Binuang Kampuang Dalam, Pauh, Padang
Binuang Kampuang Dalam adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Pauh, Padang, Sumatra Barat, Indonesia.
Binuang Kampuang Dalam | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Sumatra Barat | ||||
Kota | Padang | ||||
Kecamatan | Pauh | ||||
Kode Kemendagri | 13.71.08.1007 | ||||
Kode BPS | 1371100002 | ||||
Luas | - | ||||
Jumlah penduduk | 5,749 (2010)[1] | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Asal-usul
Binuang
Di dalam kamus bahasa Minangkabau binuang diartikan menjadi 2 buah arti yaitu pertama binuang adalah pohon yang kayunya lunak dan ringan. Sedangkan arti yang kedua adalah sebutan bagi kerbau yang hitam dan besar dalam cerita kaba Cindua Mato. Namun demikian binuang dalam cerita asal-usul nama tempat (daerah) ini adalah pohon yang berukuran besar. Daerah ini dulunya menurut cerita adalah daerah jajahan waktu pergolakan dengan Belanda dan di sana ada balai pertemuan bagi kaum pribumi untuk berunding membicarakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Kemudian di dekat balai pertemuan itu terdapat satu pohon yang sangat besar melebihi besar ukuran dari pohon beringin yang bernama pohon binuang. Jadi, penamaan daerah Binuang ini termasuk ke dalam motif tumbuhan.[2]
Kampuang Dalam
Kampuang dalam dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Kampung Dalam. Berdasarkan ceritanya, dulu daerah ini merupakan daerah yang sunyi dan sangat sulit untuk ditempuh. Banyak orang-orang yang tidak mengetahui akses jalan ke sana apalagi Belanda. Oleh karena itu, daerah Kampuang Dalam ini dapat dimasukkan ke dalam motif geografis karena letak/posisi daerahnya terpelosok jauh ke dalam dari daerah yang lain.[2]
Kampung Pariuk
Kampuang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan yaitu kampung, dan pariuk adalah salah satu nama benda yang merupakan peralatan rumah tangga yaitu panci. Menurut ceritanya daerah ini sangat sering didatangi oleh kolonial Belanda dengan maksud untuk mengganggu masyarakat yang tinggal di sana. Karena masyarakat merasa tertindas dan mencoba melawan Belanda dengan pariuk (panci) yang dijadikan senjata untuk melawan Belanda tersebut. Dari cerita di atas nama tempat (daerah) Kampuang Pariuk ini termasuk ke dalam motif geografis dan nama benda yang terlihat dari cerita tersebut yaitu letak/posisinya di kampung dan pariuk merupakan benda untuk dijadikan senjata.[2]
Referensi
- ^ Population of Indonesia by Village, 2010. Dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik sebagai hasil dari sensus penduduk 2010
- ^ a b c Putra, Adhitya Sapta (2014). "ASAL-USUL NAMA TEMPAT (DAERAH) DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG (DOKUMENTASI DAN KLASIFIKASI)". HANTARAN. 3 (1).