "Website Majelis Rasulullah".

Program Dakwah

Siaran di stasiun TV

Beberapa stasiun TV swasta telah menjalin hubungan dengan Majelis Rasulullah, di antaranya Metro TV yg telah meliput acara majelis mingguan di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan, dan ditayangkan pada acara Oasis pada 24 April 2005. Demikian pula ANTV yang telah menjadi mitra Majelis Rasulullah, yang mana berkali-kali Habib Munzir dan tim Hadrah Majelis Rasulullah mengisi acara Mutiara Subuh ANTV dengan durasi 27 menit, dan telah berlangsung sejak tahun 2000 lalu. ANTV juga telah berkali-kali berkunjung dan meliput Majelis Rasulullah di Masjid Almunawar Pancoran, dan juga saat kedatangan guru Al Habib Umar bin Hafidh di Masjid Raya Almunawar Pancoran Jakarta Selatan.

Hal serupa dengan stasiun TV Indosiar, sejak 2001 telah menjalin hubungan dengan Majelis Rasulullah. Pada periode 2005 ini hingga Agustus 2005, Indosiar TV telah menayangkan lebih dari 20 tayangan rekaman Habib Munzir Almusawa dalam acara Embun Pagi. Salah satu kegiatan lainnya ialah liputan kedatangan guru Al Habib Umar bin Hafidh. Untuk tahun kedatangan tahun 2003 diadakan rekaman di kediaman Habib Umar Maula Khela di Kemang, dan pada 2004 diadakan rekaman di kediaman Habib Muhsin bin Idrus Al Hamid di Cidodol, dan pada kedatangan tahun 2005 yang baru lalu ini rekaman diadakan di kediaman Habib Riyadh Alhiyeyd di Kemang.

Stasiun TV Lativi telah mengadakan kerjasama dengan Majelis Rasulullah pada bulan Ramadhan, dan stasiun TV TPI pun mengadakan rekaman ceramah agama oleh Habib Munzir sebanyak 4 episode pada Mei 2005. Pada tahun 2010 Habib Munzir sering mengisi acara Damai Indonesiaku yang rutin ditayangkan oleh TV One setiap hari Minggu siang maupun hari besar Islam (Peringatan Tahun Baru Hijriah dll). Acara ini biasanya dihadiri puluhan ribu jamaah Majelis Rasulullah serta dihiasi dengan iringan Sholawat dari tim Hadrah Majelis Rasulullah.

Hadrah Majelis Rasulullah[4]

Tim Hadroh Majelis Rasulullah terdiri dari sembilan personil, dengan empat buah hadroh ukuran standard dan empat buah Bass dengan ukuran Besar, dan satu buah Bas ukuran sangat besar.

Tim ini selalu mengiringi Tablig Akbar Majelis Rasulullah dipelbagai wilayah seputar Jakarta dan sekitarnya, dibarengi lantunan nasyid dengan suara yang sangat merdu dan indah membawa ketenangan dan kesejukan di hati, dan disaat lain membangkitkan semangat muda untuk lebih giat beraktivitas dengan segala kegiatan positif.

Nasyidah-nasyidah mereka adalah syair-syair para salaf, seperti Syair Fakhrulwujud Imam Abubakar bin Salim, Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad, dan juga syair-syair Guru Agung, Al Habib Umar bin Hafidh, dan syair-syair lainnya.

Dan kini nasyidah nasyidah mereka telah digandrungi ribuan pemuda dan remaja Ibu kota, bahkan anak-anak yang kini sudah lebih banyak menyukai nasyidah hadroh mereka ketimbang lagu-lagu anak yang beredar umum di masyarakat metropolitan.

Gerakan aman berkendaraan

Jemaah Majelis Rasulullah kebanyakan mengendarai motor dengan ciri khas jaket hitam dan peci putih. Sekarang ini sudah ada "Gerakan Anak Majelis Pakai Helm dan Tertib Lalu Lintas".

Rujukan

Catatan kaki
Daftar pustaka

Pranala luar