Entisol
Entisol termasuk kategori tanah yang masih muda, dikarenakan baru dalam tahap permulaan perkembangan tanah. Kata Entisol sendiri berasal dari kata Ent yang artinya recent atau baru. Tanah entisol memiliki karakteristik utama yaitu bahan mineral tanah masih belum terbentuk menjadi horison pedogenik yang berwujud. Entisol terbentuk di bagian lapisan atmosfer dengan bahan utama dari hasil pengendapan material baru atau di daerah dengan laju erosi atau pengendapan yang lebih cepat dibanding laju pertumbuhan tanah. Seperti dataran tinggi, lereng curam dan dunes. Tanah di daerah ini menunjukkan sedikit adanya perkembangan horison dan lebih mirip dengan material dalam timbunan pasir yang masih baru.[1]
Sedangkan karakteristik umum tanah entisol yaitu, tanahnya yang masih baru dalam tahap berkembang, belum ada tanda-tanda perkembangan pada horison tanah, terrmasuk dalam tanah yang berada di bagian atas batuan induk, dan tanahnya berkembang dari material baru. Tanah entisol terbagi menjadi beberapa kelompok, yaitu regosol, litosol dan aluvial. Bentuk tanah ini dapat ditemukan di berbagai kondisi lingkungan, karena entisol sendiri persebarannya sekitar 16% di permukaan lahan di bumi tidak termasuk di lahan es. Entisol memiliki kadar lempung serta bahan organik yang rendah, sehingga daya tahan airnya rendah, dengan struktur berbutir dan sarang, hal inilah yang menyebabkan entisol mudah melewatkan air serta menyebabkan air mudah hilang karena terjadinya perkolasi. Tanah entisol biasanya terdapat di wilayah alluvial atau daerah endapan seperti sungai, pantai, atau rawa-rawa. Hal inilah yang menyebabkan tanah entisol disebut sebagai tanah aluvial.[1]
Referensi
- ^ a b "Tanah Entisol : Pengertian,Ciri, Karakteristik dan Pemanfaatan". IlmuGeografi.com. 2015-11-16. Diakses tanggal 2021-10-16.