Tim nasional sepak bola Italia
Tim nasional sepak bola Italia (bahasa Italia: Nazionale di calcio dell'Italia) telah 18 kali ikut dalam Piala Dunia FIFA. Mereka absen hanya pada 1930, 1958 dan 2018. Mereka juga merupakan juara bertahan Kejuaraan Piala Eropa 2020.
Julukan | Gli Azzurri (Biru) | ||
---|---|---|---|
Asosiasi | Federasi Sepak Bola Italia (Federazione Italiana Giuoco Calcio – FIGC) | ||
Konfederasi | UEFA (Eropa) | ||
Pelatih | Roberto Mancini | ||
Kapten | Giorgio Chiellini | ||
Penampilan terbanyak | Gianluigi Buffon (176) | ||
Pencetak gol terbanyak | Luigi Riva (35) | ||
Kode FIFA | ITA | ||
Peringkat FIFA | |||
Terkini | 10 (19 September 2024)[1] | ||
Tertinggi | 1 (November 1993, Februari 2007, April–Juni 2007, September 2007) | ||
Terendah | 21 (Agustus 2018) | ||
Peringkat Elo | |||
Terkini | 12 5 (19 Januari 2024)[2] | ||
| |||
Pertandingan internasional pertama | |||
Italia 6–2 Prancis (Milan, Italia; 15 Mei 1910) | |||
Kemenangan terbesar | |||
Italia 9–0 Amerika Serikat (Brentford, Inggris; 2 Agustus 1948) | |||
Kekalahan terbesar | |||
Hungaria 7–1 Italia (Budapest, Hongaria; 6 April 1924) | |||
Piala Dunia | |||
Penampilan | 18 (Pertama kali pada 1934) | ||
Hasil terbaik | Juara (1934, 1938, 1982, 2006) | ||
Piala Eropa | |||
Penampilan | 10 (Pertama kali pada 1968) | ||
Hasil terbaik | Juara (1968 2020|2020) | ||
Piala Konfederasi | |||
Penampilan | 2 (Pertama kali pada 2009) | ||
Hasil terbaik | Posisi ketiga (2013) | ||
Rekam medali |
Federasi Sepak Bola Italia (Federazione Italiana Giuoco Calcio; FIGC) berdiri pada 1898 dan bergabung dengan FIFA pada 1905. Italia dan Jerman adalah negara setelah Brasil yang paling sering menjuarai kejuaraan bergengsi Piala Dunia dengan empat raihan trofi. Masing-masing diraih pada tahun 1934, 1938, 1982 dan 2006. Selain itu, pada 1968 Italia juga berhasil menjuarai Piala Eropa sebagai satu-satunya raihan trofi Henri Delauney yang pernah direbut. Tim Italia dijuluki Gli Azzurri atau "si biru langit" mengacu pada kostum utama mereka yang berwarna biru.
Prestasi Awal
Tim nasional Italia pertama kali mencuat secara internasional pada tahun 1934 seiring dengan gelaran Piala Dunia yang diadakan di sana. Italia, yang saat itu di bawah komando Benito Mussolini berhasil meraih trofi mereka dengan bantuan beberapa Oriundi, atau pemain keturunan Italia yang pernah membela negara lain, terutama Argentina ada yang unik di Tim Italia yaitu 9 dari 11 pemain yang membela Gli Azzuri berasal dari klub Juventus seperti Giampiero Combi, Virginio Rosetta, Luigi Bertolini, Felice Borel, Umberto Caligaris, Giovanni Ferrari, Luis Monti, Raimundo Orsi dan Mario Varglien.
Empat tahun berselang Italia berhasil mempertahankan gelar dalam hajatan yang diadakan di Prancis. Sukses beruntun Italia tersebut tak lepas dari peran pelatih Vitorio Pozzo dan kapten tim Giuseppe Meazza. Sayangnya, Perang Dunia II memupus harapan Italia untuk mencetak hattrick setelah dibatalkannya Piala Dunia 1942. Menjelang Piala Dunia 1950, Italia mempunyai tim yang dihormati di kancah Eropa, di mana mayoritas pemainnya berasal dari klub Torino dengan bintangnya Valentino Mazzola. Sayangnya, sebuah kecelakaan pesawat merampas nyawa seluruh punggawa klub Torino, yang juga berarti mengurangi kekuatan Italia secara signifikan di ajang Piala Dunia yang digelar di Brasil pada 1950.
Trofi Eropa
Selepas tragedi tersebut, Italia tidak pernah berprestasi maksimal. Beberapa ajang Piala Dunia bahkan mencatat sejarah buruk Azzurri, di antaranya yang dikenal dengan "Battle of Santiago" pada Piala Dunia 1962 di Cili. Partai antara tuan rumah Cili dan Italia tersebut dikenang sebagai salah satu partai terbrutal dalam sejarah Piala Dunia menyusul banyaknya insiden antar pemain. Kekalahan memalukan selanjutnya adalah ketika Italia tersisih di tangan wakil Asia, Korea Utara di ajang Piala Dunia 1966 di Inggris.
Baru pada 1968, melalui pemain seperti Sandro Mazzola (putra dari Valentino Mazzola), Luigi Riva dan Omar Sivori, Italia merebut gelar prestisus Kejuaraan Eropa setelah mengalahkan Yugoslavia dalam partai puncak. Keberuntungan menaungi Italia ketika di semifinal mereka menyisihkan tim kuat Uni Sovyet melalui undian koin!
Tim yang memenangi Euro 1968 tersebut dipertahankan pada Piala Dunia 1970 di Meksiko. Italia melaju ke final setelah melewati partai yang dikenang sebagai pertandingan terbaik sepanjang masa oleh World Soccer Diarsipkan 2007-11-20 di Wayback Machine. melawan Jerman Barat yang dimenangi Italia dengan skor 4-3 setelah melewati dua kali perpanjangan waktu. Di final, Italia takluk di tangan tim Samba, Brasil, yang diperkuat bintang seperti Pele, Carlos Alberto dan sebagainya.
Sepanjang dekade 70-an, Italia hampa gelar. Satu-satunya prestasi terbaik setelah 1970 adalah tampilnya Italia di semifinal Piala Dunia 1978 di Argentina. Saat itu Italia dilatih oleh Enzo Bearzot dan masih menampilkan Dino Zoff, kiper yang merebut gelar Euro 1968 sebagai penjaga gawang utama.
Era Enzo Bearzot
Menyongsong Piala Dunia 1982 yang digelar di Spanyol, kesebelasan Italia diguncang skandal setelah beberapa pemain dan klub lokal terlibat judi totonero. Di antara pemain yang terhukum adalah striker Paolo Rossi yang juga tampil di Argentina 78. Meski tidak banyak bermain di kompetisi akibat hukuman, Bearzot tetap memanggil Rossi sebagai salah satu pemain di Piala Dunia 1982. Bearzot juga masih mempertahankan Dino Zoff sebagai penjaga gawang, yang sekaligus mengukir rekor pemain tertua yang berlaga di Piala Dunia dengan usia lebih dari 40 tahun.
Italia memulai Piala Dunia dengan tidak meyakinkan setelah hanya lolos dari penyisihan Grup 1 dengan modal 3 kali seri. Di pertandingan pertama, kekuatan baru Eropa saat itu, Polandia berhasil menahan seri Italia. Tetapi, melawan tim yang dianggap kelas dua, Peru, Italia kembali hanya bisa memaksakan hasil imbang. Gol Bruno Conti dibalas Peru tujuh menit jelang pertandingan usai. Pertandingan selanjutnya lebih parah. Melawan Kamerun, yang notabene merupakan debutan di Piala Dunia, lagi-lagi Italia bermain seri 1-1. Gol dicetak oleh Francesco Graziani, striker Fiorentina pada saat itu. Mengumpulkan nilai 3 dari tiga kali imbang, poin Italia disamai oleh Kamerun. Italia beruntung punya tabungan mencetak gol yang lebih banyak daripada Kamerun.
Di babak selanjutnya, Italia tergabung bersama Grup C, grup maut yang dihuni oleh juara bertahan Argentina dan tim kuat Brasil yang diperkuat pemain handal macam Socrates dan Falcao. Italia beruntung bisa mengalahkan Argentina dengan skor 2-1. Dua gol dicetak oleh gelandang Marco Tardelli dan Antiono Cabrini. Hal itu memicu kecaman terhadap taktik Bearzot, dan stok penyerang yang dibawanya. Bearzot menerapkan taktik catenaccio, mengutamakan pertahanan yang ketat. Salah satu episode terkenal adalah penjagaan ekstraketat dari Claudio Gentile terhadap bintang Argentina, Diego Maradona.
Sebagai respon terhadap kritik, Paolo Rossi yang masuk tim secara kontroversial memperlihatkan ketajamannya, di antaranya menjebol tiga kali gawang Brazil di pertandingan kedua Grup C. Rossi membobol gawang Brazil dari menit ke-5, dan disamakan oleh Socrates pada menit ke-12. Rossi membawa Italia unggul sampai babak pertama berakhir ketika pada menit ke-25 dia mencetak gol keduanya di turnamen. Brazil membalas di babak kedua, dengan Falcao memjebol gawang Dino Zoff di menit 68. Selang 6 menit kemudian, Rossi melengkapi hattricknya dan membawa Italia unggul sampai pertandingan selesai. Kemenangan 3-2 itu membawa Italia memuncaki grup dan kembali menantang Polandia di semifinal.
Duel di semifinal yang merupakan ulangan duel di awal turnamen berhasil dimenangi Italia 2-0. Paolo Rossi mencetak gol keempat dan kelimanya di turnamen dengan memborong dua gol atas Polandia yang di antaranya diperkuat Zbigniew Boniek. Di lain pihak, Jerman Barat sukses menghempaskan Prancis lewat adu penalti setelah skor imbang 3-3. Dua partai semifinal menghasilkan pertemuan klasik antara Jerman Barat dan Italia, ulangan semifinal Piala Dunia 1970 yang seru.
Duel antar juara dua kali Piala Dunia tersebut berakhir dengan kemenangan Azzurri. Magi Rossi kembali membawa tuah bagi Italia ketika dia mencetak gol keenam di turnamen ini sekaligus membuka skor. Marco Tardelli menambah keunggulan Italia, yang dilengkapi dengan gedoran Alessandro Altobelli untuk membawa negeri spaghetti itu memimpin 3 gol. Jerman hanya memperkecil kedudukan melalui satu gol Paul Breitner. Hasil akhir 3-1 untuk kemenangan Italia. Itu menjadi titel dunia ketiga bagi Italia sekaligus menyamai raihan titel Brasil. Paolo Rossi tampil sebagai pemain terbaik turnamen dan meraih sepatu emas dengan 6 gol-nya.
Ironisnya, Italia justru tidak lolos ke putaran final Euro 1984, meski masih bermaterikan tim juara dunia dan pelatih Enzo Bearzot. Prestasi Italia juga tidak meyakinkan selama sisa dekade 80-an, dan baru bangkit pada 1990 ketika mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia. Italia terhenti di semifinal oleh Argentina bersama Diego Maradona, yang merupakan juara bertahan, dalam drama adu penalti. Di playoff, Italia berhasil mengalahkan Inggris dan merebut gelar hiburan sebagai peringkat ketiga.
Skuat Italia di Piala Dunia 1982
- Penjaga Gawang: Dino Zoff (Juventus), Ivano Bordon (Inter Milan), Giovanni Galli (Fiorentina)
- Belakang: Franco Baresi (AC Milan), Giuseppe Bergomi (Inter Milan), Antonio Cabrini (Juventus), Fluvio Collovati (AC Milan), Claudio Gentile (Juventus), Gaetano Scirea (Juventus), Pietro Vierchowod (Fiorentina)
- Gelandang: Giancarlo Antognoni (Fiorentina), Giuseppe Dossena (Torino), Giampiero Marini (Inter Milan), Gabriele Oriali (Inter Milan), Marco Tardelli (Juventus), Franco Causio (Udinese), Bruno Conti (AS Roma)
- Penyerang: Daniele Massaro (Fiorentina), Alessandro Altobelli (Inter Milan), Francesco Graziani (Fiorentina), Paolo Rossi (Juventus), Franco Selvaggi (Cagliari)
- Pelatih: Enzo Bearzot
Dekade 90-an
Pada 1994, Italia yang diperkuat bintang Juventus, Roberto Baggio dan beberapa pemain AC Milan berhasil melaju sampai final menghadapi Brasil. Baggio menjadi bintang ketika mencetak rangkaian gol penentu menuju final. Sayangnya, justru Baggio pula yang menjadi biang kekalahan Italia ketika dirinya gagal mencetak gol dalam drama adu penalti. Selain Baggio, kapten Italia dan AC Milan, Franco Baresi juga gagal. Raihan Italia kembali disalip oleh Brasil dengan empat titel.
Tahun 1996 dan 1998 adalah catatan kegagalan Italia, masing-masing di Euro 96 (yang digelar di Inggris) dan Prancis 98. Italia tersisih di penyisihan grup setelah kalah dalam selisih gol dengan Republik Ceko. Di Piala Dunia 1998, Italia gagal di tangan Prancis melalui adu penalti. Prancis kemudian meraih gelar juara Piala Dunia.
Duel antara Italia dan Prancis kembali berulang di final Piala Eropa 2000 yang digelar di Belanda-Belgia. Di final, Italia unggul 1-0 sampai menit terakhir injury time ketika penyerang Prancis Sylvain Wiltord membawa malapetaka dengan membobol gawang kiper Italia Francesco Toldo untuk memaksakan perpanjangan waktu. Di babak perpanjangan waktu, David Trezeguet berhasil mencetak gol untuk Prancis. Saat itu sistem permainan menggunakan sistem Sudden Death, sehingga Italia dipastikan kalah di final. Kekalahan tragis itu membayangi Italia di Piala Dunia 2002 setelah mereka dipukul oleh tuan rumah Korea Selatan. Pasca kekalahan di Piala Dunia 2002, kapten Paolo Maldini mengundurkan diri sekaligus mengukir rekor sebagai pemain dengan 126 caps, terbanyak sepanjang masa.
Drama berlanjut di Piala Eropa 2004. Pelatih Giovanni Trapattoni yang juga menangani Azzurri di Jepang-Korea 2002 gagal membawa Italia lolos penyisihan setelah hanya mengumpulkan nilai 5 dari tiga kali bertanding. Dua tim Skandinavia, Swedia dan Denmark menyisihkan Italia melalui hitung-hitungan selisih gol yang rumit. Kegagalan itu mengakibatkan Trapattoni mundur dan digantikan oleh Marcello Lippi.
Piala Dunia 2006
Pelatih Marcello Lippi membawa Italia lolos ke Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman. Italia lolos ke Jerman setelah menjuarai grup dalam Kualifikasi Piala Dunia, dan kemudian tergabung dalam Grup E bersama Republik Ceko, Amerika Serikat dan Ghana. Sebelum Piala Dunia, skandal kembali marak ketika dakwaan terhadap beberapa klub yang mengguncang persepak bolaan Italia digulirkan. Kasus yang populer dengan istilah calciopoli tersebut menyita konsentrasi sejumlah pemain Italia yang klubnya terlibat.
Pada pertandingan pertama, Italia berhasil mengatasi Ghana dengan skor 2-0. Andrea Pirlo dan Vincenzo Iaquinta mencetak gol-gol untuk Italia. Di pertandingan kedua, Italia bermain imbang dengan Amerika Serikat, 1-1. Alberto Gilardino mencetak gol untuk Italia sebelum Cristian Zaccardo membuat gol bunuh diri untuk membuat pertandingan imbang. Pertandingan penentuan melawan Republik Ceko berhasil dimenangkan ketika Marco Materazzi dan Filippo Inzaghi mencetak dua gol kemenangan Italia sekaligus meloloskan tim Azzurri ke babak selanjutnya.
Di fase knock-out, Italia bertemu dengan Australia yang keluar sebagai runner up Grup F. Pertandingan dimenangkan pada menit terakhir ketika Francesco Totti berhasil mengeksekusi penalti yang diberikan wasit akibat pelanggaran kepada bek Fabio Grosso oleh pemain Australia. Di perempat final, Italia menyisihkan Ukraina dengan skor 3-0. Luca Toni membuat dua gol, dan satu tambahan gol dari Gianluca Zambrotta membuat Italia melenggang ke semi final untuk pertama kalinya sejak 1994. Di semifinal, tuan rumah Jerman menantang Italia. Dalam pertandingan yang diadakan di Dortmund, kedua tim bermain terbuka dan atraktif sehingga banyak disebut sebagai pertandingan terbaik Piala Dunia. Italia mengulangi memori drama perpanjangan waktu Piala Dunia 1970, ketika jelang usai perpanjangan waktu kedua, Fabio Grosso mencetak gol mematikan dari dalam kotak penalti. Alessandro Del Piero menyempurnakan malam untuk Italia sekaligus mengirim Jerman ke playoff tempat ketiga. Di final, Italia menghadapi Prancis yang lolos setelah menyingkirkan favorit Brasil dan Portugal.
Final Piala Dunia 2006 berlangsung di Berlin. Prancis memimpin terlebih dahulu melalui penaltiZinedine Zidane setelah Florent Malouda terganjal Marco Materazzi. Tak lama kemudian, Materazzi membalas dengan mencetak gol sundulan menyambut tendangan pojok Andrea Pirlo. Materazzi pula yang menjadi aktor terusirnya bintang Prancis, Zidane, setelah dirinya ditanduk. Sampai berakhirnya dua kali perpanjangan waktu, kedua tim gagal mencetak gol dan pertandingan dilanjutkan dengan adu tendangan penalti. Kelima eksekutor Italia berhasil menyarangkan gol, sementara David Trezeguet gagal mencetak gol untuk Prancis. Italia akhirnya menjadi juara dunia untuk keempat kalinya. Italia mencatat hanya dua kali kebobolan, satu melalui gol bunuh diri Zaccardo, dan satu melalui penalti Zidane. Hasil itu membuktikan bahwa pertahanan masih menjadi tradisi Italia sesuai dengan pakem catenaccio yang mereka anut.
Skuat Italia di Piala Dunia 2006:
- Penjaga gawang: 1 Gianluigi Buffon (Juventus) 12 Angelo Peruzzi (SS Lazio) 14 Marco Amelia (AS Livorno)
- Belakang: 2 Christian Zaccardo (US Palermo) 3 Fabio Grosso (US Palermo) 5 Fabio Cannavaro (Juventus) 6 Andrea Barzagli (US Palermo) 13 Alessandro Nesta (AC Milan) 19 Gianluca Zambrotta (Juventus) 22 Massimo Oddo (SS Lazio) 23 Marco Materazzi (Inter Milan)
- Tengah: 4 Daniele De Rossi (AS Roma) 8 Gennaro Gattuso (AC Milan) 16 Mauro Camoranesi (Juventus) 17 Simone Barone (US Palermo) 20 Simone Perrotta (AS Roma) 21 Andrea Pirlo (AC Milan)
- Depan: 7 Alessandro Del Piero (Juventus) 9 Luca Toni (Fiorentina) 10 Francesco Totti (AS Roma) 11 Alberto Gilardino (AC Milan) 15 Vincenzo Iaquinta (Juventus) 18 Filippo Inzaghi (AC Milan)
- Pelatih: Marcello Lippi
Paska Piala Dunia 2006
Setelah kemenangan di Piala Dunia, Marcello Lippi mengumumkan pengunduran dirinya. Roberto Donadoni, mantan pemain AC Milan dan pelatih klub Livorno ditunjuk sebagai pengganti Lippi. Pengunduran Lippi rupanya juga diikuti mundurnya dua pilar Azzurri pada masa Lippi, Francesco Totti dan Alessandro Nesta. Hal itu menambah berat beban Donadoni untuk meloloskan Italia ke putaran final Euro 2008 di Swiss-Austria. Meski dengan awalan yang kurang sempurna, Italia akhirnya berhasil memastikan lolos ke putaran final Euro 2008 setelah memenangi laga melawan Skotlandia.
Di putaran final, Italia tergabung di Grup C bersama dua kandidat juara lainnya, Belanda dan Prancis, plus kuda hitam Rumania. Pada pertandingan pertama, Italia takluk 0-3 dari Belanda. Selanjutnya Italia ditahan Rumania 1-1 dan mengalahkan Prancis 2-0 untuk melaju ke perempat final melawan juara Grup D, Spanyol. Italia akhirnya tersingkir lewat drama adu penalti, setelah skor 0-0 bertahan hingga usai dua kali perpanjangan waktu. Spanyol yang mengalahkan Italia, akhirnya menjadi juara Piala Eropa 2008.
Buntut dari kegagalan di Piala Eropa 2008 adalah dengan dipecatnya pelatih Roberto Donadoni oleh Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). FIGC kemudian menunjuk kembali mantan pelatih tim nasional Italia di Piala Dunia 2006, Marcello Lippi, untuk menangani Italia di kualifikasi Piala Dunia 2010.
Rangkuman kompetisi
Juara Runner-up Peringkat ke–3 Peringkat ke–4
Piala Dunia
Hasil di Piala Dunia FIFA | Hasil di kualifikasi Piala Dunia FIFA | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Ronde | Posisi | Mn | M | I* | K | GM | GK | Mn | M | I | K | GM | GK | |
1930 | Tidak ikut | – | – | – | – | – | – | ||||||||
1934 | Juara | 1 | 5 | 4 | 1 | 0 | 12 | 3 | 1 | 1 | 0 | 0 | 4 | 0 | |
1938 | Juara | 1 | 4 | 4 | 0 | 0 | 11 | 5 | Lolos sebagai juara bertahan | ||||||
1950 | Babak grup | 7 | 2 | 1 | 0 | 1 | 4 | 3 | Lolos sebagai juara bertahan | ||||||
1954 | 10 | 3 | 1 | 0 | 2 | 6 | 7 | 2 | 2 | 0 | 0 | 7 | 2 | ||
1958 | Tidak lolos kualifikasi | 4 | 2 | 0 | 2 | 5 | 5 | ||||||||
1962 | Babak grup | 9 | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 2 | 2 | 2 | 0 | 0 | 10 | 2 | |
1966 | 9 | 3 | 1 | 0 | 2 | 2 | 2 | 6 | 4 | 1 | 1 | 17 | 3 | ||
1970 | Runner-up | 2 | 6 | 3 | 2 | 1 | 10 | 8 | 4 | 3 | 1 | 0 | 10 | 3 | |
1974 | Babak grup | 10 | 3 | 1 | 1 | 1 | 5 | 4 | 6 | 4 | 2 | 0 | 12 | 0 | |
1978 | Peringkat ke–4 | 4 | 7 | 4 | 1 | 2 | 9 | 6 | 6 | 5 | 0 | 1 | 18 | 4 | |
1982 | Juara | 1 | 7 | 4 | 3 | 0 | 12 | 6 | 8 | 5 | 2 | 1 | 12 | 5 | |
1986 | Babak 16 besar | 12 | 4 | 1 | 2 | 1 | 5 | 6 | Lolos sebagai juara bertahan | ||||||
1990 | Peringkat ke–3 | 3 | 7 | 6 | 1 | 0 | 10 | 2 | Lolos sebagai tuan rumah | ||||||
1994 | Runner-up | 2 | 7 | 4 | 2 | 1 | 8 | 5 | 10 | 7 | 2 | 1 | 22 | 7 | |
1998 | Perempat final | 5 | 5 | 3 | 2 | 0 | 8 | 3 | 10 | 6 | 4 | 0 | 13 | 2 | |
2002 | Babak 16 besar | 15 | 4 | 1 | 1 | 2 | 5 | 5 | 8 | 6 | 2 | 0 | 16 | 3 | |
2006 | Juara | 1 | 7 | 5 | 2 | 0 | 12 | 2 | 10 | 7 | 2 | 1 | 17 | 8 | |
2010 | Babak grup | 26 | 3 | 0 | 2 | 1 | 4 | 5 | 10 | 7 | 3 | 0 | 18 | 7 | |
2014 | 22 | 3 | 1 | 0 | 2 | 2 | 3 | 10 | 6 | 4 | 0 | 19 | 9 | ||
2018 | Tidak lolos kualifikasi | 12 | 7 | 3 | 2 | 21 | 9 | ||||||||
Total | 4 gelar | 18/20 | 83 | 45 | 21 | 17 | 128 | 77 | 102 | 71 | 24 | 7 | 213 | 64 |
- *Hasil imbang termasuk pada babak gugur dengan adu penalti.
- **Warna latar belakang emas mengindikasikan menjuarai turnamen.
- ***Warna bingkai merah mengindikasikan sebagai tuan rumah.
Rekor Italia di Piala Dunia | |||||
---|---|---|---|---|---|
Pertandingan pertama | (27 Mei 1934; Roma, Italia) | ||||
Kemenangan terbesar | (27 Mei 1934; Roma, Italia) | ||||
Kekalahan terbesar | (23 Juni 1954; Basel, Swiss) (21 Juni 1970; Mexico City, Meksiko) | ||||
Hasil terbaik | |||||
Hasil terburuk |
Piala Konfederasi
Hasil di Piala Konfederasi FIFA | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Ronde | Posisi | Mn | M | I* | K | GM | GK |
1992 | Tidak ada tim dari Eropa yang berpartisipasi | |||||||
1995 | Tidak lolos | |||||||
1997 | ||||||||
1999 | ||||||||
2001 | ||||||||
2003 | Tidak ikut[3] | |||||||
2005 | Tidak lolos | |||||||
2009 | Babak grup | 5 | 3 | 1 | 0 | 2 | 3 | 5 |
2013 | Peringkat ketiga | 3 | 5 | 2 | 2 | 1 | 10 | 10 |
2017 | Tidak lolos | |||||||
Total | Peringkat ketiga | 2/10 | 8 | 3 | 2 | 3 | 13 | 15 |
- *Imbang termasuk pertandingan babak gugur yang ditentukan dengan adu penalti.
Rekor Italia di Piala Konfederasi | |||||
---|---|---|---|---|---|
Pertandingan Pertama | |||||
Kemenangan Terbesar | |||||
Kekalahan Terbesar | |||||
Hasil Terbaik | Peringkat Ketiga pada Piala Konfederasi FIFA 2013
| ||||
Hasil Terburuk | Peringkat ke-5 pada Piala Konfederasi FIFA 2009
|
Kejuaraan Eropa
Hasil di Kejuaraan Eropa | Hasil di kualifikasi Kejuaraan Eropa | ||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Fase | Posisi | Mn | M | I* | K | GM | GK | Mn | M | I | K | GM | GK | |
1960 | Tidak berpartisipasi | ||||||||||||||
1964 | Tidak terkualifikasi | 4 | 2 | 1 | 1 | 8 | 3 | ||||||||
1968 | Juara | 1 | 3 | 1 | 2 | 0 | 3 | 1 | 8 | 6 | 1 | 1 | 21 | 6 | |
1972 | Tidak terkualifikasi | 6 | 4 | 3 | 1 | 13 | 6 | ||||||||
1976 | 6 | 2 | 3 | 1 | 3 | 3 | |||||||||
1980 | Tempat ke-empat | 4 | 4 | 1 | 3 | 0 | 2 | 1 | Lolos sebagai tuan rumah | ||||||
1984 | Tidak terkualifikasi | 8 | 1 | 3 | 4 | 6 | 12 | ||||||||
1988 | Semi final | 3 | 4 | 2 | 1 | 1 | 4 | 3 | 8 | 6 | 1 | 1 | 16 | 4 | |
1992 | Tidak terkualifikasi | 8 | 3 | 4 | 1 | 12 | 5 | ||||||||
1996 | Babak grup | 10 | 3 | 1 | 1 | 1 | 3 | 3 | 10 | 7 | 2 | 1 | 20 | 6 | |
2000 | Runner-up | 2 | 6 | 4 | 1 | 1 | 9 | 4 | 8 | 4 | 3 | 1 | 13 | 5 | |
2004 | Babak grup | 9 | 3 | 1 | 2 | 0 | 3 | 2 | 8 | 5 | 2 | 1 | 17 | 4 | |
2008 | Perempat final | 8 | 4 | 1 | 2 | 1 | 3 | 4 | 12 | 9 | 2 | 1 | 22 | 9 | |
2012 | Runner-up | 2 | 6 | 2 | 3 | 1 | 6 | 7 | 10 | 8 | 2 | 0 | 20 | 2 | |
2016 | Perempat final | 5 | 5 | 3 | 1 | 1 | 6 | 2 | 10 | 7 | 3 | 0 | 16 | 7 | |
2020 | TBD | ||||||||||||||
Total | 1 gelar | 9/15 | 38 | 16 | 16 | 6 | 39 | 27 | 106 | 64 | 30 | 14 | 187 | 72 |
- *Hasil imbang termasuk pada babak gugur dengan adu penalti.
- **Warna latar belakang emas mengindikasikan menjuarai turnamen.
- ***Warna bingkai merah mengindikasikan sebagai tuan rumah.
Rekor Italia di Kejuaraan Eropa | |||||
---|---|---|---|---|---|
Pertandingan pertama | (5 Juni 1968; Napoli, Italy) | ||||
Kemenangan terbesar | |||||
Kekalahan terbesar | (1 Juli 2012; Kiev, Ukraina) | ||||
Hasil terbaik | |||||
Hasil terburuk |
Liga Negara UEFA
Hasil di Liga Negara UEFA | ||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tahun | Divisi | Babak | Pos | Mn | M | I | K | GM | GK | |
2018–19 | A | Babak grup | 2 | 4 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 | |
2020–21 | A | Akan ditentukan | ||||||||
Total | — | 1/1 | 4 | 1 | 2 | 1 | 2 | 2 |
Skuat
Skuat saat ini
Para pemain berikut dipanggil untuk pertandingan Liga Negara UEFA 2020-21 melawan Bosnia pada 4 September 2020 dan melawan Belanda pada tanggal 7 September 2020.[4]
Penampilan dan gol diperbarui pada: 7 September setelah pertandingan melawan Belanda.
# | Pos. | Nama Pemain | Tanggal lahir (umur) | Tampil | Gol | Klub |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | GK | Salvatore Sirigu | 12 Januari 1987 | 24 | 0 | Torino |
12 | GK | Alessio Cragno | 28 Juni 1994 | 0 | 0 | Cagliari |
21 | GK | Gianluigi Donnarumma | 25 Februari 1999 | 18 | 0 | Milan |
2 | DF | Giovanni Di Lorenzo | 4 Agustus 1993 | 2 | 0 | Napoli |
3 | DF | Giorgio Chiellini | 14 Agustus 1984 | 104 | 8 | Juventus |
4 | DF | Leonardo Spinazzola | 25 Maret 1993 | 9 | 0 | Roma |
5 | DF | Danilo D'Ambrosio | 09 September 1988 | 4 | 0 | Internazionale |
13 | DF | Gianluca Mancini | 17 April 1996 | 3 | 0 | Roma |
15 | DF | Francesco Acerbi | 10 Februari 1988 | 7 | 1 | Lazio |
16 | DF | Alessandro Florenzi | 11 Maret 1991 | 36 | 2 | Roma |
19 | DF | Leonardo Bonucci (wakil kapten) | 1 Mei 1987 | 97 | 7 | Juventus |
6 | MF | Bryan Cristante | 3 Maret 1995 | 8 | 0 | Roma |
7 | MF | Lorenzo Pellegrini | 19 Juni 1996 | 13 | 1 | Roma |
8 | MF | Jorginho | 20 Desember 1991 | 23 | 4 | Chelsea |
11 | MF | Nicolò Zaniolo | 2 Juli 1999 | 7 | 2 | Roma |
18 | MF | Nicolò Barella | 7 Februari 1997 | 14 | 4 | Internazionale |
20 | MF | Manuel Locatelli | 8 Januari 1998 | 1 | 0 | Sassuolo |
9 | FW | Andrea Belotti | 20 Desember 1993 | 28 | 9 | Torino |
10 | FW | Lorenzo Insigne | 4 Juni 1991 | 36 | 7 | Napoli |
14 | FW | Federico Chiesa | 25 Oktober 1997 | 19 | 1 | Fiorentina |
17 | FW | Ciro Immobile | 20 Februari 1990 | 41 | 10 | Lazio |
22 | FW | Moise Kean | 28 Februari 2000 | 5 | 2 | Everton |
23 | FW | Francesco Caputo | 6 Agustus 1987 | 0 | 0 | Sassuolo |
Sebelumnya
Berikut merupakan para pemain yang pernah dipanggil ke dalam skuat Italia dalam dua belas bulan terakhir dan masih dapat berpartisipasi untuk seleksi.
Pos. | Nama pemain | Tanggal lahir (usia) | Tampil | Gol | Klub | Panggilan terakhir |
---|---|---|---|---|---|---|
GK | Mattia Perin | 10 November 1992 | 2 | 0 | Juventus | v. Polandia, 14 Oktober 2018 |
DF | Cristiano Piccini | 26 September 1992 | 2 | 0 | Valencia | v. Polandia, 14 Oktober 2018 |
DF | Lorenzo Tonelli | 17 Januari 1990 | 0 | 0 | Sampdoria | v. Polandia, 14 Oktober 2018 |
DF | Davide Zappacosta | 11 Juni 1992 | 13 | 0 | Chelsea | v. Portugal, 10 September 2018 |
DF | Mattia Caldara | 5 Mei 1994 | 2 | 0 | Milan | v. Portugal, 10 September 2018 |
DF | Manuel Lazzari | 29 November 1993 | 1 | 0 | SPAL | v. Portugal, 10 September 2018 |
DF | Matteo Darmian | 2 Desember 1989 | 36 | 1 | Manchester United | v. Inggris, 27 Maret 2018 |
DF | Angelo Ogbonna | 23 Mei 1988 | 13 | 0 | West Ham United | v. Inggris, 27 Maret 2018 |
DF | Gian Marco Ferrari | 15 Mei 1992 | 0 | 0 | Sassuolo | v. Inggris, 27 Maret 2018 |
MF | Giacomo Bonaventura | 22 Agustus 1989 | 14 | 0 | Milan | v. Polandia, 14 Oktober 2018 |
MF | Bryan Cristante | 3 Maret 1995 | 6 | 0 | Roma | v. Portugal, 10 September 2018 |
MF | Marco Benassi | 8 September 1994 | 0 | 0 | Fiorentina | v. Portugal, 10 September 2018 |
MF | Daniele Baselli | 12 Maret 1992 | 1 | 0 | Torino | v. Belanda, 4 June 2018 |
MF | Rolando Mandragora | 29 Juni 1997 | 1 | 0 | Udinese | v. Belanda, 4 Juni 2018 |
MF | Claudio Marchisio | 19 Januari 1986 | 55 | 5 | Zenit | v. Arab Saudi, 28 Mei 2018 INJ |
MF | Marco Parolo | 25 Januari 1985 | 36 | 0 | Lazio | v. Inggris, 27 Maret 2018 |
FW | Leonardo Pavoletti | 26 November 1988 | 1 | 1 | Cagliari | v. Finlandia, 23 Maret 2019 |
FW | Vincenzo Grifo | 7 April 1993 | 1 | 0 | 1899 Hoffenheim | v. Finlandia, 23 Maret 2019 |
FW | Matteo Politano | 3 Agustus 1993 | 3 | 1 | Internazionale | v. Finlandia, 23 Maret 2019 |
FW | Kevin Lasagna | 10 Agustus 1992 | 3 | 0 | Udinese | v. Finlandia, 23 Maret 2019 |
FW | Pietro Pellegri | 17 Maret 2001 | 0 | 0 | Monaco | v. Polandia, 7 September 2018 INJ |
FW | Antonio Candreva | 28 Februari 1987 | 54 | 7 | Internazionale | v. Belanda, 4 Juni 2018 |
FW | Simone Verdi | 12 Juli 1992 | 4 | 0 | Napoli | v. Belanda, 4 Juni 2018 |
Referensi
- ^ "The FIFA/Coca-Cola Men's World Ranking". FIFA. 19 September 2024. Diakses tanggal 19 September 2024.
- ^ Peringkat Elo berubah dibandingkan dengan satu tahun yang lalu."World Football Elo Ratings". eloratings.net. 19 Januari 2024. Diakses tanggal 19 Januari 2024.
- ^ Sebagai runner-up UEFA Euro 2000.
- ^ "Archived copy". Diakses tanggal 27 August 2020.
Pranala luar
- Italian Football Federation (Official news about the national team)
- Italy on FIFA.com
- RSSSF archive of international results 1910—
- RSSSF archive of most capped players and highest goalscorers
- RSSSF archive of coaches 1910—
- Planet World Cup archive of results in the World Cup
- Planet World Cup archive of squads in the World Cup
- Planet World Cup archive of results in the World Cup qualifiers
- Forza Azzurri Statistics — A comprehensive Statistics archive