Kreman, Warureja, Tegal

desa di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah

[[Kategori:Warureja, {{{nama dati2}}}|Kreman]] [[Kategori:Desa di {{{dati2}}} {{{nama dati2}}}]]

Kreman
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
Kecamatan[[Warureja, {{{nama dati2}}}|Warureja]]
Kode Kemendagri33.28.17.2011 Edit nilai pada Wikidata
Luas7km²
Jumlah penduduk6000 jiwa
Kepadatan200jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 6°55′39″S 109°18′22″E / 6.92750°S 109.30611°E / -6.92750; 109.30611


Kreman merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang terbagi menjadi 2 wilayah yaitu dukuh Wanagopa dan dukuh Kreman Terletak di Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Berjarak ± 4,5 KM di barat daya pusat Kecamatan Warureja. Dukuh Wanagopa juga berada di perbatasan antara Kecamatan Warureja dan Suradadi. Letak yang strategis dengan tiga sungai yang mengalir di dalamnya, antara lain : Sungai Kunci, Sungai Pedati, dan Sungai Jimat, membuat mayoritas penduduk Kreman memilih bekerja sebagai petani.

Salah satu wilayah di Desa Kreman yaitu Dukuh Wanagopa memiliki salah satu peninggalan sejarah yaitu Makam Kyai Hasan atau yang dikenal warga setempat dengan nama Mbah Wana. Menurut sejarah, Kyai Hasan merupakan anak kedua dari Pangeran Diponegoro dari istri keempatnya, yaitu Raden Ayu Manduretno. Kyai Hasan memiliki nama lain Raden Mas Raib atau Pangeran Hasan. Pada saat perang Diponegoro berlangsung Kyai Hasan berumur 9 tahun, beliau sering membantu ayah dan kakak kandungnya yang bernama Mas Joned. Akhirnya mereka ditangkap oleh pihak Belanda pada tanggal 18 Maret 1830 dan diasingkan ke Ambon. Namun pada tahun 1848, Kyai Hasan pun kembali ke tanah Jawa atas seizin Van den Bosch, kemudian beliau mengembara sembari menyebarkan agama Islam di sekitar lereng Gunung Slamet, dan sampailah di sebuah Desa yang ketika itu sudah dibangun oleh Mbah Ibrohim seorang pendatang dari Desa Bumiharja pada tahun 1870. Kemudian desa itu diberi nama Wanagopa. Menurut Bapak Abdul Salam, S.Ag sejarawan wanagopa mengatakan bahwa Wanagopa berasal dari dua kata yaitu Wana dan Gopak. Wana berarti hutan dan Gopak berarti petak, jadi disimpulkan bahwa Wanagopa dibuat dengan menebang hutan secara berpetak-petak. Selain itu nama Wanagopa merupakan bentuk penghargaan Mbah Ibrohim kepada Kyai Hasan/Mbah Wana. Disisa hidupnya Kyai Hasan menghabiskan waktunya dengan mendekatkan diri pada Allah. Pada tahun 1896-an beliau wafat dan dimakamkan di Dukuh Wanagopa, Desa Kreman, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal. Tetapi beberapa pihak mengatakan bahwa Kyai Hasan meninggal di Panggung Tegal. Namun kenyataannya, makam Kyai Hasan sendiri berada di Dukuh Wanagopa, Desa Kreman.

Wilayah administrasi

Desa Kreman terbagi menjadi dua pedukuhan. Pedukuhan yang pertama adalah Kreman sendiri, sedangkan yang kedua dukuh Wanagopa. Desa kreman terletak di sebelah barat kantor kecamatan kurang lebih 3 km ke arah barat.

Batas

Desa kreman berbatasan dengan desa Sigentong di sebelah selatan, kecamatan Suradadi di sebelah barat, desa Sukareja di sebelah utara, dan desa Kendayakan di sebelah timur.

Pranala luar