Serangan Sigi 2020

Revisi sejak 6 Januari 2022 02.51 oleh Bennylin (bicara | kontrib) (~cat)

Pada 27 November 2020, sebuah keluarga dibunuh orang tak dikenal di Lembantongoa, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah. Mereka ditemukan dalam keadaan mengenaskan di sekitar rumahnya. Tujuh rumah, termasuk rumah yang biasa dijadikan tempat peribadahan umat Kristen, turut dibakar. Pelaku kemudian diketahui adalah kelompok Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur, sementara korban kemudian diketahui bernama Yasa, istrinya yaitu Naka, anaknya yaitu Pedi, dan menantunya yaitu Pinu.

Serangan Sigi 2020
Serangan Sigi 2020 di Sulawesi
Serangan Sigi 2020
Serangan Sigi 2020 (Sulawesi)
Serangan Sigi 2020 di Indonesia
Serangan Sigi 2020
Serangan Sigi 2020 (Indonesia)
Lokasi serangan
LokasiLembantongoa, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah
Koordinat1°11′17″S 120°12′54″E / 1.188°S 120.215°E / -1.188; 120.215
Tanggal27 November 2020 (2020-11-27)
Jenis serangan
Pembunuhan, kerusuhan
Korban tewas
4
PelakuMujahidin Indonesia Timur

Serangan ini mendapat kecaman dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga organisasi. Presiden Joko Widodo mengutuk keras serangan ini dan memberikan santunan kepada keluarga korban. Sementara itu, Kepolisian Republik Indonesia meminta masyarakat sekitar tetap tenang dan mempersilakan masyarakat berkegiatan seperti biasa mengingat pemilihan gubernur akan tiba.

Latar belakang

Seluruh peristiwa menggunakan acuan Waktu Indonesia Tengah

Sekitar pukul 09.00 27 November 2020, sebuah keluarga transmigran yang terdiri dari pasangan suami istri dan anak perempuan berikut menantu dibunuh orang tak dikenal di Lembantongoa, Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah. Sejumlah warga yang tinggal di dekat rumah korban melarikan diri ke hutan.[1] Mereka ditemukan dalam keadaan mengenaskan di sekitar rumahnya. Tujuh rumah, termasuk rumah yang biasa dijadikan tempat peribadahan umat Kristen, turut dibakar. Pelaku kemudian diketahui adalah kelompok Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur, sementara korban kemudian diketahui bernama Yasa, istrinya yaitu Naka, anaknya yaitu Pedi, dan menantunya yaitu Pinu.[2] Korban dimakamkan keesokan harinya.[3] 150 kepala keluarga diungsikan ke tempat yang lebih aman di desa yang sama,[4]

Penyelidikan

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Abdul Rakhman Baso menyebutkan tidak ada gereja yang dibakar dalam serangan ini, sembari meluruskan informasi yang beredar di media sosial.[5] Pengejaran terhadap pelaku dan upaya mempersempit kawasan pelarian yang mengarah ke hutan di Palolo terus dilakukan.[6] Menurut keterangan saksi, ada tiga orang, termasuk Ali Kalora, yang terlibat dalam pembunuhan. Kelompok Ali melancarkan aksi teror beramai-ramai secara acak untuk menakut-nakuti masyarakat.[2] Pada 13.00 27 November, polisi menemukan empat orang tewas dan tujuh rumah dibakar ketika melawat ke tempat pembunuhan. Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara, mengevakuasi jenazah, dan mencari saksi serangan ini pada 18.00-23.00. Sebanyak lima saksi sudah diinterogasi polisi dan keterangan yang didapat yaitu pelaku berjumlah sekitar sepuluh orang, tiga orang di antaranya membawa senjata api. Diketahui ada tiga pelaku yang merupakan bagian dari kelompok Ali Kalora. Pengejaran pelaku didukung sekitar 100 pasukan Satuan Petugas Tinombala, Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, dan Tentara Nasional Indonesia.[7] Dari hasil penyelidikan, polisi kemudian memastikan pelaku adalah kelompok Ali Kalora berjumlah delapan orang dan kelompok itu juga mengambil 40 kg beras milik korban melalui pintu belakang rumah sebelum membunuh korban.[8] Kelompok Ali juga membakar tujuh rumah dan mengambil beras dan rempah-rempah warga.[9] Pemerintah menyebut ada kelompok Santoso yang masih tersisa dan terlibat dalam serangan ini.[10] Seorang lagi anak Yasa yang berhasil selamat dari pembunuhan menyebut ia melarikan diri dari pembunuhan bersama anak dan adiknya.[11] Kepolisian menyebut MIT kerap turun ke desa untuk meminta makanan untuk bertahan hidup.[12]

Pasukan Khusus TNI diterjunkan ke Poso untuk mendukung Operasi Tinombala.[13]

Dampak

Karena peristiwa serangan terjadi beberapa hari sebelum pemilihan gubernur, Komisi Pemilihan Umum memastikan logistik pemilihan umum dalam keadaan baik.[14] Polisi Daerah Gorontalo memperketat wilayah perbatasan Gorontalo-Sulawesi Tengah selepas serangan ini.[15]

Imbas serangan ini, 49 keluarga mengungsi dan kepolisian menyalurkan bantuan sembako terhadap pengungsi.[16] Jumlah keluarga yang mengungsi kemudian bertambah menjadi 150 keluarga.[17]

Tanggapan

Presiden Joko Widodo mengutuk keras serangan ini yang dianggap bertujuan untuk memprovokasi dan merusak kerukunan antarwarganegara, sembari memerintahkan kepolisian untuk mengusut tuntas serangan ini hingga ke akar-akarnya. Dukacita juga dimaklumkan bersamaan dengan pemberian santunan bagi keluarga korban.[18] Menteri Koordinator Politik dan Keamanan Mahfud MD menyampaikan dukacita kepada korban pembunuhan dan memastikan pemerintah akan memburu lagi menindak tegas para pelaku. Mahfud menyebut pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk menangkap para pelaku dan Satuan Petugas Tinombala juga akan melakukan pengepungan terhadap tempat-tempat yang dicurigai sebagai persembunyian para pelaku.[10] Kepolisian Republik Indonesia lewat Raden Prabowo Argo Yuwono meminta masyarakat sekitar tetap tenang dan mempersilakan masyarakat berkegiatan seperti biasa mengingat pemilihan gubernur akan berlangsung pada 9 Desember.[19] Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Bambang Soesatyo mengutuk serangan ini dan meminta polisi segera menangkap pelaku.[20] Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Lestari Moerdijat mengutuk keras kejadian itu dan meminta aparat keamanan segera menangkap otak penyerangan tersebut karena berpotensi menimbulkan konflik di tengah masyarakat.[21] Anggota Komisi I DPR Tubagus Hasanuddin menggesa peraturan presiden terkait pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme segera dirampungkan,[22] sementara Syaifullah Tamliha dari komisi yang sama berharap kepolisian segera bertindak untuk menangkap hidup atau mati pelaku tanpa tebang pilih.[23] Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Herman Hery mengutuk keras dan mendesak kasus ini segera dituntut tuntas.[24] Badan Pembinaan Ideologi Pancasila lewat Benny Susetyo mengecam serangan ini dengan menyebut pembunuhan ini melukai kemanusiaan dan meminta serangan ini diusut tuntas.[25] Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas serangan ini sambil mengecam tindakan pelaku yang dianggap melewati batas.[26]

Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Gomar Gultom meminta kepolisian menyelesaikan kasus ini sembari menyatakan keprihatinan.[27] Bala Keselamatan Indonesia menyampaikan dukacita terhadap korban sembari turut mengecam keras dan meminta polisi mengusut tuntas serangan ini.[28] Ketua DPP Partai NasDem Martin Manurung mengutuk keras serta meminta Polri dan TNI mengusut pelaku pembunuhan hingga akar-akarnya.[29] Koalisi Jaringan Masyarakat Sipil terdiri atas Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia, Human Rights Watch Group, Paritas Institute, dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta menyerukan lima perkara terkait serangan ini.[30] Pengurus Besar Nahdlatul Ulama mengutuk keras serangan ini.[31] Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengecam dan meminta polisi mengusut tuntas serangan itu.[32] Sekretaris Umum Muhammadiyah Abdul Muti meminta masyarakat tidak terprovokasi karena serangan ini bukan konflik agama.[33]

Referensi

  1. ^ Masabar, Rangga (27 November 2020). Susilo, Joko, ed. "Satu keluarga dibunuh OTK di Sigi, warga lain melarikan diri". Antara. Diakses tanggal 27 November 2020. 
  2. ^ a b Melda, Kadek (28 November 2020). "Polisi: Ali Kalora Ikut Pembunuhan Sadis Sekeluarga, Hendak Teror Warga". Detik. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  3. ^ Masa, Anas (28 November 2020). Budiman, Budisantoso, ed. "Empat korban pembunuhan sadis OTK di Sigi Sulteng dimakamkan". Antara. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  4. ^ Masabar, Rangga (28 November 2020). Kliwantoro, Dj., ed. "150 KK warga Desa Lemban Tongoa diungsikan pascapenyerangan OTK". Antara. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  5. ^ Qadri, Mohammad (28 November 2020). "Polisi Pastikan Tak Ada Gereja Dibakar dalam Pembunuhan Satu Keluarga di Sigi". Diakses tanggal 28 November 2020. 
  6. ^ Qadri, Mohammad (28 November 2020). "Sekeluarga di Sigi Dibunuh Sadis, Kapolda Sulteng: Pelaku DPO MIT". Detik. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  7. ^ Melda, Kadek (28 November 2020). "Polisi Periksa 5 Saksi Pembunuhan Sadis di Sigi, 3 Pelaku Bawa Senpi". Detik. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  8. ^ Qadri, Mohammad (29 November 2020). "Polisi: Ali Kalora Pimpin Pembunuhan Sadis di Sigi, Pelaku 8 Orang". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  9. ^ "Pembunuhan di Sigi, Polisi: Ali Kalora Bakar 6 Rumah-Ambil 40 Kg Beras". Detik. 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  10. ^ a b Nufus, Wilda (29 November 2020). "Pemerintah Kutuk Pembunuhan Sadis di Sigi, Pastikan Buru-Tangkap Pelaku". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  11. ^ Qadri, Mohammad (30 November 2020). "Anak Ungkap Detik-detik Ayah-Suami Dibantai Anggota MIT di Sigi". Detik. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  12. ^ Azzahra, Tiara Aliya (2 Desember 2020). "Polri Sebut Kelompok Ali Kalora Kerap Turun Ke Permukiman Untuk Meminta Makanan". Detik. Diakses tanggal 2 Desember 2020. 
  13. ^ "Pasukan Khusus TNI-Polri Dikirim ke Poso, Siap Tangkap MIT!". Detik. 30 November 2020. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  14. ^ Qadri, Mohammad (6 Desember 2020). "Sekeluarga di Sigi Dibunuh MIT, KPU Pastikan Distribusi Logistik Pilkada Aman". Detik. Diakses tanggal 6 Desember 2020. 
  15. ^ Ajis (30 November 2020). "Cegah Pembunuhan di Sigi Meluas, Polda Gorontalo Perketat Perbatasan Sulteng". Detik. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  16. ^ Melda, Kadek (30 November 2020). "49 Keluarga Ngungsi Pascapembunuhan Sadis di Sigi Pimpinan Ali Kalora". Detik. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  17. ^ Qodri, Mohammad (30 November 2020). "Pengungsi Pascapembunuhan Sadis di Sigi Tambah, Kini 150 KK Tinggalkan Rumah". Detik. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  18. ^ "Jokowi: Saya Kutuk Keras Tindakan Tak Beradab di Sigi!". Detik. 30 November 2020. Diakses tanggal 30 November 2020. 
  19. ^ Arunanta, Luqman Nurhadi (29 November 2020). "Usai Pembunuhan Sadis di Sigi, Polri-TNI Berjaga dan Imbau Warga Tenang". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  20. ^ Laraspati, Angga. "Kutuk Pembunuhan di Sigi, Bamsoet Minta Polisi Usut Tuntas". 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  21. ^ Kholisdinuka, Alfi. "Wakil Ketua MPR Minta Aparat Tangkap Otak Pembunuhan Keluarga di Sigi". 28 November 2020. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  22. ^ "Soal Pembunuhan di Sigi, Anggota DPR Desak Perpres 'TNI Berantas Terorisme'". Detik. 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  23. ^ Hariyanto, Ibnu (29 November 2020). "Soal Pembunuhan di Sigi, PPP Minta TNI Dilibatkan Tangkap Ali Kalora cs". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  24. ^ "Komisi III Desak Aparat Tindak Tegas Pelaku Pembunuh Sadis Sekeluarga di Sigi". Detik. 28 November 2020. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  25. ^ "BPIP Kecam Pembunuhan Sadis Sekeluarga di Sigi: Terorisme Harus Dihentikan". Detik. 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  26. ^ Taufiqqurrahman, Muhammad (29 November 2020). "JK Kecam Aksi Pembunuhan di Sigi oleh Kelompok MIT". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  27. ^ Ikhsanudin, Arief (28 November 2020). "Satu Keluarga di Sigi Dibunuh OTK, PGI Minta Aparat Usut Tuntas". Detik. Diakses tanggal 28 November 2020. 
  28. ^ "Kecam Pembunuhan Sadis di Sigi, Gereja Bala Keselamatan Minta Usut Tuntas". Detik. 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  29. ^ Zhacky, Mochamad (29 November 2020). "Kutuk Pembunuhan Sadis di Sigi, NasDem Minta Polri-TNI Usut hingga Akar". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  30. ^ Damarjati, Danu (29 November 2020). "Kecam Pembunuhan di Sigi, Koalisi Masyarakat Sipil: Itu Tindakan Teror". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  31. ^ Hariyanto, Ibnu (29 November 2020). "PBNU Kutuk Aksi Pembunuhan di Sigi, Minta Polisi Usut Tuntas". Detik. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  32. ^ "GP Ansor Singgung Tokoh yang Pergi Lama Lalu Pulang Merusak Islam". Detik. 29 November 2020. Diakses tanggal 29 November 2020. 
  33. ^ "Pembunuhan Sadis di Sigi, Muhammadiyah Minta Masyarakat Tak Terprovokasi". Detik. 30 November 2020. Diakses tanggal 30 November 2020.