Jas (bahasa Belanda: jas) adalah pakaian resmi model Eropa, berlengan panjang dan dipakai di luar kemeja. Setelan jas (bahasa Inggris: suit) atau hanya disebut setelan sedikitnya terdiri dari sebuah jas dan sebuah celana panjang yang dibuat dari kain yang sama. Berdasarkan jumlah baris kancing di bagian depan, jas terdiri dari jas kancing sebaris (single breasted) dan jas kancing dua baris (double breasted).

Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Presiden AS Barack Obama mengenakan jas

Dalam bahasa Inggris, istilah jacket juga mengacu kepada jas launs (lounge suit) atau jas malam (evening suit), dan bukan pengertian jaket dalam bahasa Indonesia (jaket olahraga atau jaket kulit).

Jas launs adalah model jas standar yang paling umum, dulunya berasal dari Inggris sebagai pakaian untuk berkegiatan di alam bebas.[1] Bila hanya disebut jas, maka jas yang dimaksudkan adalah setelan jas model standar (jas launs) lengkap dengan kemeja dan dasi, dan biasanya dipakai pria bekerja di kantor.

Bila dalam undangan disebutkan kode busana black tie, maka pria diminta memakai jas resmi yang disebut tuksedo. Jas diner (dinner suit, sebutan di Britania) atau tuksedo (tuxedo atau tails, sebutan di Amerika Serikat dan Kanada) adalah setelan jas resmi berwarna hitam, bagian belakang jas berbuntut, dan dipakai bersama dasi kupu-kupu hitam dan kemeja putih. Kode busana black tie bukan berarti jas standar warna gelap dengan dasi hitam.

Tuksedo dulunya merupakan alternatif dari mengenakan jas berbuntut (dress coat). Sementara itu, jas yang dipakai bekerja di kantor merupakan pengganti dari jas panjang (frock coat) dan jas pagi (morning coat), atau setelan pagi (morning suit).

Blazer adalah sejenis jas santai untuk pria dan wanita yang di bagian saku depan sering diberi lambang dari sekolah atau organisasi, dan sering dipakai sebagai seragam. Dalam bahasa Indonesia, blazer hanya sering mengacu kepada sejenis jas untuk wanita yang dipakai di luar blus atau kemeja dengan bawahan berupa rok, kulot, atau celana panjang.

Variasi desain jas, model, jenis kain, rompi, dan jumlah baris kancing di bagian depan menunjukkan fungsi sosial dan kegunaan pakaian. Sejak dulu hingga sekarang, jas umumnya dipakai sewaktu mengenakan kemeja berkerah dan dasi.[2] Hingga sekitar 1960-an, pria memakai topi ketika berada di luar ruang.

Berdasarkan jumlah kancingnya jas dapat dikelompokkan kedalam dua macam kategori, pertama jas dengan potongan double-breasted dan yang kedua jas dengan potongan single-breasted.

  • Single breasted merupakan model potongan jas yang dilengkapi dengan satu baris kancing di bagian depan sebagai penutup bukaan jas.[3]
  • Double breasted merupakan model potongan jas yang dilengkapi dengan dua baris kancing di bagian bukaan depan. Satu lajur kancing sebagai pengencang dan selebihnya sebagai hiasan.[3]

Berdasarkan bentuk belahan atau vent yang terdapat pada bagian belakangnya, jas dapat dibagi kedalam dua macam kategori. Pertama dalam bentuk single vent dan yang kedua dalam bentuk double vent.

  • Single vent merupakan jenis belahan jas yang terletak di bagian tengah belakang.[4]
  • Double vent merupakan jenis belahan jas yang terletak di bagian belakang kanan dan kiri jas.[4]

Belahan pada bagian belakang jas sendiri berfungsi untuk memudahkan pemakainya saat bergerak terutama saat mengambil dompet di saku belakang celana.

Seperti halnya semua jenis pakaian, jas dulunya hanya dijahit oleh tailor berdasarkan pesanan. Ketika ingin membuat jas, orang datang ke tailor untuk diukur, memilih bahan, dan menentukan model. Sejak Revolusi Industri, jas diproduksi massal dalam berbagai ukuran dan dijual sebagai pakaian jadi. Penjahit misalnya hanya perlu menyesuaikan ujung bawah pipa celana dengan tinggi badan pemakai. Jas sekarang ini umumnya dijual dalam tiga bentuk:

  • Jas dibuat atas dasar pesanan, sebelum bahan dipotong, penjahit membuat pola jas agar pas badan;
  • Jas menurut ukuran yang dimodifikasi sesuai ukuran badan pemesan berdasarkan pola dan pilihan kain yang ada;
  • Jas siap pakai yang harganya relatif tidak mahal.[5]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Antongiavanni (2006). p. 74
  2. ^ Flusser (2002). p. 146
  3. ^ a b fitinline.com. Diterbitkan tanggal 07 September 2016. Diakses tanggal 16 Desember 2021. Mengenal Detail Potongan Jas.
  4. ^ a b fitinline.com. Diterbitkan tanggal 08 September 2016. Diakses tanggal 16 Desember 2021. 2 Bentuk Belahan Bagian Belakang Jas.
  5. ^ Antongiavanni (2006). p. 35

Lihat pula

Pranala luar