Pembelajaran tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang mengaitkan beberapa materi pelajaran pada beberapa mata pelajaran menjadi satu kesatuan yang kemudian di kemas dalam bentuk tema.[1] Menurut Sutirjo dan Mamik, pembelajaran tematik adalah bentuk usaha pengintegrasian pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terkandung dalam pembelajaran dengan menggunakan sebuah tema.[2]
Pembelajaran tematik mulai digunakan sejak diimplementasikannya Kurikulum 2013 di Indonesia. Pembelajaran tematik terpadu merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Dasar.[3]
Karakteristik Pembelajaran Tematik
- Berpusat pada peserta didik
- Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
- Mata pelajaran menyatu dalam sebuah tema
- Konsep dari berbagai mata pelajaran tersaji dalam satu proses pembelajaran bermakna
- Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.[1]
Prinsip-prinsip pembelajaran tematik
- Peserta didik aktif untuk mencari tahu
- Pembahasan pembelajaran diarahkan pada tema yang paling sesuai dengan kehidupan peserta didik
- Terdapat tema utama
- Sumber belajar luas (tidak terbatas pada buku)
- Peserta didik dapat belajar baik secara mandiri maupun kelompok
- Pendidik harus menyusun rencana pembelajaran dan melakanakan pembelajarna yang mampu mengakomodasi semua siswa
- Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan dapat diajarakan tersendiri
- Memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik
- Pembelajaran tematik bukan merupakan bagian dalam urutan pembelajaran tetapi merupakan bentuk pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kompetensi dasar[4]
Tujuan Pembelajaran Tematik
- Memudahkan peserta didik memusatkan perhatian pada satu tema atau topik
- Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih dalam dan berkesan
- Mengembangkan kompetensi berbahasa peserta didik dengan mengaitkan berbagai muatan mata pelajaran dengan pengalaman peserta didik
- Menjadikan peserta didik lebih bersemangat dalam belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata
- Peserta didik merasakan mafaat dan makna belajar yang lebih dalam dengan materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas
- Pendidik dapat menghemat waktu karena muatan mata pelajaran disajikan secara terpadu
- Menumbuhkembangkan budi pekerti dan moral peserta didik dengan menyisipkan nilai-nilai moral pada materi pelajaran sesuai situasi dan kondisi[3]
- ^ a b PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD (PDF). Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 2009. hlm. 13.
- ^ Hidayah, Nurul (1 Juni 2015). "PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF DI SEKOLAH DASAR". TERAMPIL Pendidikan dan Pembelajaran Dasar. 2 (p-ISSN 2355-1925): 36.
- ^ a b Pembelajaran Tematik Terpadu (Teori, Praktik dan Penilaian). Jakarta: Rajawali Pers. Oktober 2016. hlm. 141. ISBN 978-979-769-845-4.
- ^ "Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu". Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar. 30 September 2019. Diakses tanggal 5 Agustus 2021.