Magnoliid
Magnoliidae | |
---|---|
Michelia × alba (Cempaka putih/kantil) | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | Magnoliidae |
Ordo | |
Magnoliidae (atau magnoliids menurut Sistem klasifikasi APG III) adalah sekelompok tumbuhan berbunga yang mencakup sekitar 9,000[3] jenis tumbuhan berciri sama: memiliki bunga trimer (simetri tiga), serbuk sari dengan satu pori, dan dengan urat daun yang biasanya bercabang. Ke dalam kelompok penting ini termasuk magnolia, cempaka, pala, kulit manis, apokat, lada, serta kemukus.
Klasifikasi
Secara tradisi, Magnoliidae merupakan suatu subkelas (dapat dilihat dari akhirannya). Dalam perkembangan belakangan, khususnya setelah pertimbangan data molekular dimasukkan, cakupan (sirkumskripsi) kelompok ini berubah-ubah, tetapi tetap harus mencakup suku Magnoliaceae.[4] Menurut versi PhyloCode (yang juga sejalan dengan APG III), Magnoliidae (sebagai magnoliids) dianggap sebagai klad yang mencakup bangsa-bangsa Canellales, Laurales, Magnoliales, dan Piperales.
Klasifikasi menurut sistem APG
Sistem APG, baik sistem klasifikasi APG I (1998) maupun sistem klasifikasi APG II (2003) menggunakan istilah klad untuk kelompok di atas bangsa (ordo), seperti magnoliids (plural, tidak dikapitalisasi) atau "kompleks magnoliid". Sistem APG II (dan APG III, 2009) mengakui klad magnoliids dengan cakupan sebagai berikut:
klad magnoliids
|
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Filogeni dan komposisi Magnoliidae yang dianggap berlaku saat ini.[5] |
Klad ini mencakup hampir semua kelompok tumbuhan berbunga basal (primitif). Secara formal, PhyloCode menamai klad ini Magnoliidae sejak tahun 2007.[2]
Pemanfaatan
Kompleks magnoliid (Magnoliidae) mencakup banyak tumbuhan dengan nilai ekonomi tinggi, baik sebagai sumber pangan, bahan pengobatan, parfum, produk perkayuan, maupun penghias lingkungan, untuk menyebut beberapa di antaranya.
Bahan pangan
Beberapa magnoliid menjadi bahan pangan dan rempah-rempah:
- Apokat, diperkirakan telah dibudidayakan sejak 10.000 tahun yang lalu di Meksiko dan Amerika Tengah[6] untuk dimakan buahnya
- Jenis-jenis Annona, seperti sirsak, srikaya, dan cerimoya[7]
- Pala, juga menjadi bahan pengobatan dan halusinogen
- Sassafras, minyaknya mengandung safrola, yang pernah menjadi komponen aroma pada root beer dan sarsaparila[8] sebelum dilarang karena berpotensi merusak hati[9] dan ginjal,[10] serta menjadi prekursor dalam pembuatan ecstasy (MDMA, metilena-dioksi-metamfetamina)[11]
- Jenis-jenis Piper, seperti lada, sirih, kemukus, cabe jawa, dan wati (kava)
Wewangian
Sumber wewangian yang utama dari magnoliid adalah berbagai minyak atsiri dari bunga jenis-jenis cempaka (Magnoliaceae) dan kenanga (Annonaceae). Minyaknya diekstrak, ataupun bunganya diletakkan di ruangan, sebagai sumber pengharum.
Lihat pula
Referensi
- ^ Takhtajan, A. (1967). Система и филогения цветкорых растений (Systema et Phylogenia Magnoliophytorum). Moscow: Nauka.
- ^ a b Cantino, Philip D. (2007). "Towards a phylogenetic nomenclature of Tracheophyta". Taxon. 56 (3): E1–E44.
- ^ Jeffrey D. Palmer, Douglas E. Soltis and Mark W. Chase (2004). "The plant tree of life: an overview and some points of view". American Journal of Botany. 91: 1437–1445 (Fig.2). doi:10.3732/ajb.91.10.1437.
- ^ ICBN, Art. 16
- ^ Soltis, P. S. (2004). "The origin and diversification of Angiospermae". American Journal of Botany. 91: 1614–1626. doi:10.3732/ajb.91.10.1614.
- ^ "Angiospermae". The New Encyclopaedia Britannica. 13. 1994. hlm. pp 634–645.
- ^ Heywood, V. H. (ed.) (1993). Flowering Plants of the World (edisi ke-updated). New York: Oxford University Press. hlm. pp 27–42. ISBN 0-19-521037-9.
- ^ Hester (2001). Food safety and food quality. Royal Society of Chemistry. hlm. p118. ISBN 0854042709. Teks "first-R. E. " akan diabaikan (bantuan);
- ^ Hayes, Andrew Wallace (2001). Principles and Methods of Toxicology (edisi ke-4th). CRC Press. hlm. p518. ISBN 1560328142.
- ^ "Sassafras oil overdose". New York Times. Diakses tanggal 2008-07-12.
- ^ "MDMA and MDA producers using Ocotea cymbarum as a precursor". Microgram Bulletin. XXXVIII (11). 2005.
Pranala luar
|