Komando Armada I atau disingkat (Koarmada I) adalah salah satu Komando Utama TNI Angkatan Laut. Komando ini bermarkas besar di Jl Gunung Sahari 67 Jakarta Pusat, DKI Jakarta dan membawahi wilayah laut indonesia bagian barat.

Komando Armada I
Lambang Koarmada I
Aktif5 Desember 1945
NegaraIndonesia
CabangTNI Angkatan Laut
Tipe unitKomando Armada
Bagian dariTentara Nasional Indonesia
MarkasJakarta Pusat, DKI Jakarta
MotoGhora Vira Madya Jala
Situs webkoarmada1.tnial.mil.id
Tokoh
PanglimaLaksamana Muda TNI Abdul Rasyid Kacong
Kepala StafLaksamana Pertama TNI Bambang Irwanto
InspektoratLaksamana Pertama TNI AR Agus Santoso
Kepala Kelompok Staf AhliLaksamana Pertama TNI Sumardi

Sejarah

 
Markas Komando Armada I pada tahun 1960an

Sejarah Angkatan Laut dimulai dari dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945. BKR kemudian berkembang menjadi beberapa divisi, dimana BKR Laut, salah satu divisi awalnya, meliputi wilayah bahari / laut. Dibentuknya Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut) pada tanggal 10 September 1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno menjadi tonggak penting bagi kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Terbentuknya BKR Laut ini dipelopori tokoh-tokoh bahariawan veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marine selama masa penjajahan Belanda dan veteran Kaigun selama masa pendudukan Jepang. Faktor lain yang mendorong terbentuknya badan ini adalah adanya potensi yang memungkinkan untuk menjalankan fungsi Angkatan Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan, meskipun pada saat itu Angkatan Bersenjata Indonesia belum terbentuk. Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang dimilikinya.[1]

Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal – kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Sementara itu, sejarah Armada Republik Indonesia (Armada RI) tidak terlepas dari sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti dengan kelahiran TNI AL yang diawali dengan pembentuka tersebut di atas. Sejak masa TKR Laut ini struktur organisasi mulai disusun sesuai kebutuhan matra laut, yakni dengan membentuk beberapa satuan seperti Pangkalan, Corps Armada, Corps Mariniers, Polisi Tentara Laut, dan Kesehatan. Pada tanggal 25 Januari 1946 TKR Laut berubah menjadi Tentara Republik Indonesia Laut (TRI Laut). Demikian pada pada tanggal 19 Juli 1946 TRI Laut kemudian diubah menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) yang disyahkan bertepatan dengan pelaksanaan Konferensi ALRI di Lawang, Malang.

Kemudian setelah kualitas unsur armada semakin canggih dan modern serta dan kuantitasnya semakin besar, akhirnya terbentuklah sebuah Komando Armada. Berdasarkan SK KSAL No. A. 4/2/10 tanggal 14 September 1959 ditetapkan berdirinya organisasi Komando Armada ALRI, yang diresmikan pembentukannya pada tanggal 5 Desember 1959 oleh KSAL Komodor Laut R.E. Martadinata. Pada tanggal ini selanjutnya tiap tahun diperingati sebagai “Hari Armada”. Sejalan dengan semakin komplexnya permasalahan yang terjadi di laut, pemimpin memandang perlu untuk membagi dua Armada. Selanjutnya berdasarkan Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor: Kep.171/II/1985 tanggal 30 Maret 1985, Armada RI resmi di bagi menjadi dua kawasan wilayah kerja, yaitu Armada RI Kawasan Timur dan Armada RI Kawasan Barat. Pembagian wilayah kerja tersebut, juga secara bertahap melaksanakan Dispersi kekuatan Alut Sista yang semula seluruhnya berada di Armada Timur, sebagian di Dispersi ke Armada Barat, guna menyikapi perkembangan zaman dan tuntutan tugas semua wilayah kerja.

Panglima


Saat bernama Armada ALRI:



Saat bernama Armada RI Kawasan Barat:



Saat bernama Komando Armada I:


Pangkalan

Koarmada I membawahi lima Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) yang meliputi:

Satuan Operasi

Satuan Pelaksana

Armada

Beberapa kapal yang tergabung ke dalam armada barat adalah:

  1. KRI Pati Unus (384) (PTS)
  2. KRI Teluk Gilimanuk (531) (TGK)
  3. KRI Teluk Celukan Bawang (532) (TCB)
  4. KRI Teluk Peleng (535) (TPL)
  5. KRI Teluk Sibolga (536) (TSB)
  6. KRI Teluk Cirebon (543) (TCN)
  7. KRI Teluk Sabang (544) (TSB)
  8. KRI Kobra (867) (CBR)
  9. KRI Lemadang (632) (LDG)
  10. KRI Todak (631) (TDK)
  11. KRI Barakuda (633) (BKD)
  12. KRI Clurit (641)
  13. KRI Kujang (642)
  14. KRI Salawaku (642)
  15. KRI Badau (643)
  16. KRI Kelabang (826) (KLB)
  17. KRI Pulau Rusa (726) (PRA)
  18. KRI Pulau Rangsang (727) (PRS)
  19. KRI Kalahitam (828) (KLH)
  20. KRI Boa (807)
  21. KRI Welang (808)
  22. KRI Sanca (815)
  23. KRI Viper (820) (VPR)
  24. KRI Matacora (823) (MCR)
  25. KRI Krait (827)
  26. KRI Tarihu (829)
  27. KRI Alkura (830)
  28. KRI Sibarau (847) (SBR)
  29. KRI Siliman (848) (SLM)
  30. KRI Samadar (851)
  31. KRI Sawangi (854)
  32. KRI Kurau (856) (KRU)
  33. KRI Sigalu (857) (SGU)
  34. KRI Silea (858) (SLA)
  35. KRI Siribua (859) (SRB)
  36. KRI Andau (860)
  37. KRI Waigio (861)
  38. KRI Siada (862) (SDA)
  39. KRI Sikuda (863) (SKD)
  40. KRI Sigurot (864) (SGR
  41. KRI Tenggiri (865) (TGR)
  42. KRI Cucut (866) (CCT)
  43. KRI Kobra (867) (KBR)
  44. KRI Anakonda (868) (AKD)
  45. KRI Balikpapan (901) (BPP)

Lihat pula

Referensi

Pranala luar