Musik Barok

gaya musik seni Barat
Revisi sejak 22 Juni 2021 07.56 oleh Reyhan Yogaswara (bicara | kontrib) (Menambahkan bagian 'Etimologi dan definisi' dari Wikipedia bahasa Norwegia dan Finlandia)
Sejarah musik klasik Barat
Zaman Pertengahan (ca500–1450)
Zaman Renaisans (1450–1600)
Zaman Barok (1600–1750)
Zaman Klasik (1750–1820)
Zaman Romantik (1820–1900)
Abad ke-20 (1900–2000)
Abad ke-21 (2001–sekarang)

Musik Barok adalah musik klasik yang digubah pada Zaman Barok (Baroque), kira-kira antara tahun 1600 dan 1750. Zaman ini berlangsung sesudah Zaman Renaisans dan sebelum Zaman Klasik. Kata "Barok (Baroque)" diambil dari bahasa Perancis yang berarti "berbentuk tidak wajar" dan awalnya digunakan untuk mendeskripsikan bentuk mutiara. Lambat laun, kata tersebut digunakan untuk mendeskripsikan gaya arsitektur, seni, dan musik yang dipenuhi dengan ornamen.

Beberapa komponis Zaman Barok adalah Claudio Monteverdi, Henry Purcell, Johann Sebastian Bach, Jean-Philippe Rameau, George Frideric Handel, dan Antonio Vivaldi.

Komposisi musik mulai dibuat di dalam tangga nada tertentu pada Musik Barok, dan cara penulisan musik ini tetap digunakan dalam komposisi musik populer. Musisi pada zaman ini diharapkan mahir dalam berimprovisasi baik pada melodi maupun iringan lagu.

Musik pada Zaman Barok dipenuhi banyak ornamentasi. Melodi dan frasa lagu-lagu barok memiliki tema yang jelas, seperti pada Four Seasons (Empat Musim) karya Antonio Vivaldi. Biasanya, ada alur yang berkelanjutan pada musik Barok, dengan pola dan urutan yang berulang, serta frasa melodi dan irama yang bergabung sempurna dengan satu sama lain. Musik Barok dipenuhi dengan tekstur polifonis, yakni adanya dua atau lebih alur melodi yang berjalan bersamaan. Meski demikian, bukan berarti tidak ada musik homofonis pada Zaman Barok; lagu-lagu tersebut biasanya memiliki harmoni yang sederhana.

Alat musik piano belum diciptakan pada zaman ini. Alat musik keyboard yang lazim digunakan adalah harpsichord yang belum memiliki kemampuan untuk menciptakan dinamika yang beragam. Akibatnya, komposisi untuk alat musik keyboard pada Musik Barok hanya dimainkan pada satu tingkat volume, maka jarang ditemukan perubahan dinamika pada komposisinya. Kalaupun ada, perubahan dinamika berlangsung tiba-tiba, tanpa crescendo ataupun diminuendo. Jarak (range) nada dari permainan musik Barok juga pendek akibat penggunaan alat musik harpsichord, jika dibandingkan dengan Musik Klasik dan Romantik. Jarak umumnya hanya dua oktaf ke atas dan ke bawah dari middle C. Pedal sustain juga belum ada pada harpsichord, sehingga pedal jarang digunakan saat memainkan Musik Barok di piano.

Hal-hal tersebut mengakibatkan Musik Barok sering kali dikatakan hanya memiliki satu emosi di dalam lagunya.

Etimologi dan definisi

 
L'Estasi di Santa Teresa d'Avila dilukis oleh Giovanni Lorenzo Bernini memiliki beberapa fitur seni Barok seperti religi, drama, pergerakan, dan ornamentasi

Kata ‘Barok’ menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti antara lain: ciri-ciri tertentu oleh tokoh drama (seperti agung), gaya dalam seni bangunan dan hiasan, atau bentuk mutiara yang tidak beraturan.[1] Barok merupakan kata yang diserap dari bahasa Perancis ‘baroque’ yang memiliki akar dari bahasa Portugis ‘barroco’ dan bahasa Spanyol ‘barrueco’ dan pada abad ke-17 sampai awal abad ke-18 memiliki arti ‘bentuk tidak wajar’ atau tidak berbentuk sferis seperti umumnya mutiara.[2][3] Ahli musikologi Donald Jay Grout dan kolega menyatakan di dalam buku mereka bahwa istilah barok dipakai oleh penulis Charles de Brosses sebagai kritik terhadap dekorasi di Istana Pamphili Roma yang lebih layak digunakan untuk dekorasi peralatan makan daripada sebuah bangunan.[3] Barok mulai digunakan dengan makna lebih positif pada abad ke-19 dan mulai tahun 1950-an barok digunakan untuk merujuk pada perkembangan musik antara tahun 1600 sampai 1750.[3]

Barok tidak dibatasi penggunaannya pada seni musik saja. Jenis seni lainnya seperti lukis, pahat dan termasuk juga arsitektur, istilah barok digunakan sebagai seni yang pada saat itu dikaitkan dengan gerakan reformasi kontra Gereja Katolik.[4] Tema-tema yang diangkat seni barok memiliki kesan dramatis dan melebih-lebihkan. Tema ini dipakai dalam seni teater/sandiwara yang ditulis oleh William Shakespeare, Jean Racine, Lope de Vega dan penulis komedi Jean Baptiste Poquelin.[5] Dalam seni arsitektur, garis lurus acapkali diganti dengan garis lengkung dan ornamen bangunan menjadi lebih menonjol. Karakteristik barok dalam bangunan dan seni lukis memberikan ruang untuk kesan angkuh, mahakuasa, besar, kaya, dan subur/atraktif.[6]

Perdebatan muncul untuk menentukan periode transisi antara musik era Barok dengan era Klasik. Periode transisi tersebut dikenal dengan musik gaya rococo atau gallant. Periode ini bisa digabung menjadi salah satu dari dua era musik di atas atau sebagai periode musik tersendiri. Profesor dari Akademi Musik Norwegia, Elef Nesheim menjabarkan:

“Transisi era musik barok menjadi musik klasik sering kali disepakati pada tahun 1750, yaitu tahun ketika J.S. Bach meninggal. Akan tetapi transisi gaya tersebut tidak bisa ditentukan pada tahun yang spesifik. Tahun 1750 dipilih hanya untuk menjadi ‘tahun rata-rata’ - pun agar lebih mudah diingat. Pada dasarnya, perubahan gaya baru telah dimulai sejak awal abad ke-18”

Era Barok dan Eropa abad ke-17

Selama era Renaisans, banyak ilmu pengetahuan dan seni dalam bahasa Yunani yang kembali dikenalkan di Eropa dan ditransliterasi menjadi bahasa Latin. Pada awal abad ke-17, revolusi ilmiah bermula di Eropa melalui tokoh-tokoh seperti Johannes Kepler, Galileo Galilei, René Descartes, dan lainnya. Berbeda dengan era sebelumnya, ilmu pengetahuan mulai didasari dengan penjelasan dan pengamatan di alam daripada pemikiran filosofis yang abstrak. Perkembangan ilmiah yang signifikan juga memunculkan ide tentang ‘penilaian kembali’ status dari otoritas Gereja Katolik. Seorang filsuf Inggris bernama Thomas Hobbes dalam bukunya Leviathan (1651), mengemukakan bahwa sistem pemerintahan yang paling baik adalah negara yang otonom dan bebas ketika Inggris pada saat itu mulai muncul kelompok politik yang memperkenalkan demokrasi dan persamaan hak kepada rakyat Inggris. Konflik antara Gerakan Reformis (Protestanisme) dengan Gereja Katolik terus berlangsung pada abad ke-17 dan memunculkan peristiwa-peristiwa penting diantaranya Perang Tiga Puluh Tahun antara kelompok Katolik dan Lutheran di wilayah Kekaisaran Romawi Suci, pertempuran melawan Huguenots di Perancis, termasuk juga Perang Saudara Inggris. Konflik-konflik tersebut dianggap tampak sebagai konflik keagamaan sebagai salah satu motif selain persaingan antara Dinasti Habsburg dan kekuatan lainnya di Perang Tiga Puluh Tahun atau persaingan antara Parlemen dengan Raja Inggris di Perang Saudara Inggris.[7]

Ciri yang menonjol dari seni Barok adalah fokus penggambaran terhadap drama. Seni lukis dan pahat era Renaisans apabila dikarakterisasi dari sudut pandang seni Yunani sebagai ketenangan dan statis, namun pada era Barok, sifat yang emosional dan dinamis menjadi objek penggambaran teatrikal seninya. Sifat serupa juga ditemui dalam musik era Barok. Salah satu bentuk seni baru musik era Barok, seperti opera mengkombinasikan drama dan musik dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya. Emosi manusia pada saat itu dianggap sebagai kondisi statis suatu jiwa, masing-masing emosi diangkat oleh sebuah kombinasi ruh dalam jiwa (perbedaan makna ruh dengan jiwa memiliki perspektif rohani seperti dalam kitab suci seperti Injil, Al-Qur’an atau kitab lainnya). Komposer dalam musik Barok tidak mengekspresikan emosi pribadinya tetapi mencoba menemukan keseimbangan ruh dalam jiwa melalui pengaruh musik terhadap perubahan emosi.[7]

Pranala luar

  1. ^ "Hasil Pencarian - KBBI Daring". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-06-22. 
  2. ^ "Definition of BAROQUE". www.merriam-webster.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-06-22. 
  3. ^ a b c Grout, Donald Jay (2006). A history of western music. J. Peter Burkholder, Claude V. Palisca (edisi ke-7th ed). New York: W.W. Norton. hlm. 292–293. ISBN 0-393-97991-1. OCLC 58828800. 
  4. ^ "Baroque Art: Definition, Styles, History". www.visual-arts-cork.com. Diakses tanggal 2021-06-22. 
  5. ^ Grout, Donald Jay (2006). A history of western music. J. Peter Burkholder, Claude V. Palisca (edisi ke-7th ed). New York: W.W. Norton. hlm. 293–295. ISBN 0-393-97991-1. OCLC 58828800. 
  6. ^ Nesheim, Elef (2004). Musikkhistorie (edisi ke-Rev. utg). Oslo: Norsk musikforlag. hlm. 43. ISBN 82-7093-508-5. OCLC 978036625. 
  7. ^ a b Grout, Donald Jay (2006). A history of western music. J. Peter Burkholder, Claude V. Palisca (edisi ke-7th ed). New York: W.W. Norton. hlm. 288–295. ISBN 0-393-97991-1. OCLC 58828800.