Islam di Lampung

artikel daftar Wikimedia
Revisi sejak 2 April 2021 23.21 oleh Dedy Tisna Amijaya (bicara | kontrib) (Menambahkan Konten Artikel dan Gambar)

Islam di Lampung adalah agama mayoritas di provinsi paling selatan Pulau Sumatra tersebut. Terdapat sekitar 83,64% dari total penduduknya yang memeluk agama ini.[1] Sedangkan bagi Suku Bangsa Lampung, Islam adalah satu kesatuan dengan Adat Lampung yang tak bisa dipisahkan.

Teks keterangan

Sejarah Awal

Penyebaran Islam di Tanah Lampung

Seperti kita ketahui bersama bahwa kita mengetahui agama Islam masuk di tanah Lampung sejak Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (29 Rajab 688 H) dan penyebarannya melalui tiga pintu utama. Sedangkan kita ketahui bersama dari arah barat (Minangkabau) penyebaran agama islam ini bermula melalui Belalau (Lampung Barat) dengan dibuktian pengaruh hindu budha masuk ke minangkabau pada abad ke 13 Masehi, Penyebaran ke utara (Palembang) melalui Komering pada masa Adipati Arya Damar (1443), dan penyebaran arah selatan (Banten) oleh Fatahillah atau Sunan Gunung Jati, melalui Labuhanmaringgai di Keratuan Pugung tahun (1525). Diriwayatkan kedatangan AL-Mujahid dari Pasai pesisir pantai utara Sumatra, Keturunan Sultan Iskandar Zulkarnain Gelar Sultan Yang Dipertuan, Sampainya-n di Pagaruyuang, kemudia setelah berdirinya salah satu Kerajaan di Pagaruyung, dari Pagaruyung Empat Umpu dari keturunan anak Raja Al-Mujahid tersebut beranjak ke Muko Muko menyebarkan agama Islam. Setelah itu Kerajaan Sekala Brak Kuno ditaklukan oleh Empat Umpu yang menolak ajaran agama islam kemudian Kerajaan Sekala Brak Kuno berubah menjadi Kepaksian Sekala Brak. Yang berada di Empat Titik Kebesaran, yaitu pada Kepaksian Pernong terletak di kaki Gunung Pesagi di HANIBUNG Kecamatan Batu Brak, Kab. Lampung Barat (Gunung tertinggi di tanah Lampung), Kepaksian Nyerupa berada di Tampak Siring, Kepaksian Bejalan Di Way berada di puncak, Kepaksian Belunguh berada di Tanjung Menang.

Kepaksian Sekala Brak adalah nama asli dari pada Struktur Organisasi yang berdiri sejak masuknya agama islam pada masa Suku Bangsa Lampung Rabu 24 Agustus 1289 Masehi (29 Rajab 688 H). Keempat Kepaksian dijadikan Paksi Pak Sekala Brak artinya Empat pemegang tertinggi di Sekala Brak. Dalam perkembangan sejarah dan sebutan terminology sekarang Struktur Kepaksian, Struktur yang dipegang oleh seorang Sultan/Saibatin Raja Adat di Kepaksian. dahulu pada zaman Kepaksian Sekala Brak sebutan Kepaksian adalah Kerajaan[2].

Berkas:Dolmen Batu Brak di Hanibung.jpg
Prasasti BATU KAYANGAN dan BATU BRAK Simbol Penaklukan, AL-MUJAHID PENYEBAR AGAMA ISLAM Pada Masa Suku Bangsa Lampung Terletak di kaki Gunung Pesagi (Gunung tertinggi di Tanah Lampung) Ajang Plato HANIBUNG.

Dari ketiga pintu masuk Penyebaran agama Islam itu, yang paling berpengaruh melalui jalur selatan. Ini bisa dilihat dari situs-situs sejarah seperti makam Tubagus Haji Muhammad Saleh di Pagardewa, Tulangbawang Barat, makam Tubagus Machdum di Kuala, Telukbetung Selatan, dan makam Tubagus Yahya di Lempasing, Kahuripan diduga keduanya masih keturunan Sultan Hasanuddin dari Banten. Di Ketapang, Lampung Selatan, terdapat makam Habib Ali bin Alwi Al-Idrus.

Selain itu, menurut buku Sejarah Perkembangan Pemerintahan di Lampung Buku II, terbitan DHD Angkatan 45 Lampung tahun 1994, halaman 49-53, disebutkan pada sekitar abad 18, sebanyak 12 orang penggawa dari beberapa kebuaian di daerah ini mengunjungi Banten untuk belajar agama Islam. Mereka adalah penggawa dari Bumi Pemuka Bumi, penggawa dari Buai Subing, Buai Berugo, Buai Selagai, Buai Aji, Buai Teladas, Buai Bugis, Buai Mega Putih, Buai Muyi, Buai Cempaka, Buai Kametaro, dan Buai Bungo Mayang.

Di Belalau penyebaran, Islam dibawa empat orang putra Umpu Ke Pagaruyung (Minangkabau). Sebelumnya, di wilayah ini telah berdiri sebuah kerajaan legendaris melihat dari warisan adat dan budayanya bernama Kerajaan Jambulipo, dengan penghuninya suku bangsa Nagari, penganut animisme.

Suku Bangsa Nagari Kerajaan yang beragama Animisme (dari bahasa Latin anima atau "roh") adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di kalangan manusia purba. Kepercayaan animisme mempercayai bahwa setiap benda di Bumi ini (seperti kawasan tertentu, gua, pohon atau batu besar), mempunyai jiwa yang mesti dihormati agar roh tersebut tidak mengganggu manusia. Selain daripada jiwa dan roh yang mendiami di tempat-tempat yang dinyatakan di atas, kepercayaan animisme juga mempercayai bahwa roh orang yang telah mati bisa masuk ke dalam tubuh hewan. Roh-roh orang yang telah mati juga bisa memasuki tubuh babi atau harimau dan dipercayai akan membalas dendam orang yang menjadi musuh bebuyutan pada masa hidupnya. Bahkan hal tersebut dipercayai sampai turun temurun. Kepercayaan ini berbeda dengan kepercayaan reinkarnasi seperti yang terdapat pada agama Hindu dan Buddha, di mana dalam reinkarnasi, jiwa tidak pindah langsung ke tubuh hewan lain yang hidup, melainkan melalui proses kelahiran kembali kedunia dalam bentuk kehidupan baru. Pada agama Hindu dan Buddha juga terdapat konsep Hukum karma yang berbeda dengan kepercayaan animisme ini.

Masuk melalui budaya setempat

Meskipun penyebaran agama Islam di selatan (Banten) dominan melalui Lampung, bukan berarti bisa menjamah seluruh daerah di Banten.

Dari utara, misalnya, Islam mudah masuk dari Pagaruyung (Minangkabau). Dari utara, Islam masuk dari Komering melalui Palembang. Dari utara, Islam dibawa empat putra Raja Pagaruyung Maulana Umpu Ngegalang Paksi. Fase ini menjadi bagian terpenting dari eksistensi masyarakat Lampung. Kedatangan keempat umpu ini merupakan kemunduran dari Kerajaan Sekala Brak Kuno atau Buay Tumi yang merupakan penganut Hindu Bairawa dan animisme.

Momentum ini sekaligus tonggak berdirinya Kepaksian Sekala Brak atau Paksi Pak Sekala Brak yang berasaskan Islam. Empat putra Maulana Umpu Ngegalang Paksi adalah Umpu Bejalan Di Way, Umpu Belunguh, Umpu Nyerupa, dan Umpu Pernong.

Umpu berasal dari kata ampu tuan (bahasa Pagaruyung), sebutan bagi anak raja-raja Pagaruyung Minangkabau. Di Sekala Brak, keempat umpu tersebut mendirikan suatu perserikatan yang dinamai Paksi Pak yang berarti empat serangkai atau empat sepakat. Setelah perserikatan ini cukup kuat, suku bangsa Tumi dapat ditaklukkan dan sejak itu berkembanglah Islam di Sekala Brak. Pemimpin Buay Tumi dari Kerajaan Sekala Brak saat itu laki-laki dan istrinya adah seorang wanita Pimpinan Buay tumi yang bernama Ratu Sekerumong yang pada akhirnya dapat ditaklukkan Perserikatan Paksi Pak.

Sedangkan penduduk yang belum memeluk Islam melarikan diri ke pesisir Krui dan terus menyeberang ke Jawa dan sebagian lagi ke Palembang.

Agar syiar agama Islam tidak mendapatkan hambatan, pohon belasa kepampang yang disembah suku bangsa Tumi ditebang untuk kemudian dibuat pepadun. Pepadun adalah singgasana yang hanya dapat digunakan atau diduduki pada saat penobatan Begawi di penyimbang serta keturunannya. Ditebangnya pohon belasa kepampang ini pertanda jatuhnya kekuasaan Tumi sekaligus hilangnya animisme di Kepaksian Sekala Brak, Lampung Barat.

Islam juga erat kaitannya dengan adat dan budaya Lampung. Sebagai cikal bakal masyarakat Suku Bangsa Lampung, Paksi Pak Sekala Brak memasukkan nilai-nilai keislaman dalam semua peristiwa dan upacara adat. Hampir tidak ada acara adat yang tidak berbau Islam. Mulai dari kelahiran anak sampai perkawinan dan kematian selalu bernuansa Islam.

Menurut kitab Kuntara Raja Niti, orang Lampung memiliki sifat-sifat piil-pusanggiri (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri); juluk-adok (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya); nemui-nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu); nengah-nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis); sakai-sambaian (gotong royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya). Semua sifat itu fondasinya adalah Islam.

Sedangkan pengaruh Penyebaran agama Islam dari arah Komering masuk lewat (Palembang) menuju pantai banten. Ketika itu, Palembang diperintah Arya Damar. Diperkirakan, Penyebaran Islam masuk banten dari utara dibawa Minak Kemala Bumi atau yang juga dikenal dengan nama Minak Patih Prajurit. Makamnya berada di Pagardewa, Tulangbawang Barat, bersebelahan dengan makam Tubagus Haji Muhammad Saleh dari Banten, yang juga tokoh penyebar agama Islam di daerah ini.

Dari selatan (Banten), Islam diperkirakan dibawa Fatahillah atau Sunan Gunung Jati melalui Labuhanmaringgai sekarang, tepatnya di Keratuan Pugung. Di sini, konon, Fatahillah menikah dengan Putri Sinar Alam, anak Ratu Pugung.Dari pernikahan ini melahirkan anak yang diberi nama Minak Kemala Ratu, yang kemudian menjadi cikal bakal Keratuan Darah Putih dan menurunkan Radin Intan, pahlawan Lampung yang juga tokoh penyebar Islam di pesisir banten.

Nisan yang bercorak Kerajaan Samudera Pasai

Konon katanya sampai saat ini belum bisa dibuktikan Salah satu pintu masuknya Islam ke Lampung dari bagian selatan sekitar abad XV. Saudagar yang berniaga di Malaka, tepatnya di Kerajaan Samudera Pasai, memberi pengaruh Islam di sana.

Ada dua jejak masuknya Islam dari arah Malaka itu, yakni adanya batu nisan di Lampung Selatan, yaitu di Kampung Muarabatang dan Wonosobo (Tanggamus) akan tetapi sampai saat ini tidak bisa dibuktikan.

Konon ada Peninggalan abad XV sebagai pertanda Islam masuk ke sana antara lain Alquran bertulis tangan kuno dan Perjanjian Banten-Lampung. Perjanjian persaudaraan itu ditulis menggunakan bahasa arab. Selain itu, bukti lain adalah UU Adat atau Kuntara Raja Niti. Undang-undang ditulis dalam dua versi, yakni berbahasa Banten dengan aksara Arab dan bahasa Lampung dengan Aksara Lampung.

Penyebaran Islam di Indonesia dan Kisah Panjangnya

Penyebaran Islam di Indonesia merupakan tahap atau proses menyebar dan masuknya agama islam ke nusantara. Sejak penyebaran Islam di Indonesia terjadi, masyarakat Indonesia semakin mengenali bagaimana agama Islam dan tertarik lalu kemudian banyak masyarakat Indonesia menjadi pemeluk agama Islam.

Penyebaran Islam di Indonesia Perjalanan Awal hingga Islam Tersebar Luas

Penyebaran Islam di Indonesia diawali Kedatangan Al-Mujahid, pada abad ke-11 di pesisir pantai utara sumatra. Penyebaran ini yang dilakukan Keturunan Anak Raja di Indonesia ini membuat banyak masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Masyarakat Indonesia yang semula mayoritas adalah penganut animisme dan agama lain yang telah tersebar lebih dulu di Indonesia, mulai berpindah ke agama Islam yang dibawa Al-Mujahid. Mayoritas penganut agama Islam ini mengalahkan jumlah penganut agama Hindu, Budha, bahkan kristen ataupun kepercayaan lainnya yang telah dianut oleh masyarakat Indonesia sebelum penyebaran Islam di Indonesia terjadi. Penyebaran agama Islam ini terus menerus berkembang dengan pesat seiring dengan banyaknya Penganut Agama Islam yang melakukan Penyebaran agama islam di Indonesia. Penyebaran Islam di Indonesia dimulai dari bagian Pesisir pantai sumatra Indonesia. Konon Bukti peninggalan sejarah penyebaran agama Islam tulisan di batu nisan dan sejumlah kesaksian peziarah. Batu nisan yang paling pertama terbaca pada batu nisan tersebut terdapat tulisan tahun 475 H atau 1082 M. Ada pendapat lain menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia pertama yang memeluk agama Islam berasal dari Sumatera Barat. Pendapat tersebut dibuktikan dari laporan Marco Polo dalam perjalanan pulang dari China pada tahun 1292. Marco Polo melaporkan setidaknya satu kota Muslim dan bukti pertama tentang dinasti Muslim adalah nisan tertanggal tahun 696 H (1297 M), dari Sultan Malik al-Saleh, penguasa Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Penyebaran Islam di Indonesia juga tak terlepas dari peran Suku Bangsa atau Pendahulu-pendahulu yang telah ada sebelumnya di indonesia yang memiliki andil yang cukup besar dalam penyebaran Islam di Indonesia. Suku Bangsa tersebut menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah bahkan hingga menyelipkan ajaran-ajaran Islam dalam pertunjukan Adat dan kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Pengetahuan tentang penyebaran agama Islam di Indonesia ini dapat menjadi pengetahuan baru bagi Anda mengenai pertama kalinya agama Islam mulai dikenal di Indonesia hingga saat ini menjadi agama dengan jumlah pemeluk terbanyak di Indonesia.

Referensi

Sumber

  1. ^ "Provinsi Lampung Dalam Angka 2016"
  2. ^ Sekalabrak, Kerajaankepaksianpernong (2021-03-04). "KEPAKSIAN SEKALA BRAK – SEKALA BRAK". Diakses tanggal 2021-03-20. 

Pranala luar