Pembelajaran tematik

Revisi sejak 4 Agustus 2021 16.47 oleh Tekkadan (bicara | kontrib)

Pembelajaran tematik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di kemas dalam bentuk tema.[1] Menurut Sutirjo dan Mamik, pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.[2]

Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya Kurikulum 2013 di Indonesia. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar.[3]

Karakteristik Pembelajaran Tematik

  1. Berpusat pada peserta didik
  2. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
  3. Mata pelajaran menyatu dalam sebuah tema
  4. Konsep dari berbagai mata pelajaran tersaji dalam satu proses pembelajaran bermakna
  5. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.[1]

Prinsip-prinsip pembelajaran tematik

  1. Peserta didik aktif untuk mencari tahu
  2. Pembahasan pembelajaran diarahkan pada tema yang paling sesuai dengan kehidupan peserta didik
  3. Terdapat tema utama
  4. Sumber belajar luas (tidak terbatas pada buku)
  5. Peserta didik dapat belajar baik secara mandiri maupun kelompok
  6. Pendidik harus menyusun rencana pembelajaran dan melakanakan pembelajarna yang mampu mengakomodasi semua siswa
  7. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarakan tersendiri
  8. Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
  9. Pembelajaran tematik bukan merupakan bagian dalam urutan pembelajaran tetapi merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar[4]

Tujuan Pembelajaran Tematik

  1. Memudahkan peserta didik memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
  2. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih dalam dan berkesan
  3. Mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik dengan mengaitkan berbagai muatan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik
  4. Menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata
  5. Peserta didik merasakan mafaat dan makna belajar yang lebih dalam dengan materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas
  6. Pendidik dapat menghemat waktu karena muatan mata pelajaran disajikan secara terpadu
  7. Menumbuhkembangkan budi pekerti dan moral peserta didik dengan menyisipkan nilai-nilai moral pada materi pelajaran sesuai situasi dan kondisi[3]
  1. ^ a b PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD (PDF). Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. hlm. 13. 
  2. ^ Hidayah, Nurul (1 Juni 2015). "PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR". TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2 (p-ISSN 2355-1925): 36. 
  3. ^ a b Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilaian). Jakarta: Rajawali Pers. Oktober 2016. hlm. 141. ISBN 978-979-769-845-4. 
  4. ^ "Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu". Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar. 30 September 2019. Diakses tanggal 5 Agustus 2021.