Kabupaten Poso

kabupaten di Indonesia, di pulau Sulawesi


Kabupaten Poso adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah, Indonesia. Kabupaten ini mempunyai luas sebesar 7.112,25 km² dan berpenduduk sebanyak 256.396 jiwa (2019) dan Ibu kota kabupaten terletak di Kota Poso.[1]

Kabupaten Poso
Daerah tingkat II
Lambang resmi Kabupaten Poso
Motto: 
Sintuwu Maroso
Peta
Kabupaten Poso di Sulawesi
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso
Peta
Kabupaten Poso di Indonesia
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso
Kabupaten Poso (Indonesia)
Koordinat: 1°24′S 120°45′E / 1.4°S 120.75°E / -1.4; 120.75
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tengah
Tanggal berdiri4 Juli 1959; 65 tahun lalu (1959-07-04)
Dasar hukumUndang-Undang No. 29 Tahun 1959
Hari jadi7 Maret 1895
Ibu kotaPoso
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 19
  • Kelurahan: 28
  • Desa: 142
Pemerintahan
 • BupatiVerna Inkiriwang
 • Wakil BupatiYasin Mangun
 • Sekretaris DaerahYan Edwar Guluda
 • Ketua DPRDSesi Kristina Dharmawati Mapeda
Luas
 • Total7.112,25 km2 (2,746,06 sq mi)
Populasi
 (2019)[1]
 • Total256.393
 • Kepadatan36,05/km2 (93,4/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 60,80%
- Protestan 59,45%
- Katolik 1,35%
Islam 33,60%
Hindu 5,60%
 • BahasaPamona, Indonesia
 • IPMKenaikan 71,40 (2019) Tinggi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
7204 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0452
Kode Kemendagri72.02 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp. 1.003.222.000.000 (2015)
DAURp. 642.281.901.000
Situs webhttp://posokab.go.id/

Sejarah

Pada mulanya penduduk yang mendiami daerah Poso berada di bawah kekuasaan Pemerintah Raja-Raja yang terdiri dari Raja Poso, Raja Napu, Raja Mori, Raja Tojo, Raja Una Una dan Raja Bungku yang satu sama lain tidak ada hubungannya.

Keenam wilayah kerajaan tersebut di bawah pengaruh tiga kerajaan, yakni: Wilayah Bagian Selatan tunduk kepada Kerajaan Luwu yang berkedudukan di Palopo, sedangkan Wilayah Bagian Utara tunduk di bawah pengaruh Raja Sigi yang berkedudukan di Sigi (Daerah Kabupaten Donggala) dan khusus wilayah bagian Timur, yakni daerah Bungku termasuk daerah kepulauan tunduk kepada Raja Ternate.

Sejak tahun 1880 Pemerintah Hindia Belanda di Sulawesi Bagian Utara mulai menguasai Sulawesi Tengah dan secara berangsur-angsur berusaha untuk melepaskan pengaruh Raja Luwu dan Raja Sigi di daerah Poso.

Masa Pendudukan Belanda

Pada 1918, seluruh wilayah Sulawesi Tengah dalam lingkungan Kabupaten Poso yang ketika itu telah dikuasai oleh Hindia Belanda dan mulailah disusun pemerintah sipil. Kemudian oleh Pemerintah Belanda wilayah Poso dalam tahun 1905-1918 terbagi dalam dua kekuasaan pemerintah, sebagian masuk wilayah Keresidenan Manado, yakni Onderafdeeling (kewedanan) Kolonodale dan Bungku, sedangkan kedudukan raja-raja dan wilayah kekuasaanya tetap dipertahankan dengan sebutan Self Bestuure-Gabieden (wilayah kerajaan) berpegang pada peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Belanda yang disebut Self Bestuure atau Peraturan Adat Kerajaan (hukum adat).

Pada 1919 seluruh wilayah Poso digabungkan dialihkan dalam wilayah Keresidenan Manado di mana Sulawesi tengah terbagi dalam dua wilayah yang disebut Afdeeling, yaitu: Afdeeling Donggala dengan ibu kotanya Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya kota Poso yang dipimpin oleh masing-masing Asisten Residen.

Sejak 2 Desember 1948, Daerah Otonom Sulawesi Tengah terbentuk, meliputi Afdeeling Donggala dan Afdeeling Poso dengan ibu kotanya Poso yang terdiri dari tiga wilayah Onder Afdeeling Chef atau lazimnya disebut pada waktu itu Kontroleur atau Hoofd Van Poltselyk Bestuure (HPB).

Distrik Sulawesi Tengah

Ketiga Onder Afdeeling ini meliputi beberapa Landschap dan terbagi dengan beberapa distrik, yakni:

  • Onder Afdeeling Poso, meliputi: Landschap Poso Lage berkedudukan di Poso, Landschap Lore berkedudukan di Wanga, Landschap Tojo berkedudukan di Ampana, Landschap Una-una berkedudukan di Ampana.
  • Onder Afdeeling Bungku dan Mori, meliputi: Landschap Bungku berkedudukan di Bungku, Landschap Mori berkedudukan di Mori.
  • Onder Afdeeling Luwuk, meliputi: Landschap Banggai berkedudukan di Luwuk.
  • Onder Afdeeling Donggala.
  • Onder Afdeeling Palu.
  • Onder Afdeeling Toli Toli.
  • Onder Afdeeling Parigi.

Pada tahun 1949, setelah realisasi pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah disusul dengan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah. Pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah merupakan tindak lanjut dari hasil Muktamar Raja-Raja se-Sulawesi Tengah pada tanggal 13-14 Oktober 1948 di Parigi yang mencetuskan suara rakyat se-Sulawesi Tengah agar dalam lingkungan Pemerintah Negara Indonesia Timur (NIT). Sul-Teng dapat berdiri sendiri dan ditetapkan bapak Rajawali Pusadan Ketua Dewan Raja-Raja sebagai Kepala Daerah Otonom Sulawesi Tengah.

Daerah Otonom

Selanjutnya, dengan melalui beberapa tahapan, Sulawesi Tengah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Sulawesi Tengah yang dipimpin oleh A.Y. Binol pada tahun 1952 dikeluarkan PP No. 33 Tahun 1952 tentang pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tengah yang terdiri dari Onder Afdeeling Poso, Luwuk Banggai dan Kolonodale dengan ibu kotanya Poso dan daerah Otonom Donggala meliputi Onder Afdeeling Donggala, Palu, Parigi dan Toli Toli dengan ibu kotanya Palu.

Pada tahun 1959 berdasarkan UU No. 29 Tahun 1959 Daerah Otonom Poso dipecah menjadi dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Poso dengan ibu kotanya Poso dan Kabupaten Banggai dengan ibu kotanya Luwuk.

Geografi

Batas Wilayah

Utara Teluk Tomini dan Kabupaten Parigi Moutong
Timur Kabupaten Tojo Una-Una dan Kabupaten Morowali Utara
Selatan Sulawesi Selatan
Barat Kabupaten Sigi

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut ini adalah daftar Bupati Poso:[2]

No Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Politik / Fraksi Wakil Bupati Periode Ref.
Kepala Daerah Sulawesi Tengah yang berkedudukan di Poso
#   Rajawali Pusadan 1948 1952   N/A [ket. 1]
Bupati Poso
1   Abdul Latif Daeng Masikki 1952 1954 ABRIAngkatan Darat   N/A 1 [ket. 2]
2   Alimuddin Daeng Matiro 1954 1956 ABRIAngkatan Darat   N/A 2
3   Djafar Lapasere 1956 1957 Masyumi   N/A 3 [ket. 3]
4   S. Kabo 1957 1959   N/A 4 [ket. 4]
5   Ngitung 1960 1962   N/A 5
6   Bartolomeus Lallung Sallata 1962 1968 PNI   N/A 6
7   Ghalib Lasahido 1968 1973   N/A 7
8   Marto Herlan Koeswandi 1973 1984 ABRIAngkatan Darat   N/A 8
9   Soegiono 1984 1988 ABRIAngkatan Darat   N/A 9
10   Arief Patanga 1989 1994   N/A 10
1994 1999   Abdul Malik Syahadat 11
11   Abdul Muin Pusadan 1999 21 November 2004   N/A 12
12   Piet Inkiriwang 30 Agustus 2005 30 Agustus 2010   Abdul Muthalib Rimi 13
30 Agustus 2010 30 Agustus 2015   Toto Samsuri 14
13   Darmin Agustinus Sigilipu
 
17 Februari 2016 17 Februari 2021 Golkar   15 [3]
14   Verna Gladies Merry Inkiriwang
 
26 Februari 2021 Petahana Demokrat   Yasin Mangun 16
Representatif
  Non-Partisan/Penugasan Pemerintah

Pelaksana tugas Bupati

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
  A. Wahab
(Penjabat)
1959 1960 [ket. 5] Transisi
  J.W. Sarapang
(Penjabat)
1988 1989 Transisi
  Haryono
(Penjabat)
1999 1999 Transisi
  Andi Azikin Suyuti
(Penjabat)
21 November 2004 30 Agustus 2005 Transisi
  Sin Sigus Songgo
 
(Penjabat)
30 Agustus 2015 17 Februari 2016 Transisi
  Arfan
(Penjabat Sementara)
26 September 2020 5 Desember 2020 15 [4] Darmin Agustinus Sigilipu
  Yan Edward Guluda
(Pelaksana Harian)
17 Februari 2021 26 Februari 2021 Transisi
Keterangan
  1. ^ Kepala Daerah Sulawesi Tengah yang berkedudukan di Poso.
  2. ^ Bupati pertama Kabupaten Poso, sekaligus bupati pertama yang berasal dari kalangan militer.
  3. ^ Bupati pertama yang berasal dari kalangan sipil.
  4. ^ Bupati pertama yang berlatar belakang keluarga raja.
  5. ^ Penjabat Bupati yang pertama.

Dewan Perwakilan

DPRD Kabupaten Poso
2014-2019[5]
Partai Kursi
  Partai Demokrat 8
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 5
  Partai Gerindra 4
Lambang PDI-P PDI-P 3
Lambang PKS PKS 2
  PAN 2
  Partai Hanura 2
  Partai Nasdem 2
  PPP 1
  PKPI 1
Total 30

Kecamatan

Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Poso 2020, penduduknya berjumlah 256.393 jiwa, dengan kepadatan 36,05 jiwa/km².[1] Penduduk kabupaten Poso terdiri dari bermacam suku bangsa, sehingga termasuk sebagai kabupaten yang multikultural di Indonesia. Penduduknya juga cukup beragam dalam keagamaan. Data dari Kementerian Agama tahun 2020, sekitar 60,80% (151.261 jiwa) memeluk agama Kristen, dimana Protestan 59,45% (147.899 jiwa)[6] dan Katolik 1,35% (3.362 jiwa).[7] Kemudian Islam berjumlah 33,60% (83.597 jiwa)[8], kemudian Hindu 5,60% (13.937 jiwa)[9] dan sebagian kecil beragama Buddha tidak sampai 0,01% (4 jiwa).[1][10]

Kesehatan

  • Rumah Sakit Umum Daerah Poso
  • Rumah Sakit Sinar Kasih Tentena

Pariwisata

Objek wisata

Makanan Khas

  • Tosu-TosuKatue

Tosu-TosuKatue adalah makanan khas berupa kerang yang dibuat menjadi sate. Dalam bahasa Indonesia, Tosu-TosuKatue berarti Sate Kerang.

  • Wayawo Masapi (Woku Sogili)

Masakan ini berbahan Sogili atau dalam bahasa Indonesia Moa / Sidat (Belut bertelinga) yang dimasak sedemikian rupa sehingga menghadirkan rasa yang istimewa.

  • Ituwu Manu

Ituwu Manu atau Ayam dimasak dalam bumbu, merupakan resep masakan warisan leluhur.Ayam dimasak sedemikian rupa di dalam campuran berbagai bumbu, setelah matang kemudian dituangkan kedalam wadah berupa mangkuk besar.

  • Winagoe

Makanan ini adalah nasi yang dibungkus dengan daun khusus (Winalu).Sayangnya saat ini daun tersebut telah sulit ditemukan.Winagoe sangat nikmat dimakan dengan Tosu-TosuKatue, WayawoMasapi, atau Ituwu Manu.

  • Inau Tarente Sulewana

Inau Tarente Sulewana adalah masakan dari berbagai jenis sayuran yang menggunakan rempah minimalis.Inau Terante berarti Urap Sayur sedangkan Sulewana adalah nama daerah asal masakan ini. Biasanya Inau Tarente Sulewana dimakan bersama Woku Sogili.

  • Kukisi Jongi

Kukisi Jongi berarti Pudding dari buah Jongi. Buah jongi merupakan buah yang rasanya masam, namun dengan teknik pengolahan tertentu maka terciptalah Kukisi jongi yang manis dan segar.

Transportasi

Darat

  • Ojek
  • Angkot
  • Bus
  • Mini Bus/Travel

Udara

Kabupaten Poso memiliki bandara domestik,yaitu Bandara Kasiguncu yang mulai kembali beroperasi sejak 2005. Merpati membuka penerbangan Makassar – Poso dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat MA60 berkapasitas 56 penumpang namun di tutup 2014 silam karena bangkrut. Kemudian di susul dengan beroperasinya Wings Air yang membuka penerbangan Makassar-Poso dan sebaliknya menggunakan pesawat ATR72 berkapasitas 72 penumpang.

Pada tahun 2013 jumlah penumpang yang berangkat dari Poso 12.441 penumpang dari 238 penerbangan,meningkat dari tahun sebelumnya 10.351 dari 277 penerbangan. Rencananya dalam waktu dekat akan di buka penerbangan lagi menuju Luwuk,Manado, dan Gorontalo.

Laut

Kabupaten poso memiliki pelabuhan yaitu pelabuhan Poso. KM Sangiang yang berkapasitas 554 penumpang menjalani rute menuju Togean Island – Gorontalo – Bitung – Ternate – Sanana – Namlea – Ambon lalu kembali menyusur jalan balik sampai ke Poso. Rute lainnya adalah Bitung – Ulusiau – Tahuna – Lirung – Karatung – Miangas lalu menyusur rute balik ke Bitung – Gorontalo sampai Poso.

Pendidikan

Pendidikan di kabupaten ini semakin meningkat pasca Kerusuhan yang terjadi beberapa tahun lalu.Kabupaten Poso memiliki 170 TK,231 SD,76 SMP,19 SMA,16 SMK.

Perguruan Tinggi

  • Universitas Sintuwu Maroso
  • Sekolah Tinggi Theologia Tentena
  • Universitas Kristen Tentena
  • Akademi Keperawatan Poso
  • Sekolah Tinggi Agama Islam
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Husada Mandiri Poso

Sarana dan prasarana umum di Kabupaten Poso

  • Bandara Kasiguncu
  • Pelabuhan Poso
  • Stadion Kasintuwu
  • Gedung Olahraga Pusalemba Poso
  • Pasar Tentena
  • Pasar Kasiguncu
  • Museum Poso (perencanaan)
  • Bandara Bada (konstruksi)
  • Pasar Modern Kawua
  • Poso City Mall [11]

Olahraga

Kota Poso

Kota Poso merupakan ibu kota Kabupaten Poso yang statusnya akan dinaikkan menjadi kotamadya, dan direncanakan sebagai calon ibu kota provinsi Sulawesi Timur. Kecamatan yang mungkin bergabung, meliputi:

  • Poso Kota
  • Poso Kota Utara
  • Poso Kota Selatan
  • Poso Pesisir
  • Poso Pesisir Selatan
  • Poso Pesisir Utara
  • Lage
  • Lage Timur(pengajuan pemekaran kecamatan)

Kabupaten Lore

 

Kabupaten Lore nantinya akan berstatus kabupaten konservasi, karena terdapat Taman Nasional Lore Lindu sama seperti Kabupaten Malinau di Provinsi Kalimantan Utara Kecamatan yang mungkin bergabung

  1. Lore Utara
  2. Lore Timur
  3. Lore Piore
  4. Lore Tengah
  5. Lore Barat
  6. Lore Selatan

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d "Kabupaten Poso Dalam Angka 2020". www.posokab.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  2. ^ "Sejarah Poso". Situs Resmi Pemerintah Kabupaten Poso. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-09-27. Diakses tanggal 26 September 2016. 
  3. ^ "Darmin Mohon Diri, Minta Maaf & Ucapkan Selamat Pada Bupati Poso Terpilih Verna-Yasin". Metro Sulteng. 17 Februari 2021. Diakses tanggal 10 Maret 2021. 
  4. ^ "Gubernur Longki kukuhkan empat Pjs Bupati di Sulawesi Tengah". antaranews.com. 26-09-2020. Diakses tanggal 19-01-2024. 
  5. ^ Rebut 8 Kursi, Demokrat Menang di Poso Diarsipkan 2014-05-16 di Wayback Machine.. Radar Sulteng, 13 Mei 2014. Diakses pada 16 Desember 2014.
  6. ^ "Data Pemeluk Agama Kristen di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  7. ^ "Data Pemeluk Agama Katolik di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  8. ^ "Data Pemeluk Agama Islam di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  9. ^ "Data Pemeluk Agama Hindu di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  10. ^ "Data Pemeluk Agama Buddha di Sulawesi Tengah". www.kemenag.go.id. Diakses tanggal 15 Agustus 2020. 
  11. ^ "Poso City Mall". Diakses tanggal 30 December 2014. 
  12. ^ "15 Klub Sulteng Diikutkan Liga Nusantara". Diakses tanggal 10 Desember 2014. 

Pranala luar