Sejarah teori molekul

Revisi sejak 9 September 2021 08.51 oleh Ayu Ratnasa (bicara | kontrib) (Menambahkan paragraf.)

Sejarah teori molekul merupakan penelusuran asal-usul konsep atau gagasan dengan adanya antara dua atom atau lebih dengan ikatan kimia yang kuat.

Di zaman ke-19, teori molekul ini telah diterima oleh para kimiawan.[1]

Sebuah molekul bisa terdiri dari atom-atom yang memiliki unsur yang sama atau tidak sama. Misalnya, untuk unsur yang sama seperti oksigen (O2), sedangkan unsur yang tidak sama yaitu seperti air (H2O).

Pengertian Molekul

akan menghasilkan molekul unsur, sedangkan gabungan antar atom/unsur yang berbeda, akan terbentuk molekul senyawa.

Pengertian/definisi dari molekul itu sendiri telah berubah seiring perkembangan pengetahuan dengan struktur molekul. Definisi pertama memberikan pengertian molekul sebagai partikel kecil bahan-bahan kimia yang masih mempertahankan sifat kimiawinya dan komposisinya.

Dalam biokimia dan kimia organik, istilah molekul digunakan secara kurang kaku, sehingga biomolekul dan kimia organik ketika bermuatan diasumsikan sebagai molekul.

Molekul memiliki panjang sekitar 1 per miliyar cm. Benda yang memiliki panjang dengan ukuran 1 cm, memiliki 1.000.000.000 molekul.

Ukuran Molekul

Molekul memiliki ukuran yang sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat hanya dengan mata telanjang. Hidrogen diatomik (H2) merupakan molekul terkecil, sedangkan molekul yang sangat mulia ialah supermolekul atau makromolekul. Ukuran molekul yang terpantau dalam larutan merupakan jari-jari molekul yang efektif.

Geometri Molekul

Geometri molekul hadir dalam wujud tetap dengan kondisi kesetimbangan. Dua faktor penting yang menentukan sifat-sifat senyawa yaitu struktur molekul dan rumus kimia. Salah satu jenis isomer yang hadir dengan sifat kimia dan fisika yang sangat mirip namun sifat aktivitas biokimia yang berbeda disebut stereoisomer.

Abad ke-17

Leucippus , Democritus , dan Epicurus memberikan pandangan terkait konektivitas dan bentuk atom. Mereka memberikan alasan bahwa atom-atom yang terlibat dapat mempengaruhi kekokohan materi.

Rumusan molekul[2] ini juga sudah berubah seiring dengan semakin sempurnanya struktur molekul.

Jumlah bahan materi seperti logam, garam dan bebatuan yang tersusun atas jaringan ion dan atom dan terikat secara kimiawi inilah yang membuat rumusan molekul sering kali tidak bisa untuk dipertontonkan.

Perlu diingat, bahwa rumus empiris hanya memberikan nilai perbandingan terhadap atom-atom penyusun molekul serta tidak memberikan nilai pada jumlah atom.

Teori Bentuk Molekul

1. Teori VSEPR

Teori ini menjelaskan bahwa pasangan elektron dalam ikatan kimia atau yang tidak dipakai bersama, saling tolak menolak dan cenderung saling berjauhan. Teori ini juga menggambarkan bahwa arah pasangan elektron terhadap inti atom.

2. Teori Domain Elektron

Teori ini adalah penyempurnaan dari teori VSEPR. Dimana daerah/kedudukan domain elektron ditentukan berdasarkan jumlah domain. Selaim itu, teori ini juga memiliki prinsip yaitu: Jika antar domain elektron di atom pusat saling tolak menolak, akan dilakukan sedemikian rupa dalam mengatur diri sehingga tolak menolak tersebut bersifat minimum.

Selain itu, bentuk molekul hanya dapat ditentukan pada PEI (Pasangan Elektron Ikatan ).


Referensi

  1. ^ Yamin, Mohammad. "Molekul". http://p2k.unimus.ac.id. Diakses tanggal 7 September 2021.  Hapus pranala luar di parameter |website= (bantuan)
  2. ^ Diniari, Embun Bening. "Bentuk Molekul dan Definisinya". www.ruangguru.com. Diakses tanggal 2021-09-07.