Masjid Sultan Ahmed

masjid di Turki
Revisi sejak 13 November 2022 09.31 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes)

Masjid Sultan Ahmed (bahasa Turki: Sultanahmet Camii) adalah sebuah masjid di Istanbul, kota terbesar di Turki dan merupakan ibu kota Kesultanan Utsmaniyah ( dari 1453 sampai 1923). Masjid ini dikenal dengan juga dengan nama Masjid Biru karena pada masa lalu interiornya berwarna biru.

Masjid Sultan Ahmed
PetaKoordinat: 41°0′19.3864″N 28°58′36.5689″E / 41.005385111°N 28.976824694°E / 41.005385111; 28.976824694
Agama
AfiliasiIslam Sunni
Lokasi
LokasiIstanbul, Turki
Masjid Sultan Ahmed di Turki
Masjid Sultan Ahmed
Lokasi di Turki
Koordinat41°00′19″N 28°58′37″E / 41.0053851°N 28.9768247°E / 41.0053851; 28.9768247
Arsitektur
ArsitekSedefkâr Mehmed Ağa
TipeMasjid
Gaya arsitekturIslam, Ottoman klasik akhir
Rampung1616
Spesifikasi
Kapasitas10,000
Panjang73 m (240 ft)
Lebar65 m (213 ft)
Tinggi luar kubah43 m (141 ft)
Diameter dalam kubah2.350 m (7.710 ft)[1]
Menara6
Tinggi menara64 m (210 ft)

Sejarah

Masjid ini dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I, yang kemudian menjadi nama masjid tersebut. Ia dimakamkan di halaman masjid. Masjid ini terletak di kawasan tertua di Istanbul, di mana sebelum 1453 merupakan pusat Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantin/Bizantium, yang berada di dekat situs kuno Hippodrome, serta berdekatan juga dengan apa yang dulunya bernama Gereja Kristen Kebijaksanaan Suci (Hagia Sophia) yang diubah fungsinya menjadi museum dan sekarang kembali difungsikan sebagai masjid.

Jaraknya cukup dekat dengan Istana Topkapı, tempat kediaman para Sultan Utsmaniyah sampai tahun 1853 dan tidak jauh dari pantai Bosporus. Dilihat dari laut, kubah dan menaranya mendominasi cakrawala kota Istanbul.

Masjid ini dikenal dengan nama Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Akan tetapi, cat biru tersebut bukan merupakan bagian dari dekor asli masjid, maka cat tersebut dihilangkan. Sekarang, interior masjid ini tidak terlihat berwarna biru.

Arsitek Masjid Sultan Ahmed, Sedefhar Mehmet Aga, diberi mandat untuk tidak perlu berhemat biaya dalam penciptaan tempat ibadah umat Islam yang besar dan indah ini. Struktur dasar bangunan ini hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter. Seperti halnya di masjid lain pada umumnya, masjid ini diarahkan sedemikian rupa sehingga orang yang melakukan Salat menghadap ke kiblat (Makkah), dengan mihrab berada di depan.

Galeri

Referensi

  1. ^ Encyclopedia of architectural and engineering feats, Donald Langmead, Christine Garnaut, page 322, 2001

Pranala luar