Sejarah teori molekul
Sejarah teori molekul merupakan penelusuran asal-usul konsep atau gagasan dengan adanya antara dua atom atau lebih dengan ikatan kimia yang kuat.
Di zaman ke-19, teori molekul ini telah diterima oleh para kimiawan.[1]
Ilmu yang mempelajari tentang molekul disebut fisika/kimia molekuler. Hal ini juga bergantung pada jenis/fokus kajiannya.
Sebuah molekul bisa terdiri dari atom-atom yang memiliki unsur yang sama atau tidak sama. Misalnya, untuk unsur yang sama seperti oksigen (O2), sedangkan unsur yang tidak sama yaitu seperti air (H2O).
Pengertian/definisi dari molekul itu sendiri telah berubah seiring perkembangan pengetahuan dengan struktur molekul. Definisi pertama memberikan pengertian molekul sebagai partikel kecil bahan-bahan kimia yang masih mempertahankan sifat kimiawinya dan komposisinya.
Pengertian Molekul
Molekul merupakan kesatuan dan sekumpulan yang terikat dan mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika yang khas.[2] Molekul tersebut ada karena atom-atom, yaitu jika atom terasosiasi dengan atom sejenisnya atau yang lain, maka akan terbentuk suatu molekul. Gabungan antar atom/unsur yang sejenis maka akan menghasilkan molekul unsur, sedangkan gabungan antar atom/unsur yang berbeda, akan terbentuk molekul senyawa.
Dalam biokimia dan kimia organik, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga biomolekul dan kimia organik ketika bermuatan diasumsikan sebagai molekul.
Ciri-ciri Molekul
Molekul memiliki panjang sekitar 1 per miliyar cm. Benda yang memiliki panjang dengan ukuran 1 cm, memiliki 1.000.000.000 molekul.
Ukuran Molekul
Molekul memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Hidrogen diatomik (H2) merupakan molekul terkecil, sedangkan molekul yang sangat mulia ialah supermolekul atau makromolekul. Ukuran molekul yang terpantau dalam larutan merupakan jari-jari molekul yang efektif.
Geometri Molekul
Geometri molekul hadir dalam wujud tetap dengan kondisi kesetimbangan. Dua faktor penting yang menentukan sifat-sifat senyawa yaitu struktur molekul dan rumus kimia. Salah satu jenis isomer yang hadir dengan sifat kimia dan fisika yang sangat mirip namun sifat aktivitas biokimia yang berbeda disebut stereoisomer.
Rumus Molekul
Rumusan molekul[3] ini juga sudah berubah seiring dengan semakin sempurnanya struktur molekul.
Jumlah bahan materi seperti logam, garam dan bebatuan yang tersusun atas jaringan ion dan atom dan terikat secara kimiawi inilah yang membuat rumusan molekul sering kali tidak bisa untuk dipertontonkan.
Rumus empiris merupakan sebuah senyawa yang menunjukkan perbandingan nilai yang sederhana terkait unsur-unsur senyawa. Sebagai contoh, etanol memiliki nilai perbandingan yang sama dengan dimetil eter. Adapun pengertian dari isomer adalah molekul yang jumlah atom penyusunnya sama tetapi susunannya tidak sama.
Perlu diingat, bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan terhadap atom-atom penyusun molekul serta tidak memberikan nilai pada jumlah atom.
Teori Bentuk Molekul
1. Teori VSEPR
Teori ini menjelaskan bahwa pasangan elektron dalam ikatan kimia atau yang tidak dipakai bersama, saling tolak menolak dan cenderung saling berjauhan. Teori ini juga menggambarkan bahwa arah pasangan elektron terhadap inti atom.
2. Teori Domain Elektron
Teori ini adalah penyempurnaan dari teori VSEPR. Dimana daerah/kedudukan domain elektron ditentukan berdasarkan jumlah domain. Selaim itu, teori ini juga memiliki prinsip yaitu: Jika antar domain elektron di atom pusat saling tolak menolak, akan dilakukan sedemikian rupa dalam mengatur diri sehingga tolak menolak tersebut bersifat minimum.
Selain itu, bentuk molekul hanya dapat ditentukan pada PEI (Pasangan Elektron Ikatan ).
Referensi
- ^ Yamin, Mohammad. "Molekul". http://p2k.unimus.ac.id. Diakses tanggal 7 September 2021. Hapus pranala luar di parameter
|website=
(bantuan) - ^ "Atom dan Molekul Berdasarkan Ilmu Kimia dan Perspektif Al-Qur'an". Lantanida Journal. 2 (2): 125. 2014.
- ^ Diniari, Embun Bening. "Bentuk Molekul dan Definisinya". www.ruangguru.com. Diakses tanggal 2021-09-07.