Ahmad Riza Patria

politisi Indonesia

Ir. H. Ahmad Riza Patria, M.B.A. atau lebih dikenal dengan nama Ariza (lahir 17 Desember 1969) adalah seorang politikus Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta sejak 15 April 2020.[2] Sebelumnya, ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya selama dua periode yakni 2014–2019 dan 2019–2024. Pada periode pertama, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI.[3] Ia terpilih di daerah pemilihan Jawa Barat V setelah menang dengan perolehan 23.991 suara dalam Pemilu 2014.[4][5]

Ahmad Riza Patria
Potret resmi sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, 2020
Wakil Gubernur DKI Jakarta ke-15
Mulai menjabat
15 April 2020
PresidenJoko Widodo
GubernurAnies Baswedan
Wakil PresidenMa'ruf Amin
Sebelum
Pendahulu
Sandiaga Uno
Pengganti
Petahana
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 2019 – 9 Maret 2020[1]
PresidenJoko Widodo
KetuaPuan Maharani
Grup parlemenFraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
Daerah pemilihanJawa Barat III
Masa jabatan
1 Oktober 2014 – 30 September 2019
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Joko Widodo
KetuaSetya Novanto
Fadli Zon (Plt.)
Ade Komarudin
Setya Novanto
Bambang Soesatyo
Grup parlemenFraksi Partai Gerakan Indonesia Raya
Daerah pemilihanJawa Barat V
Informasi pribadi
Lahir17 Desember 1969 (umur 54)
Indonesia Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politikPartai Gerakan Indonesia Raya
Suami/istriEllisa Sumarlin, S.E.
HubunganAhmad Ridha Sabana (adik)
Anak
  • Aisha Safa Putri Callista
  • Aqila Khiaranisa
  • Athila Hannadhira
Orang tuaDrs. K.H. Amidhan Shaberah (ayah)
Hj. Rasyidah (ibu)
Almamater
ProfesiAktivis
Politisi
Pengusaha
Situs webwww.arizapatria.id
Instagram: bangariza Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ariza pernah mencalonkan diri sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta jalur perseorangan mendampingi Hendardji Soepandji pada pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012. Pasangan calon ini memperoleh suara paling sedikit yakni 85.990 suara atau 1,98 persen.[6] Pada pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2020, ia diusung oleh partainya untuk menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta dan berhasil mengalahkan Nurmansjah Lubis dengan perolehan suara 81 dari 100 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang hadir.[7]

Sebelumnya dia adalah ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia dari tahun 1999 hingga 2002. Pada tahun 2002, dia terpilih kembali untuk menjabat sebagai Ketua DPD KNPI Jakarta. Ahmad Riza Patria adalah lulusan magister dari Institut Teknologi Bandung.[8]

Pada 2018, Patria diangkat sebagai juru bicara untuk kandidat presiden Prabowo Subianto. Dia juga adalah Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra saat ini.[9][10]

Kehidupan pribadi

Ariza lahir di Banjarmasin pada 17 Desember 1969 dari pasangan Amidhan Shaberah dan Rasyidah. Ia lahir dalam keluarga yang religius. Tak lain dan tak bukan ayahnya, Amidhan Shaberah merupakan seorang ulama dan tokoh Majelis Ulama Indonesia. Adiknya, Ahmad Ridha Sabana juga merupakan sesama politisi tetapi berbeda partai politik.

Kiprah organisasi

Di Komite Nasional Pemuda Indonesia, Ariza yang berdarah Banjar ini pernah tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia sejak 1999 hingga 2002 dan terpilih kembali sejak 2002 hingga 2005. Ia juga pernah menjabat Ketua Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 2002—2005. Pada Kongres KNPI 2008 di Bali, Ariza bertarung melawan Aziz Syamsuddin (Anggota Komisi III DPR RI) dalam memperebutkan posisi Ketua Umum DPP KNPI. Sebelumnya, pada Kongres KNPI di Bekasi 2002, Ariza juga sempat bertarung pada putaran kedua, melawan Idrus Marham yang merupakan kader Partai Golongan Karya.

Selain KNPI, pria yang menamatkan S1 nya di ISTN ini, banyak berkecimpung di organisasi lain. Sampai saat ini, Ariza masih tercatat sebagai Ketua Umum DPN Garda Muda Merah Putih (GMMP), dan Komandan Nasional Menwa Indonesia, Sekjen Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (SEKJEN DPN IARMI) Ia juga pernah tercatat sebagai pengurus DPP GEMA MKGR, Wasekjen KAHMI DKI Jakarta, Wakil Kepala Humas PBSI, Director IRInYI for Young MDGs (International Relationship of Indonesian Youth Institute for Young Millenium Development Goals), Sekjend DPP Persatuan Anak Guru Indonesia (PAGI), Anggota Indonesian Council of World Affair (ICWA), dan berbagai organisasi lainnya. Bakatnya di organisasi memang terlihat sejak sekolah. Mantan anggota KPU DKI Jakarta ini pernah menjadi Ketua OSIS SMA Islam Al-Azhar Jakarta, tempatnya sekolah dulu.

Di sela kesibukannya sebagai aktivis, anak dari Ketua Majelis Ulama Indonesia, Amidhan Shaberah ini juga menggeluti dunia bisnis. latar belakang keilmuannya sebagai insinyur di kembangkannya dalam dunia bisnis. Direktur Utama PT. Gala Ariatama tersebut, saat ini juga tercatat sebagai pengurus Kadin Indonesia dan sempat menjadi pengurus BPD HIPMI Jaya 2001—2003.

Pria yang menamatkan studi magister nya di ITB Bandung ini tercatat sebagai Deklarator Ormas Nasional Demokrat DKI Jakarta, dan kini aktif di Partai Gerakan Indonesia Raya, sebagai Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta.[11]

Kontroversi

Pada 2005, Riza tersandung kasus hukum. Dia didakwa melakukan tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa Pemilu 2004. Riza didakwa bersama Muhammad Taufik yang saat ini duduk di kursi DPRD DKI. Taufik adalah rekan satu partainya di Gerindra.[12] Riza tidak terbukti melawan hukum karena dia dinilai tidak terbukti melakukan perbuatan yang menguntungkan diri sendiri, orang lain, ataupun suatu korporasi.[13] Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat itu, Ketua Majelis Halim Lief Sufijullah menyebut Riza yang kala itu bertugas sebagai kepala divisi II KPUD DKI hanya memonitor dan melakukan koordinasi dengan pengguna barang.

Galeri foto

Referensi

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Sandiaga Uno
Wakil Gubernur DKI Jakarta
2020–sekarang
Petahana