Darman Moenir
Darman Moenir (27 Juli 1952 – 30 Juli 2019) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia.[1]
Kehidupan
Darman merupakan anak dari pasangan Moenir dan Sjamsidar. Setelah menamatkan Sekolah Menengah Seni Rupa Indonesia (SMSRI) Negeri, melanjutkan ke Akademi Bahasa Asing (ABA), menamatkan Jurusan Bahasa Inggris, 1974. Ia pernah kuliah lima semester di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Sastra, Universitas Bung Hatta tahun 1981,[2] tetapi menyelesaikan Program D4, Jurusan Bahasa Inggris, Sekolah Tinggi Bahasa Asing Prayoga, 1989. [3][4]
Darman mulai menulis di usia 18 tahun. Karya-karyanya dimuat pada majalah Horison, Titian, Panji Masyarakat, Pertiwi, Kartini, Ulumul Qur’an, Kalam, Kompas, Pelita, Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Suara Karya, Media Indonesia, Indonesia Raya, Republika, Berita Minggu (Singapura) dan surat kabar terbitan Padang.[5]
Darman pernah mengikuti Hari Sastra di Ipoh, Malaysia (1980), Asian Writers Conference di Manila, Filipina (1981) dan pertemuan dunia Melayu ’82 di Malaysia (1982), International Writing Program di Iowa City, dan International Visitor Program di Amerika Serikat (10988). Selain bekerja di Museum Negeri Provinsi Sumatra Barat (Pensiun Agustus 2008), Padang, ia juga menjadi seorang Pengasuh dan Pemimpin Produksi di Bumi Teater.
Pada tahun 2010 Darman menyerahkan rumah tua kepada Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Rumah itu dihibahkan ke Pemkab untuk dijadikan rumah baca dan rumah diskusi warga setempat.[6]
Beberapa sajaknya dimuat di dalam Tonggak 4 (1987), Antologi Puisi Indonesia Modern, Dari Negeri Poci 2(1994), Dari Negeri Poci 3. Cerpen-cerpennya dimuat dalam sebuah antologi Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991).
Novel Bako memenangkan Hadiah Utama Sayembara Mengarang Roman DKJ 1980.[2]
Darman menikah dengan Dra. Hj. Darhana Bakar. Pasangan ini dianugerahi tiga putra, Haiyyu Darman Moenir, S.I.P., M.Si., Abla Darman Moenir (alm.), Hoppla Darman Moenir dan tiga putri, Tahtiha Darman Moenir, S.S., Tastafti Darman Moenir, S.Pi. dan Asthwa Darman Moenir.[7][8]
Darman Moenir meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil Padang, 30 Juli 2019 sekitar pukul 14.45 WIB.[4][7][8]
Karya
Kumpulan Sajak
- Kenapa Hari Panas Sekali (1975)
- Tanpa Makna (1977)
Novel
- Gumam (1976)
- Bako (1983, Pemenang Hadiah Utama Sayembara Roman DKJ 1980)
- Dendang (1988)
- Aku, Keluargaku, dan Tetanggaku (1993)
- Negeri Hujan (1999, Novel Terjemahan "Monsoon Country," Pira Sudham, Thailand)
- Krit & Sena (2010)
- Andika Cahaya (2012)
Novel Anak-anak
- Surat dari Seorang Prajurit 45 kepada Cucunya
- Di Lembah Situjuh Batur
- Tiga Cerita Anak-anak
- Ingin Jadi Pak Habibie
- Adik Bertanya Tentang Laut
- Dongeng Kisah dari Minangkabau
Puisi
- Kenapa Hari Panas Sekali? (1975)
- Tanpa Makna
Antologi Puisi
- Tonggak 4: Antologi Puisi Indonesia Modern (1987)
- Dari Negeri Poci 2
- Dari Negeri Poci
Cerpen
- Jelaga Pusaka Tinggi (1997)
Esai
- Esainya dimuat dalam Asian Writers on Literature and Justice (1997)
Penghargaan
Darman Moenir telah memenangkan beberapa penghargaan, diantaranya:[3]
- Hadiah Utama Sayembara Mengarang Roman DKJ (1980)
- Pemenang Kedua Sayembara Novel Majalah Kartini (1987)
- Hadiah Sastra dari Pemerintah Republik Indonesia (1992)
Rujukan
- ^ "Sastrawan Sumbar Darman Moenir Wafat Setelah 3 Pekan Dirawat karena Kanker Paru-paru Stadium 4". Tribun News. Diakses tanggal 31 Juli 2019.
- ^ a b Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 192
- ^ a b (Indonesia) Rampan, Korrie. Leksikon Sastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 120-121
- ^ a b https://hariansinggalang.co.id/sastrawan-darman-moenir-wafat/
- ^ (Indonesia) Moenir, Darman. Jelaga Pusaka Tinggi.Penerbit Angkasa,1997, Bandung. Halaman sampul belakang
- ^ Yurnaldi; Marcus Suprihadi. "Darman Moenir Hibahkan Rumah Bako". Diakses tanggal 5 April 2012.
- ^ a b https://www.kabarita.co/in-memoriam-darman-moenir/
- ^ a b https://padangmedia.com/menapak-jejak-perjalanan-hidup-sang-pujangga/
Pranala luar