Indika Group

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 26 September 2021 21.28 oleh Jartya (bicara | kontrib)

Indika Group merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang media, peralatan, properti, pertambangan, dan infrastruktur yang berpusat di Setiabudi, Jakarta Selatan, Indonesia yang didirikan pada tahun 1996.

PT Indika Inti Mandiri
Swasta
IndustriKonglomerat
Didirikan1 Maret 1996
PendiriAgus Lasmono Sudwikatmono
Kantor pusatSetiabudi, Jakarta Selatan, Indonesia
Tokoh kunci
Agus Lasmono Sudwikatmono (Chiarman)
Arsjad Rasjid (co-CEO)
Richard Muljadi (co-CEO)
Produk
Anak usahaNet Visi Media
Indika Multimedia
Indika Energy
Situs webwww.indikagroup.co.id
Logo Indika Group (1996-2012)

Indika awalnya merupakan singkatan dari Industri Media dan Informatika. Sesuai namanya, Indika yang dirintis oleh salah satu putra konglomerat terbesar di era Orde Baru, Sudwikatmono yaitu Agus Lasmono Sudwikatmono ini awalnya hanya berbisnis di bidang hiburan dan media massa, seperti rumah produksi sinetron dan film dengan nama Indika Entertainment, radio dengan nama Indika FM dan beberapa perusahaan lainnya sejak 1996.[1] Bisnis Agus ini berada dalam manajemen yang terpisah dengan perusahaan ayahnya.

Bisnis Indika Group mulai membesar pasca Sudwikatmono (Dwi), ayah Agus, mengalami masalah akibat efek krisis ekonomi 1997-1998 di Indonesia. Perusahaan Dwi, yang awalnya ada di bawah bendera Subentra dan Dwi Golden Graha kemudian mengalami restrukturisasi. Salah satu bentuk restrukturisasi adalah dengan menghilangnya dua perusahaan induk tersebut. Kemudian, perusahaan-perusahaan Dwi (dan putri-putrinya), diserahkan sebagai anak usaha Indika, menjadikannya induk baru dari kerajaan bisnis Dwi.[2] Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2005 ke keluarga Sariaatmadja, saham Dwi di induk stasiun televisi SCTV, PT Surya Citra Media Tbk sudah berada di tangan anak perusahaan Indika bernama PT Indika Multimedia.[3] Begitu juga misalnya PT Cikarang Listrindo yang dulu dimiliki Dwi sejak 1990, bisnis adik-adik Agus, Martina (Planet Hollywood, World Music, Fabrice, Alesandro Nannini, Lawry's), Miani (Toy's R Us, Tony Roma's, Bali Marine) dan Tri Hanurita (Indo Entertainment Productions) juga kemudian dialihkan ke Indika.[4]

Pada 2004, perusahaan ini masuk ke industri batubara dengan mengakuisisi PT Kideco Jaya Agung dengan harga senilai US$ 150 juta.[5] Ditambah dengan pengembangan usaha, lewat anak usahanya PT Indika Inti Energi, pada 2007 Indika tercatat merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar dalam negeri.[6] Selain itu, Indika sempat terjun ke bisnis petrokimia dengan membeli Petrokimia Nusantara Interindo, namun dijual kembali setelah dimiliki secara singkat. Lalu, bisnis Indika terus berkembang misalnya dengan mengakuisisi Petrosea pada 2009,[7] dan dengan bisnis batubara dan pertambangannya, perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang cukup besar di Indonesia.

Walaupun saat ini sudah memiliki bisnis raksasa di bidang pertambangan dan sumber daya alam, Agus tidak melupakan bisnis media yang dahulu pernah dijalaninya. Setelah melepaskan saham minoritas (14,2%) di SCTV pada 2005, Indika kemudian masuk kembali ke dunia penyiaran pada 2013 dengan menggandeng Wishnutama di bawah bendera PT Net Mediatama Televisi.[1] Selain itu, Indika juga masih memegang kepemilikan di perusahaan radio seperti Indika FM.

Unit usaha

  • PT Indika Siar Sarana (Indika Broadcasting System)
  • PT Multi Kanal Media (Qubicle)
  • PT Indika Energy Tbk
    • PT Indika Mitra Energi
    • PT Kideco Jaya Agung (Kideco)
    • PT Santan Batubara
    • PT Multi Tambangjaya Utama
    • PT Mitra Energi Agung
    • PT Petrosea Tbk
      • PT Petrosea Offshore Supply Base
    • PT Tripatra Engineers and Constructors (Tripatra)
      • PT Sea Bridge Shipping Indonesia (SBS)
      • PT Cotrans Asia Indonesia (Cotrans)
    • PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS)
      • PT Mitra Swire CTM
      • PT Mitra Alam Segera Sejati
      • Mitrabahtera Segera Sejati Pte Ltd
      • PT Mitra Jaya Offshore
      • PT Mitra Hartono Sejati
    • PT Cirebon Electric Power
    • PT Kuala Pelabuhan Indonesia
    • PT Indika Energy Trading (Indika Trading)
    • PT Indika Logistic and Support Services (Indika Logistics)
    • PT Indika Indonesia Resources (Indika Resources)

Mantan perusahaan

  • PT Indika Cipta Mandiri (Indika Pictures) (ditutup pada tahun 2012)
  • PT Indika Cipta Media (Indika Entertainment) (ditutup pada tahun 2009)
  • PT Indika Cipta Kreasi (Indika Productions) (ditutup pada tahun 2018)
  • PT Indika Telemedia Mobile (Visitel) (ditutup pada tahun 2016)
  • PT Indika Peranti Solusindo (digabungkan dengan PT Jati Piranti Solusindo (Jatis Solutions) pada tahun 2013)
  • PT Inoveit Mitra Utama (Inovetra) (ditutup pada tahun 2019)
  • PT Megatech Engineering (ditutup pada tahun 2019)
  • PT Overseas Outsource (digabungkan dengan PT Outsource Indonesia pada tahun 2016)
  • PT Indika Toll Cipta Marga (Indika Toll Road) (digabungkan dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk pada tahun 2016)

Referensi

Pranala luar